Evaluasi Algoritma Semut Perancangan Simulasi .1 Inisialisasi

26 akan menjadi tur terbaik. Dari analisa terhadap algoritma Semut ini, beberapa hal yang penting adalah: 1. Dalam pemilihan kota berdasarkan nilai probabilitas diperlukan nilai parameter q yang merupakan sebuah bilangan acak dimana 0 ≤ q ≤ 1. 2. Setiap semut harus memiliki daftar semut untuk menyimpan hasil turnya masing-masing. Daftar semut berisi kumpulan sisi dan simpul yang merupakan bagian dari tur setiap semut. Nilai dari masing-masing daftar semut akan dikosongkan kembali setiap kali semut akan memulai turnya. 3. Proses perbaikan jejak feromon dipengaruhi oleh dua parameter yaitu ρ suatu koefisien yang bernilai antara 0 sampai 1 dan Δτ didapat dari hasil perkalian antara panjang tur dengan jumlah simpul yang ada pada graf tersebut.

3.3.6 Implementasi TSP dengan Algoritma Semut

Diberikan sejumlah kota dan jarak antar kota. Tentukan sirkuit hamilton yang harus dilalui oleh semut, bila semut itu berangkat dari sebuah kota asal dan menyinggahi setiap kota tepat satu kali dan kembali lagi ke kota asal keberangkatan. Permasalahan melewati setiap kota tepat satu kali dan kembali ke kota asal adalah meliputi pencarian lintasan terpendek pada sebuah graf Hamilton. Apabila contoh kasus tersebut diubah menjadi persoalan pada graf, maka dapat dilihat bahwa kasus tersebut adalah bagaimana menentukan sirkuit Hamilton yang memiliki bobot minimum pada graf tersebut. 27 Dalam algoritma Semut, diperlukan beberapa variabel dan langkah- langkah untuk menentukan jalur terpendek, yaitu: Langkah 1: Inisialisasi harga parameter-parameter algoritma adalah: 1. Intensitas jejak feromon antar kota dan perubahannya τ ij 2. Banyak kota n termasuk koordinat x,y atau jarak antar kotad ij 3. Tetapan pengendali intensitas jejak semut α, nilai α ≥ 0 4. Tetapan pengendali visibilitas β, nilai β ≥ 0 5. Visibilitas antar kota η ij = 1d ij 6. Banyak semut k 7. Tetapan penguapan jejak feromon ρ, dimana 0 p ≤ 1 Langkah 2: Pengisian kota pertama ke dalam daftar semut. Hasil inisialisasi kota pertama setiap semut dalam langkah 1 harus diisikan sebagai elemen pertama daftar semut DS. Hasil dari langkah ini adalah terisinya elemen pertama daftar semut setiap semut dengan indeks kota tertentu, yang berarti bahwa setiap DS1 bisa berisi indeks kota antara 1 sampai n sebagaimana hasil inisialisasi pada langkah 1. Langkah 3: Penyusunan rute kunjungan setiap semut ke setiap kota. Semut yang sudah terdistribusi ke sejumlah atau setiap kota, akan mulai melakukan perjalanan dari