pembagian hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian berdasarkan proporsi modal masing-
masing.
F. Non Performing Financing NPF
Non Performing Financing NPF merupakan rasio antara pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan pada bank syariah. Dalam laporan keuangan
biasanya NPF bank syariah menggunakan persentase dalam melaporkan tingkat NPF- nya namun dalam penelitian ini yang digunakan adalah jumlah yang tertera dalam
laporan keuangan bank syariah.
G. Penelitian Sebelumnya
Sebagai landasan dalam penelitian mengenai dampak instrumen moneter syariah terhadap kinerja perbankan syariah, penulis menggunakan beberapa penelitian
yang dulu pernah dilakukan. Penelitian yang berkaitan dengan instrumen moneter syariah sudah dilakukan oleh
beberapa orang peneliti, antara lain: 1 Sri Widyastuti 2009 dan Deky Anwar 2006 dalam penelitiannya yang
mengambil judul analisis dampak transaksi instrumen moneter syariah terhadap kinerja perbankan syariah di Indonesia mencoba mencari tahu
dampak yang ditimbulkan akibat transaksi instrumen moneter syariah terhadap kinerja perbankan di Indonesia selama periode 2001-2006. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah SWBI dan PUAS sebagai variabel dependen dan pembiayaan, aset, dan pihak ketiga, dan NPF sebagai variabel
independent. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel independen kinerja perbankan syariah lebih cepat meredam shock yang terjadi pada
intrumen moneter SWBI dibandingkan dengan PUAS. Dan variabel aset dan
NPF lebih berperan dalam dominasi transaksi SWBI sedangkan yang mendominasi dalam transaksi instrumen moneter PUAS adalah aset dan NPF.
2 Indah Nurfitri Adi 2006 dalam penelitiannya yang mengambil judul analisis pengaruh penempatan dana pada SWBI dan PUAS terhadap FDR Financing
To Deposits Ratio Perbankan Syariah di Indonesia mencoba menganalisis pengaruh antara SWBI dan PUAS sebagai variabel dependen dan FDR
Financing To Deposits Ratio sebagai variabel independent. Hasil penelitian ini secara bersama-sama SWBI dan PUAS memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap FDR, namun secara parsial hanya variabel SWBI yang signifikan terhadap FDR.
3 Amin Budi Pramuharjdo 2005 dalam penelitiannya yang berjudul analisis pengaruh kebijakan moneter terhadap deposito, pembiayaan, dan likuiditas
perbankan syariah di Indonesia mencoba menganalisis instrumen-instrumen moneter seperti Sertifikat Bank Indonesia SBI, dan variabel-variabel
makroekonomi seperti inflasi, GDP riil, dan pangsa pasar bank syariah terhadap bank konvensional sebagai variabel independen, sedangkan variabel
dependentnya adalah kinerja perbankan syariah yakni, jumlah deposito, tingkat likuiditas dan pembiayaan perbankan syariah. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap deposito, likuiditas, dan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia,
sedangkan pangsa pasar bank syariah terhadap bank konvensional berpengaruh positif.
H. Kerangka Pemikiran