Assets Dan Liability Management Pada Bank Syariah

Sumber : Buchori 2002 Apabila saldo rekening giro bank atau UUS tidak cukup untuk menyelesaikan transaksi sehingga transaksi penitipan dana dibatalkan, maka bank atau UUS dikenakan sanksi administratif berupa surat peringatan. Jika pembatalan transaksi penitipan dana terjadi lebih dari dua kali dalam dalam kurun waktu enam bulan, selain dikenakan sanksi administratif, bank atau UUS dikenakan pula sanksi kewajiban membayar sebesar 0,1 dari kekurangan transaksi. Bank atau UUS yang mengambil titipan dana sebelum jatuh waktu tidak diberikan bonus dan dikenakan sanksi kewajiban membayar sebagai berikut: Jumlah Dana Titipan Biaya Administrasi Rp 500 juta s.d Rp 100 Miliar Rp 100 Miliar s.d Rp 500 Miliar Rp 500 Miliar Rp 5 juta Rp 10 juta Rp 15 juta Sumber : Buchori 2002

C. Assets Dan Liability Management Pada Bank Syariah

Sebagaimana dengan bank konvensional, bank syariah pun merupakan lembaga intermediasi antara penabung dan investor. Perbedaan pokok antara bank syariah dan bank konvensional terletak pada dominasi prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko profit and loss sharing yang melandasi sistem operasionalnya. Hal ini antara lain tercermin pada beberapa karakteristik berikut: • Berbeda dengan bank konvensional, bank islam hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan wadiah, tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal dari deposito. Bank Islam juga tidak menjamin pembagian keuntungan atas deposito. Mekanisme pangaturan realisasi pembagian keuntungan final atas deposito pada bank syariah tergantung pada kinerja bank, tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasarkan tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performancenya. • Sistem operasional bank Islam berdasarkan berdasarkan pada sistem equity di mana setiap modal adalah berisiko. Oleh karena itu hubungan kerja sama antara bank Islam dengan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko. • Dalam menggunakan kegiatan pembiayaan bank Islam menggunakan model pembiayaan Syariah yaitu PLS dan non-PLS. Sehubungan dengan itu bank Islam melakukan pooling dana-dana nasabah dan berkewajiban menyediakan manajemen investasi yang professional. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka risiko yang dihadapi oleh bank Islam lebih terfokus pada risiko likuiditas dan risiko kredit dan tidak akan pernah mengalami risiko karena fluktuasi tingkat bunga. Likuiditas bank syariah banyak bergantung pada: a. Tingkat kelabilan Volatility dari simpanan nasabah b. Kepercayaan pada dana-dana non-PLS c. Kompetensi teknis yang berhubungan dengan pengaturan struktur liabilitas d. Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas. e. Akses kepada pasar antar bank dan sumber dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last resort dari Bank Sentral. Teknik duration gap management dapat diaplikasikan oleh bank Islam, bukan dalam rangka menghindari risiko tingkat bunga, melainkan untuk mengatur cash flow atau mengendalikan likuiditasnya. Kualitas earning assets bank Islam akan bergantung pada beberapa hal berikut: a. Level, distribusi dan tingkat kesulitan dari aset yang diklasifikasikan b. Level dan komposisi dari berkurangnya nilai aset c. Kecukupan dari cadangan penilaian kembali d. Bukti adanya kemampuan untuk mengadministrasikan dan memperoleh kembali kredit bermasalah. Hasil akhir dari manajemen aset liabilitas itu akan bermuara pada kemampuan untuk menutup kerugian dan penyediaan kecukupan modal, trend pendapatan yang semakin baik, kompetitif terhadap peer group-nya, dan kualitas dan komposisi pendapatan bersih yang semakin baik. Assets Liability management bank Islam lebih banyak bertumpu pada kualitas aset, dan hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan kualitas pengelolaan liabilitasnya. Kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai professional investment manager akan sangat menentukan kualitas aset yang dikelolanya. Teknik fund gap management tidak relevan untuk digunakan sebagai alat manajemen aset liabilitas bank Islam, karena bank Islam tidak berurusan dengan risiko tingkat bunga Zainul Arifin 132:2006.

D. Dana Pihak Ketiga DPK Bank Syariah