saringan ini kurang efektif untuk mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang disaring. Secara umum bahan lapisan saringan pasir cepat sama dengan
pasir lambat yakni pasir, kerikil dan batu. Perbedaan yang terlihat jelas adalah pada arah aliran air ketika penyaringan. Saringan pasir lambat arah aliran
airnya dari atas kebawah, sedangkan pada saringan pasir cepat dari bawah keatas up flow. Selain itu saringan pasir cepat umumnya dapat melakukan
backwash atau pencucian saringan tanpa membongkar saringan Aimyaya, 2009. Menurut Sanropie 1984 dalam Nainggolan tahun 2008, pasir cepat
diameter pasir 0,5-2, mm, kerikil diameter 25-50 mm dan tebal pasir efektif sekitar 80–120 cm. Saringan pasir cepat bisa digunakan untuk menyaring telur
cacing, kista amoeba, larva cacing, mengurangi Fe dan mangan.
d. Oksidasi dengan khlorine khlorinisasi
Khlorin,CL
2
dan ion hipokrit OCL
-
adalah merupakan oksidator yang kuat meklipun pada kondisi Ph rendah dan oksigen terlarut sedikit tetap dapat
mengoksidasi dengan cepat.Untuk melakukan khlorinasi, chlorine dilarutkan dalam air yang jumlahnya diatur dengan melalui flowmeter atau dosimeter yang
disebut khlorinator. .
Pemakaian kaporit atau kalsium hipoklorit untuk mengoksidasi atau menghilangkan Fe relatip mudah, karena kaporit berupa
serbuk atau tablet yang mudah larut dalam air.
e. Penghilangan Fe Dengan Cara Pertukaran Ion
Penghilangan besi dan mangan dengan cara pertukaran ion yaitu dengan cara mengalirkan air baku yang mengandung Fe melalui suatu media penukaran ion.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga Fe akan bereaksi dengan media penukaran ionnya. .
Sebagai media penukaran ion yang sering dipakai zeolite alami yang merupakan senyawa
hydrous silikat aluminium dengan calsium dan natrium Na.
f. Penghilangan Fe dengan Mangan Zeolit
Air baku yang mengandung besi dan mangan dialirkan melalui suatu filter bed yang media filternya terdiri dari mangan-zeolite K
2
Z.MnO.Mn
2
O
7
. .
Mangan Zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi yang ada
dalam air teroksidasi menjadi bentuk ferri-oksida yang tak larut dalam air. Reaksi penghilangan besi mangan zeolite tidak sama denganp roses pertukaran
ion, tetapi merupakan reaksi dari Fe
2+
dengan oksida mangan tinggi higher mangan oxide. Filtrat yang terjadi mengandung mengandung ferri-oksida dan
mangan-dioksida yang tak larut dalam air dan dapat dipisahkan dengan pengendapan dan penyaringan. Selama proses berlangsung kemampunan
reaksinya makin lama makin berkurang dan akhirnya menjadi jenuh. Untuk regenerasinya dapat dilakukan dengan menambahkan larutan kalium
permanganat kedalam zeolite yang telah jenuh tersebut sehingga akan terbentuk lagi mangan zeolit K
2
Z.MnO.Mn
2
O
7
.
2.5.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Saringan 1. Temperatur
Menurut Sularso 1998:20 yang dikutif dari hasil penelitian Ridwan Efisiensi penyaringan juga dipengaruhi oleh temperatur, karena temperatur mempengaruhi
kecepatan reaksi-reaksi kimia serta metabolisme bakteri dan mikroorganisme
Universitas Sumatera Utara
lainnya selama penyaringan. Temperatur yang baik apabila aktivitas bakteri tinggi, dengan tingginya aktivitas maka terbentuklah lapisan lendir pada media filter
sehingga partikel-partikel yang lebih kecil dari porositas media penyaring dapat bertahan lama.
2. Potensial hidrogen pH
Menurut Sanropie,et,al 1984:57 yang dikutif dari penelitian Ridwan Kondisi pH lebih kecil dari 6,5 atau lebih besar dari 9,2 maka akan menyebabkan korosifitas
pada pipa-pipa air yang terbuat dari logam dan dapat mengakibatkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan manusia.
3. Kualitas air
Pendapat Sularso 1998:20 yang dikutif dari hasil penelitian Ridwan kualitas air yang diolah semakin baik, maka akan baik pula hasil penyaringan, Jika kadar
pencemar air tinggi maka masa operasi filter akan pendek. 4. Diameter media
Menurut Huisman Sularso, 1998:20 semakin halus butiran yang digunakan sebagai media penyaring, semakin baik air yang dihasilkan. Jika diameter butiran
kecil, akan meningkatkan penyaringan.
2.6. Zeolit
Nama zeolit berasal dari kata “zein” yang berarti mendidih dan lithos”yang artinya batuan, disebut demikian karena mineral ini mempunyai sifat mendidih atau
mengembang apabila dipanaskan. Zeolit merupakan batuan atau mineral alam yang secara kimiawi termasuk golongan mineral silika dan dinyatakan sebagai alumina
Universitas Sumatera Utara
silikat terhidrasi, berbentuk halus, dan merupakan hasil produk sekunder yang stabil pada kondisi permukaan karena berasal dari proses sedimentasi, pelapukan maupun
aktivitas hidrotermal. Mineral zeolit dikenal sebagai bahan alam dan umumnya dalam bentuk
batuan clinoptilolite, mordenite, barrerite, chabazite, stilbite, analcime dan laumonlite, sedangkan offerite, paulingite, dan mazzite hanya sedikit dan jarang
dijumpai. zeolit merupakan senyawa alumina silika SiAl yang mempunyai pori dan luas
permukaan yang relatif besar, sehingga mempunyai sifat adsorpsi yang tinggi. Zeolit dengan kandungan Si yang tinggi seperti clinoptilolite, mordenite, dan
ferrierite dikelompokkan sebagai batuan acidic Tsitsishvili et al dalam Setyowati, 2002. Zeolit merupakan kristal berongga yang terbentuk oleh jaringan silika alumina
tetrahedral tiga dimensi dan mempunyai struktur yang relatif teratur dengan rongga yang di dalamnya terisi oleh logam alkali atau alkali tanah sebagai penyeimbang
muatannya. Rongga tersebut merupakan suatu sistem saluran yang didalamnya terisi oleh molekul air Ismaryata, 1999 .
Ada banyak cara aktivasi zeolit antara lain dengan perlakuan asam, perlakuan garam dan proses hidrotermal. Dengan perlakuan asam menghasilkan rasio SiAl lebih tinggi
dibandingkan dengan dealuminasi melalui proses hidrotermal. Menurut Ismaryata dalam penelitian Fatha Perlakuan asam menyebabkan
kemampuan adsorpsi zeolit menjadi lebih tinggi, karena banyaknya pori-pori zeolit yang membuka dan permukaan zeolit yang lebih luas. Aktivasi zeolit dengan
Universitas Sumatera Utara
perlakuan asam dan garam, karena perlakuan garam akan membantu menghilangkan pengotor pengotor pada pori zeolit yang masih tertinggal setelah perlakuan asam.
Melalui modifikasi tertentu zeolit dapat diubah menjadi suatu padatan yang mempunyai manfaat lebih, antara lain sebagai katalis, adsorben, penukar ion, dan
sebagai padatan pendukung lainnya. Menurut Amelia 2003 Sifat zeolit meliputi: dehidrasi, penukar ion, adsorpsi, katalis dan penyaringanpemisahan.
2.6.1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah proses yang bertujuan untuk melepaskan molekul-molekul air dari kisi kristal sehingga terbentuk suatu rongga dengan permukaan yang lebih
besar dan tidak lagi terlindungi yang berpengaruh terhadap proses adsorpsi. Proses dehidrasi mempunyai fungsi utama melepas molekul air dari kerangka zeolit sehingga
mempertinggi keaktifan zeolit. Jumlah molekul air sesuai dengan jumlah pori-pori atau volume yang hampa yang akan terbentuk bila unit sel kristal zeolit tersebut di
panaskan.
2.6.2. Penukar ion
Penukar ion di dalam zeolit adalah proses dimana ion asli yang terdapat dalam
intra kristalin diganti dengan kation lain dari larutan. 2.6.3. Adsorpsi
Pada keadaan normal, ruang hampa dalam kristal zeolit terisi oleh molekul air bebas yang berada di sekitar kation. Bila kristal zeolit dipanaskan pada suhu sekitar
300-400 C°. Air tersebut akan keluar sehingga zeolit dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan. Dehidrasi menyebabkan zeolit mempunyai struktur pori
Universitas Sumatera Utara
yang sangat terbuka, dan mempunyai luas permukaan internal yang luas sehingga mampu mengadsorpsi sejumlah besar substansi selain air.
2.6.4. Katalisis
Zeolit merupakan katalisator yang baik karena mempunyai pori-pori yang besar dengan permukaan yang luas dan juga memiliki sisi aktif.
2.6.5. Penyaringan pemisahan
Zeolit dapat memisahkan molekul gas atau zat dari suatu campuran tertentu karena mempunyai rongga yang cukup besar dengan garis tengah yang bermacam-
macam antara 2-3 Å. Volume dan ukuran garis tengah ruang kosong dalam kristal- kristal ini menjadi dasar kemampuan zeolit untuk bertindak sebagai penyaring
molekul. Molekul yang berukuran lebih kecil dapat masuk ke dalam pori, sedangkan molekul yang berukuran lebih besar dari pori akan tertahan Khairinal dan
Trisunaryanti dalam Fatha 2007..
2.6.6. Penyaringan dengan Menggunakan Zeolit
Penyaringan dengan zeolit adalah saringan yang menggunakan zeolit sebagai media katalisator yang dapat menghilangkan Fe di dalam air. Air baku yamg
mengandung bes dialirkan melalui suatu filter bed yang media filternya terdiri dari mangan-zeolite K
2
Z.MnO.Mn
2
O
7
.Mangan zeolit berfungsi sebagai katalis dan pada waktu yang bersamaan besi yang ada dalam air teroksidasi menjadi bentuk ferri-
oksida yang tak larut dalam air. Reaksi penghilangan besi mangan zeolit tidak sama dengan proses pertukaran ion, tetapi merupakan reaksi dari Fe
2+
dengan oksida mangan tinggi higher mangan oxide. Filtrat yang terjadi mengandung ferri-oksida
Universitas Sumatera Utara
dan yang tak larut dalam air dan dapat dipisahkan dengan pengendapan dan penyaringan Said, 2005. Media filter yang biasanya digunakan adalah pasir, kerikil
dan zeolit. .
Dikarenakan juga karena air olahan yang akan disaring berupa cairan yang mengandung butiran halus atau bahan-bahan yang larut dan menghasilkan endapan,
dipisahkan dari cairan melalui filtrasi Kusnaedi,1995 . Menurut Tjokrokusumo 1995 pada pengolahan air baku dimana proses
koagulasi tidak perlu dilakukan, maka air baku langsung dapat disaring dengan saringan jenis apa saja termasuk pasir kasar. Metoda dengan menggunakan zeolit
digunakan dikarenakan banyak diperoleh keuntunganya antara lain : 1.
Bebas lumpur dan endapan 2.
Biaya cukup murah 3.
Bebas dari bahan kimia berbahaya pada efluennya 4.
Dapat menghasilkan air dengan kesadahan 0 5.
Sederhana dalam pengoperasian 6.
Dapat membuat air yang berada dalam kondisi pH asam menjadi lebih netral berdasarkan kapasitas perubahan kationnya yang besar.
7. Dengan mengkombinasikannya bersama pasir dapat menurunkan Fe sampai
93,52 Ridwan,2005.
2.7. Karbon Aktif
Karbon berpori atau lebih dikenal dengan nama karbon aktif, digunakan sebagai adsorben untuk menghilangkan warna, pengolahan limbah, pemurnian air.
Karbon aktif akan membentuk amorf yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas
Universitas Sumatera Utara
dan memiliki permukaan dalam yang berongga, warna hitam, tidak berbau, tidak berasa, dan mempunyai daya serap yang jauh lebih besar dibandingkan dengan
karbon yang belum menjalani proses aktivasi. Karbon aktif merupakan senyawa karbon, yang dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari
arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas.
Karbon aktif diperoleh dari serbuk-serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang
lemah. Karbon aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau pellet yang sangat keras tipe pori lebih halus, diperoleh dari tempurung kelapa, batu bata
atau bahan baku yang mempunyai struktur keras Puspita, 2008. Karbon aktif memiliki ruang pori sangat banyak dengan ukuran tertentu.
Pori-pori ini dapat menangkap partikel-partikel sangat halus molekul dan menjebaknya disana. Dengan berjalannya waktu pori-pori ini pada akhirnya akan
jenuh dengan partikel-partikel sangat halus sehingga tidak akan berfungsi lagi. Sampai tahap tertentu beberapa jenis arang aktif dapat di reaktivasi kembali,
meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Secara umum karbonarang aktif biasanya dibuat dari arang tempurung
dengan pemanasan pada suhu 600-2000°C pada tekanan tinggi. Pada kondisi ini akan terbentuk rekahan-rekahan rongga sangat halus dengan jumlah yang sangat banyak,
sehingga luas permukaan arang tersebut menjadi besar. 1 gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m
2
, sehingga sangat efektif
Universitas Sumatera Utara
dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran. Karbon aktif sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut, baik di air
maupun di udara. Apabila dibiarkan di udara terbuka, maka dengan segera akan menyerap debu halus yang terkandung diudara Purwakusuma, 2002.
2.7.1. Penyaringan Dengan Menggunakan Karbon Aktif
Penyaringan dengan karbon aktif adalah penyaringan dengan menggunakan karbon aktif sebagai media absorpsi yang merupakan proses penyerapan bahan-bahan
tertentu. Dengan penyerapan tersebut air menjadi jernih karena zat-zat didalamnya diikat oleh absorben. Media filter yang digunakan adalah pasir, kerikil, dan karbon
aktif. Absorpsi dalah proses dimana suatu partikel terperangkap kedalam suatu media dan seolah-olah menjadi bagian dari keseluruhan media tersebut. Karbon aktif
memiliki pori-pori yang sangat banyak yang berguna untuk menangkap partikel- partikel molekul dan menjebaknya disana Puspita, 2008. Digunakan karbon aktif
karena berfungsi menghilangkan zat organik, bau, rasa serta polutan mikro lainnya, Said, 1999. Dengan mengkombinasikanya bersama pasir dapat menurunkan Fe
sampai 92,57 Ridwan, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.8. Kerangka Konsep
SSsshjhsa
Gambar. 2.2. Kerangka Konsep
2.9. Hipotesis Penelitian
Ho : Tidak ada perbedaan bermakna antara pemberian zeolit dan karbon aktif denganpenurunan kadar Fe setelah melewati penyaringan.
Ha : Ada perbedaan bermakna antara pemberian zeolit dan karbon aktif dengan penurunan kadar Fe setelah melewati penyaringan.
Air Sumur Bor
Kadar Besi Fe Air setelah
Penyaringan Penurunan
Kadar Fe Penyaringan
dengan zeolit
Penyaringan dengan karbon
aktif
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium
Saringan pasir tanpa perlakuan
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian yang bersifat Eksperimen semu untuk mengetahui penurunan kadar Fe menggunakan saringan pasir yang di beri
perlakuan dengan penambahan zeolit dan karbon aktif serta saringan pasir tanpa perlakuan yang dilakukan 5 kali pengulangan untuk mendapatkan data yang akurat.
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah Pre and Post Test Design yaitu penelitian dilakukan sebelum dan sesudah penggunaan saringan pasir yang
dimodifikasi.
3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8-9 Juni 2010.
3.3. Lokasi penelitian
Lokasi pengambilan sampel air yaitu pada salah satu sumur bor masyarakat di Desa Cinta Rakyat Percut, Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Alasan pemilihan
lokasi adalah karena air sumur bor terlihat keruh, berbau dan berasa logam. Lokasi pengukuran kadar Fe adalah dilakukan di laboratorium Balai Tehnik Kesehatan
Lingkungan BTKL - PPM Medan.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui hasil pengukuran kadar Fe sebelum dan sesudah dilakukan penyaringan dengan menggunakan zeolit dan karbon
Universitas Sumatera Utara