Macam-Macam Aliran Feminisme DESKRIPSI UMUM TENTANG FEMINISME

53

C. Macam-Macam Aliran Feminisme

Meskipun para feminis memiliki kesadaran yang sama tentang ketidak adilan terhadap kaum wanita didalam keluarga ataupun masyarakat, tetapi mereka berbeda pendapat dalam menganalisis sebab-sebab terjadinya ketidak adilan serta target dan bentuk perjuangan mereka. Perbedaan tersebut mengakibatkan lahirnya beberapa aliran dalam pemikiran kalangan feminis, hal tersebut mengakibatkan lahirnya beberapa aliran feminisme. Secara garis besar aliran-aliran itu antara lain Feminisme Liberal, Feminisme Marxis, Feminisme Radikal dan Feminisme Sosialis. Pada tahun 1980-an muncul satu aliran baru feminisme yang disebut dengan Ekofeminisme, aliran ini cenderung menerima perbedaan antara laki-laki dan perempuan, mempercayai bahwa perbedaan gender bukan semata-mata konstruksi sosial budaya tetapi juga intrinsik. 17 Adapun penjelasan mengenai aliran-aliran feminisme tersebut yaitu sebagai berikut: Pertama, Feminisme liberal, aliran ini beranggapan bahwa semua manusia laki-laki dan perempuan diciptakan seimbang, serasi, dan mestinya tidak terjadi penindasan antara satu dan lainnya, aliran ini meyakini faham liberalisme. Feminisme liberal memberikan landasan teoritis akan persamaan perempuan dalam potensi rasionalitasnya dengan laki-laki. Namun, berhubung perempuan ditempatkan pada 17 Siti Muslikhati. Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan Islam Jakarta: Gema Insani Press, 2004, h. 31 54 posisi tergantung pada suami dan kiprahnya dalam sektor domestik, maka yang lebih dominan tumbuh pada perempuan adalah aspek emosional ketimbang rasional. 18 Dasar perjuangan aliran ini adalah menuntut kesempatan dan hak yang sama, karena perempuan perempuan adalah makhluk rasional, aliran ini tidak mempersoalkan struktur penindasan yang diakibatkan dari ideologi patriarki dan struktur ekonomi yang didominasi oleh kaum laki-laki, aliran ini beranggapan keterbelakangan perempuan diakibatkan oleh kesalahannya sendiri. Aliran feminisme liberal saat ini sangat dominan, dan menjadi dasar teori moderenisasi dan pembangunan. Bagi kalangan feminisme liberal, perbedaan antara tradisional dan modern adalah pusat masalah. Dalam perspektif feminis liberal, kaum perempuan dianggap sebagi masalah ekonomi modern atau partisipasi politik.mereka beranggapan bahwa keterbelakangan perempuan diakibatkan karena akibat dari kebodohan dan sikapa irasional, serta teguh pada nilai-nilai tradisional. Industrialisasi dan modernisasi adalah jalan untuk meningkatkan status perempuan, karena akan mengurangi akibat ketidak setaraan kekuatan biologis antara laki-laki dan perempuan. 19 Kedua, Feminisme Marxis aliran ini menghilangkan struktur kelas dalam masyarakat berdasarkan jenis kelamin dengan melontarkan isu bahwa ketimpangan 18 Euis Amalia, Pengantar Kajian Gender, h. 95 19 Mansour Fakih, dkk, Membincang Feminisme Diskursus Gender Perspektif Islam, h. 39 55 peran antara kedua jenis kelamin itu sesungguhnya disebabkan oleh faktor budaya alam. Aliran ini menolak anggapan tradisional dan para teolog, bahwa status perempuan lebih rendah daripada laki-laki, karena faktor biologis dan latar belakang masalah. 20 Kaum feminisme marxis selalu menempatkan isu perempuan dalam kerangka kritik terhadap kapitalisme dan menganggap penyebab penindasan perempuan bersifat struktural akumulasi capital dan divisi kerja internasional. Solusi yang ditawarkan oleh kalangan feminisme marxis adalah dengan revolusi atau memutuskan hubungan dengan kapitalis internasional dan menciptakan sistem sosialis. Mereka menganggap dengan sistem inilah yang akan memberiakan keadilan pada perempuan dan manusia secara umum. Disisi lain mereka berpendapat bahwa denga hanya melakukan revolusi saja dinilai hal ini tidak akan cukup untuk mewujudkan persamaam, menurut Friedrich Engels, perempuan akan mencapai keadaan keseimbangan yang sejati apabila urusan domestik urusan runah tangga kaum perempuan ditranspormasikan menjadi industry sosial, dan urusan menjaga dan mendidik anak menjadi urusan umum. Bagi teori marxis klasik, perubahab status perempuan akan terjadi melalui revolusi sosialis dengan menghapuskan pekerjaan domestik melalui industrialisasi. 21 20 Euis Amalia, Pengantar Kajian Gender, h 99 21 Siti Muslikhati, Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan Islam, h,34 56 Kaum Marxis berpendapat bahwa Negara memiliki kemampuan untuk memelihara kesejahteraan, namun disisi lain, negara bersifat kapitalisme yang menggunakan sistem perbudakan kaum wanita sebagai pekerja. Ketiga, Feminisme Radikal trend ini muncul sejak pertengahan tahun 1970-an di mana aliran ini menawarkan ideologi perjuangan separatisme perempuan. Pada sejarahnya, aliran ini muncul sebagai reaksi atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin di Barat pada tahun 1960-an, utamanya melawan kekerasan seksual dan industri pornografi. Pemahaman penindasan laki-laki terhadap perempuan adalah satu fakta dalam sistem masyarakat yang sekarang ada. Dan gerakan ini adalah sesuai namanya yang Radikal”. 22 Kelompok ini beranggapan bahwa penindasan perempuan sejak awal adalah dominasi laki-laki, dimana penguasaan fisik perempuan oleh laki-laki sebagai bentuk dasar penindasan. Dalam menjelaskan penyebab penindasan perempuan aliran ini menggunakan pendekatan historis, dimana patriarki dianggap sebagai masalah universal dan mendahului segala bentuk penindasan. Bagi kaum perempuan radikal revolusi terjadi pada setiap individu perempuan dan dapat terjadi hanya pada perempuan yang mengambil aksi untuk mengubah gaya hidup, pengalaman dan hubungan mereka sendiri. Penindasan perempuan adalah masalah subjektif individual 22 . Artikel diakses dari http:id.wikipedia.orgwikiFeminisme, pada tanggal 17 Februari 2011 57 perempuan, hal ini bertentangan dengan pendapat yang diyakini kalanga feminisme Marxis yang menilai penindasan perempuan sebagai realitas obyektif. 23 Keempat, Feminisme Sosialis , aliran ini berpendapat bahwa “tak ada sosialisme tanpa pembebasan perempuan, tak ada pembebasan perempuan tanpa sosialisme”. 24 Aliran ini merupakan sintetis dari feminisme Marxis dan feminisme liberal. Asumsi yang digunakan feminisme sosialis adalah bahwa hidup dalam masyarakat kapitalis bukan satu-satunya penyebab utama keterbelakangan perempuan, berbeda dengan feminisme liberal yang memusatkan perhatian pada proses ditingkat mikro atau feminis radikal yang memusatkan perhatian hanya pada masalah seksualitas, kaum feminis sosialis mengaitkan dominasi laki-laki pada proses kapitalisme. Feminisme sosialis mengkritik kaum feminis liberal karena tidak dapat mengaitkan patriarki dengan proses kapitalisme dan sistem produksi masyarakat. Aliran ini lebih memperhatikan keanekaragaman bentuk patriarki dan pembagian kerja seksual karena menurut mereka kedua hal ini tidak bisa dilepaskan dari aktivitas produksi masyarakat. Gerakan feminisme Sosialis lebih difokuskan pada penyadaran kaum perempuan akan posisi mereka yang tertindas. Menurut kalangan feminisme marxis 23 Mansour Fakih, dkk, Membincang Feminisme Diskursus Gender Perspektif Islam, h. 39-40 24 Artikel diakses dari http:id.wikipedia.orgwikiFeminisme, pada tanggal 17 Februari 2011 58 banyak perempuan yang tidak sadar bahwa mereka adalah kelompok yang ditindas oleh system yang partiarki. 25

D. Feminisme Dalam Islam