RUU Hukum Terapan Peradilan Agama Bidang Perkawinan

pihak suami apakah isteri dapat mengajukan gugat cerai? Dalam UUP tidak diatur. Mengenai keterangan dari dokter diharapkan dokter yang benar-benar independen jadi tidak ada kolusi antara suami dengan dokter tersebut.

2. RUU Hukum Terapan Peradilan Agama Bidang Perkawinan

Ada beberapa hal yang melatar belakangi adanya RUU ini diantaranya sebagai dasar atau landasan pengambilan keputusan Hukum Materil PA, Pengadilan Agama adalah salah satu dari empat peradilan di lingkup peradilan di Indonesia, tetapi belum memiliki rujukan hukum materil yang seragam yang mengikat. Padahal lembaga ini adalah lembaga peradilan pertama di nusantara ironis memang. 107 Selama ini PA menggali hukum materilnya secara berserak dari kitab fikih klasik. 108 Sejak 1991 memang sudah ada KHI, tapi KHI hanya Inpres jadi kurang mengikat kata Rifyal Ka’bah. 109 Draf RUU ini disusun oleh Badan Pembinaan dan Pengkajian Hukum Islam Departemen Agama. Tim Penyusunnya diketuai oleh Direktur Jenderal Bimbingan Islam dan Urusan Haji Taufik Kamil. Dari sisi materi draf RUU ini tidak jauh dari KHI. 107 Pelanggar Poligami Dapat Dihukum Penjara, artikel diakses 30 Agusttus 2007, dari http: www. Gatra. Com2003-11-27. h. 1. 108 Ibid., h.1. 109 Ibid., h.1. Mengenai aturan poligami dalam draf RUU ini ditambahkan ketentuan pidana bagi seseorang yang melaksanakan poligami tidak sesuai prosedur yang ada. Dalam RUU tersebut disebutkan bahwa” Tanpa izin isteri pertama, suami yang beristeri lebih dari satu dapat dikategorikan melakukan tindak pidana, ancamannya adalah 3 bulan penjara dan denda 3 juta. 110 Selain pelaku poligami pihak yang melaksanakan perkawinan dalam hal ini KUA juga ada sanksi pidananya. Bagi petugas KUA yang menikahkan sekaligus menerbitkan buku nikah diancam dengan hukuman penjara satu tahun dan denda 3 Juta. 111 Dengan adanya ketentuan pidana yang lebih berat diharapkan dapat meningkatkan hukum Indonesia artinya kepastian hukum di Indonesia benar-benar ditegakkan. Hal ini sebenarnya merupakan langkah maju dimana selama ini pasal- pasal poligami ibarat pasal banci, ketentuan ada tapi sangsinya tak jelas. 112 RUU ini mendapat sorotan yang tajam dari aktivis perempuan yaitu Musdah Mulia, yang mengatakan RUU ini harus dikaji kembali, karena banyak hal dalam RUU ini yang 110 Ibid., h.1. 111 Ibid., h.1. 112 Ibid., h.1. bias gender dan merugikan kaum perempuan. 113 Beliau juga keberatan kalau RUU ini hanya bertujuan memberi hukum terapan bagi KHI, karena KHI yang disusun tahun 1985 sampai saat ini belum memiliki landasan hukum terapan sehingga penggunaanya tidak mengikat Peradilan Agama. 114 RUU ini haruslah berdasarkan prinsip keadilan yang meliputi adil gender, memperhatikan hak asasi manusia, pluralisme agama, menganut asas demokrasi dan kemaslahatan warga negara. 115 Sedangkan Ies Marcus mengkritisi cara berpikir RUU ini yang masih menggunakan paradigma Fikih klasik yang membagi ruang publik dan domestik secara tegas. 116 Di lain pihak Hasyim Muzadi Ketua PBNU mempertanyakan implikasi dari RUU ini yang akan melemahkan bangunan kebangsaan yang dianut.

3. Amandemen UU Perkawinan LBH APIK