menjaga stabilitas moneter, Bank Indonesia menyerap kelebihan likuiditas bank-bank syariah melalui penerbitan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWBI.
2. Perkembangan Bank Syariah Saat Ini
Perkembangan bank syariah saat ini tumbuh cukup baik, hal ini dipengaruhi oleh tiga sebab, pertama, bank syariah lebih baik dalam mempertahankan kinerjanya
dibanding bank konvensional saat krisis ekonomi berlangsung. Kedua, turunnya kinerja perbankan konvensional ini menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat
terhadap sistem bank konvensional, maka hal ini menjadi titik tolak bagi pelaku perbankan untuk menggunakan sistem perbankan syariah. Ketiga, melihat
perkembangan riil bank syariah membuat beberapa bank konvensional membuka bank syariah.
Hingga September tahun 2009 jumlah bank-bank syariah umum dan bank umum yang membuka cabang bank syariah tercatat di Bank Indonesia berjumlah lima
buah bank umum syariah yaitu, Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Bukopin Syariah. Pada akhir
September 2009 tercatat 660 jumlah kantor bank syariah dan 24 Unit Usaha Syariah dengan jumlah kantor sebanyak 264 buah Bank Indonesia : 2009.
Dilihat dari pembiayaan bank syariah pada September 2009 menunjukkan pembiayaan mencapai Rp 44 triliun dibandingkan dengan tahun 2004 yang hanya
sebesar Rp 12 Triliun Bank Indonesia : 2009. Dilihat dari komposisi pembiayaan minat bank syariah masih terfokus pada pembiayaan murabahah dibandingkan dengan
pembiayaan jenis mudharabah dan musyarakah. Hal ini menunjukkan kehati-hatian dalam pembiayaan mudharabah maupun musyarakah. Kenyataan ini disebabkan,
pertama , menurun dan rendahnya pembiayaan mudharabah bank syariah disebabkan
tingginya resiko pembiayaan dimana bank syariah menyediakan dana 100 dan bila
terjadi kerugian maka bank yang harus menanggung kerugian tersebut. Sedangkan rendahnya pembiayaan musyarakah disebabkan selain bank menyediakan kesepakatan
juga tidak adanya lembaga penjamin yang meminimalisir resiko ketidakpastian usaha pada saat proses penggunaan dana, sehingga dengan keberadaan lembaga penjamin,
besarnya laba bias diprediksikan. Kedua, belum lengkapnya peraturan perundangan yang mengakomodir adanya moral hazard di kalangan pengguna dana
Sudarsono:2003. Sementara itu, jumlah aset dan DPK terus menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya, hal ini membuktikan tingkat kepercayaan yang terus meningkat di kalangan masyarakat seiring dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Ada
beberapa faktor yang mendorong dan mempengaruhi perkembangan bank syariah, selengkapnya dapat dilihat dari gambar 4.1.
Gambar 4.1 Faktor Pendorong Perkembangan Bank Syariah
Perbankan syariah yang
sehat dan sejalan dengan
kebutuhan
Pengurus dan Pemilik
- Integritas dan Kompetensi
-
Kepatuhan pada prinsip Syariah
-
Kepatuhan terhadap prudential regulation
Regulator, Pengawas, dan Badan Lainnya - BI: Perijinan, Pengaturan, dan Pengawasan
- DSN: Fatwa Kegiatan Usaha dari DPS - IAI, PSAK, PAPSI, Pedoman Audit
- Badan Arbitrasi - Dan Lain-lain
Infraskturktur
- Kondisi Makro Ekonomi - Sektor Riil
- Fiskal dan Luar Negeri
KompetitorSubtitusi - Perbankan Konvensional
- Lembaga Keuangan Lainnya
NasabahMasyarakat - Integritas
- Kompetensi - Loyalitas
Sumber: Sudarsono 2002, sebagaimana Harisman 2003
B. Analisis Dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif