1. Menurunkan kesadahan air.
2. Mengurangi bau, rasa, dan warna.
3. Menurunkan dan mematikan mikroorganisme.
4. Mengurangi kadar bahan-bahan terlarut di dalam air.
5. Memperbaiki derajat keasaman pH.
Pengolahan air dapat dilakukan secara individu maupun kolektif. .
Dengan berkembangya penduduk dan teknologi perkotaan, pengolahan air khusus dilakukan
oleh Perusahaan Air Minum PAM. Namun sebaliknya, jika masih terdapat air yang kualitasnya kurang baik perlu
dilakukan pengolahan dengan teknik sederhana dan tepat. Proses kimia pada pengolahan air minum diantaranya meliputi koagulasi, aerasi, reduksi dan oksidasi.
Semua proses kimia tersebut dapat dilakukan secara sederhana ataupun dengan menggunakan teknik modern. Pengolahan air secara biologi untuk mematikan
patogen dapat berlangsung bersama-sama dengan reaksi kimia dan fisika atau secara khusus memberikan desinfektan.
Pengolahan air secara fisika yang mudah dilakukan adalah penyaringan, pengendapan dan absorpsi Kusnaedi, 2006. Beberapa Metode yang dapat
dilakukan untuk menurunkan kadar Fe dalam air adalah :
a. Koagulasi
Koagulasi merupakan proses penggumpalan melalui reaksi kimia. Reaksi koagulasi dapat berjalan dengan membubuhkan zat pereaksi koagulan sesuai zat
terlarut. Koagulan yang banyak digunakan adalah kapur, tawas dan kaporit.
Universitas Sumatera Utara
Pertimbangannya karena garam-garam seperti Ca, Fe dan Al bersifat tidak larut dalam air sehingga mampu mengendap bila bertemu dengan sisa-sisa basa. Proses
ini digambarkan sebagai berikut :
+ _____________
Ion pada air Zat kimia Endapan Gambar. 2.1. Proses koagulasi
b. Aerasi
Aerasi merupakan suatu sistem oksigenasi melalui penangkapam O2 dari udara pada air olahan yang akan diproses. Pemasukan oksigen ini bertujuan agar
oksigen dapat bereaksi dengan kation yang ada di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut dalam air
sehingga dapat mengendap.
c. Filtrasi
Penyaringan merupakan proses pemisahan antara padatankoloid dengan cairan. Proses penyaringan bisa merupakan proses awal primary treatment atau
penyaringan dari proses sebelumnya, misalnya penyaringan dari hasil koagulasi. Apabila air yang akan disaring berupa cairan yang mengandung butiran halus
atau bahan-bahan yang larut sebelum proses penyaringan sebaiknya dilakukan proses koagulasi atau netralisasi yang menghasilkan endapan. Dengan demikian
bahan-bahan tersebut dapat dipisahkan dengan filtrasi Kusnaedi, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses penjernihan air minum diketahui dua macam filter, yaitu saringan pasir lambat slow sand filter dan saringan pasir cepat rapid sand filter.
1. Saringan Pasir Lambat slow sand filter Saringan pasir lambat dapat digunakan untuk menyaring air keruh ataupun air
kotor. Saringan pasir lambat sangat cocok untuk komunitas skala kecil atau skala rumah tangga. Hal ini tidak lain karena debit air bersih yang dihasilkan
relatif kecil. Ada dua jenis proses penyaringan yang terjadi pada saringan pasir lambat, yakni secara fisika dan secara biologi. Partikel-partikel yang ada
dalam sumber air yang keruh secara fisik akan tertahan oleh lapisan pasir, disisi lain, bakteri-bakteri dari genus pseudomonas dan trichoderma akan
tumbuh dan berkembang biak. Saat proses filtrasi pathogen yang tertahan oleh saringan akan dimusnahkan oleh bakteri tersebut. Secara berkala pasir dan
kerikil harus dibersihkan, hal ini untuk menjaga kualitas air bersih yang dihasilkan selalu terjaga dan yang terpenting adalah tidak terjadi penumpukan
patogenkuman pada saringan. Untuk disenfeksi kuman dalam air dapat digunakan berbagai cara seperti brominasi, ozonisasi, penyinaran ultraviolet
ataupun menggunakan aktif karbon Aimyaya,2009. Penyaringan akan berjalan baik jika tinggi pasir tersebut 70-100 cm, tinggi lapisan kerikil 25-30
cm, diameter pasir berkisar antara 0,2–0,4 cm Said, 2005. 2. Saringan Pasir Cepat rapid sand filter
Merupakan saringan air yang dapat menghasilkan debit air hasil penyaringan yang lebih banyak daripada saringan pasir lambat. Walaupun demikian,
Universitas Sumatera Utara
saringan ini kurang efektif untuk mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang disaring. Secara umum bahan lapisan saringan pasir cepat sama dengan
pasir lambat yakni pasir, kerikil dan batu. Perbedaan yang terlihat jelas adalah pada arah aliran air ketika penyaringan. Saringan pasir lambat arah aliran
airnya dari atas kebawah, sedangkan pada saringan pasir cepat dari bawah keatas up flow. Selain itu saringan pasir cepat umumnya dapat melakukan
backwash atau pencucian saringan tanpa membongkar saringan Aimyaya, 2009. Menurut Sanropie 1984 dalam Nainggolan tahun 2008, pasir cepat
diameter pasir 0,5-2, mm, kerikil diameter 25-50 mm dan tebal pasir efektif sekitar 80–120 cm. Saringan pasir cepat bisa digunakan untuk menyaring telur
cacing, kista amoeba, larva cacing, mengurangi Fe dan mangan.
d. Oksidasi dengan khlorine khlorinisasi