Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 1 Multicolinearity Sekilas Perkembangan Bank Indonesia .1 Pendirian Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral

Dimana: bi : koefisien variabel independen ke-i b : Nilai hipotesis nol Sbi : Simpangan baku dari variabel independen ke-i Kriteria Pengambilan Keputusan H : β = 0 H diterima t t tabel artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. : H a : β ≠ 0 Ha diterima t t tabel artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen. Ha diterima Ha diterima Ho diterima Gambar 3.2 Kurva Uji t statistic 3.6. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.6.1 Multicolinearity Multicolinearity adalah alat yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat kombinasi diantara independen variabel. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R-square, F-hitung, t-hitung serta standar error. Kemungkinan adanya multikolinearity jika nilai R-square dan Universitas Sumatera Utara F-hitung tinggi, sedangkan nilai t-hitung banyak yang tidak signifikan uji tanda yang berubah tidak sesuai dengan yang ditetapkan .

3.6.2 Serial CorrelationAutocorrelation

Autokorelasi terjadi bila error term µ dari periode waktu yang berbeda observasi data cross section berkorelasi atau dapat juga dikatakan adanya hubungan atau korelasi antara residual yang sekarang dengan masa lalu. Dikatakan bahwa error term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila : Variabel ; , ≠ j i ε ε untuk i ≠ j, dalam hal ini dikatakan memiliki masalah autokorelasi. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengetahui keberadaan autokorelasi, yaitu : a. Dengan memplot grafik b. Dengan Durbin-Watson Uji D-W test DW-hitung = 2 2 ] 1 [ et et et ∑ − − ∑ Bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut: Ho : ρ = 0 berarti tidak ada autokorelasi Ha : ρ ≠ 0 berarti ada autokorelasi Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu, diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai nilai. Hipotesis yang digunakan adalah : Universitas Sumatera Utara inconclusive inconclusive Autocorrelation + Autocorrelation - Ho: accept 0 dl du 4-du 4dl 4 Gambar 3.3 Kurva Uji DW statistic Keterangan : Ho : tidak ada autokorelasi DW D L : tolak Ho ada korelasi positif DW 4 – D L : tolak Ho ada korelasi negatif D U DW 4 – D U : terima Ho tidak ada autokorelasi D L ≤ DW ≤ D U : pengujian tidak bisa disimpulkan inconclusive 4 – D U ≤ DW ≤ 4 – D L : pengujian tidak bisa disimpulkan inconclusive

3.7 Defenisi Operasional

1. Tingkat kesehatan Bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi bank melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap resiko pasar yang diukur dalam persen. Universitas Sumatera Utara 2. Kualitas Aktiva Produktif adalah ratio dari jumlah aktiva produktif terhadap jumlah aktiva produktif yang diklasifikasikan yang diukur dalam bentuk persentase. 3. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yaitu penyisihan penghapusan yang dibentuk dengan caa membebani laba-rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebahagian atau seluruh aktiva produktif. 4. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Wajib Dibentuk PPAWD adalah rasio perhitungan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP yang dihitung berdasarkan perhitungan Bank Indonesia BI sebagai pengawas Bank. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Sekilas Perkembangan Bank Indonesia 4.1.1 Pendirian Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral Cita-cita pendirian bank dengan nama Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dikemukakan secara tertulis untuk pertama kalinya dalam penjelasan pasal 23 UUD 1945. Sebagai realisasi cita-cita tersebut, dengan maklumat Pemerintah tanggal 9 Oktober 1945 didirikan Pusat Bank Indonesia di Jakarta, dengan maksud: a. Pemusatan Pimpinan dan penyatuan tujuan koordinasi dibidang perekonomian dan peredaran modal. b. Pemberian kesempatan untuk penukaran uang asing dengan uang yang berlaku di Indonesia Pembentukan Pusat bank Indonesia tersebut, adalah merupakan persiapan untuk pendirian BNI, sehingga dengan UU no. 2 tahun 1946 didirikan Bank BNI sebagai bank sentral. Namun dalam konfrensi meja bundar KMB tahun 1949 dicapai persetujuan bahwa tugas bank sentral diserahkan kepada De Javasche Bank. De Javasche Bank tersebut sebanarnya telah berdiri berbentuk NV pada tanggal 24 Januari 1928 berdasarkan surat kuasa Raja Belanda No. 85 tanggal 29 Desember 1926 dan terakhir diatur dengan De Javasche Bankwet tahun 1922 dan Universitas Sumatera Utara bertindak sebagai bank sirkulasi dan bank umum. De Javasche Bank tersebut berstatus swasta sampai dengan 8 Desember 1951.

4.1.2 Nasionalisasi De Javasche Bank NV

Mengingat pentingnya bank sentral bagi perekonomian suatu Negara yang merdeka dan berdaulat, maka pada tanggal 19 Juni 1951 dibentuklah panitia Nasionalisasi De Javasche Bank berdasarkan Keputusan Presiden No. 118 tanggal 2 Juni 1951. Tugas panitia antara lain menyusun Rancangan Undang- Undang Nasionalisasi De Javasche Bank dan Rancangan Undang-Undang Bank Indonesia bekerja sama dengan direksi De Javasche Bank. Dalam proses nasionalisasi tersebut pada tanggal 3 Agustus 1951 pemerintah mengumumkan kesediaannya untuk membeli surat-surat yang ada pada pemegang saham atau sertifikat saham-saham De Javasche Bank. Sementara itu pada tanggal 12 Juli 1951, Mr. Sjafrudin Prawiranegara diangkat sebagai Presiden Direktur De Javasche Bank yang menggantikan Dr. a. Houwink. Selanjutnya dengan UU No. 24 tahun 1951 tentang nasionalisasi De Javasche Bank dapat disyahkan pada tanggal 6 Desember 1951 dan diundangkan pada tanggal 15 Desember 1951. Program pertama dari Direksi De Javasche Bank adalah peng-Indonesia-an para pegawainya yang dijalankan secara berangsur- angsur serta sistematis dan berakhir tahun 1957.

4.1.3 Berdirinya Bank Indonesia

Universitas Sumatera Utara Setelah nasionalisasi De Javasche Bank, maka De Javasche Bankwet 1922 yang menjadi dasar organisasi dan pendirian De Javasche Bank dicabut. Sebagai gantinya adalah UU No. 11 tahun 1953 tantang penetapan UU Pokok Bank Indonesia yang diundangkan pada tanggal 2 Juni 1953. Berdasarkan pasal 43 ayat 2 UU Pokok Bank Indonesia didirikan suatu bank dengan nama Bank Indonesia sebagai pengganti De Javasche Bank NV dan bertindak sebagai bank Sentral di Indonesia.

4.1.4 Pengintegrasian Bank Indonesia Ke Dalam Bank Tunggal

Berdasarkan Penetapan Presiden Republik Indonesia No. 17 tahun 1995 maka Bank Indonesia, Bank Koperasi Tani, Bank Negara Indonesia, Bank Umum Negara serta Bank Tabungan Negara diintegrasikan menjadi Bank Tunggal Bank Negara Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Bank Sentral No. Kep. 65UBS65 Bank-bank tersebut menjalankan usahanya masing-masing dengan nama BNI Unit I, Unit II, Unit III, Unit IV dan Unit V. Adapun tugas-tugas BNI adalah: a. Menjalankan usaha sebagai Bank Sentral dan Bank Umum, serta bertugas secara aktif sebagai alat revolusi turut menyelesaikan tujuan-tujuan revolusi Indonesia. b. Sampai ada ketentuan lebih lanjut, maka UU Pokok Bank Indonesia tahun 1953. Dengan segala perubahan dan tambahan pada dasarnya berlaku terhadap NKRI.

4.1.5 Perubahan BNI Unit 1 Menjadi Bank Indonesia

Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan Keputusan MPRS No. XIIIMPRS1968 dalam pasal 55 yang berbunyi: “Dalam rangka pengamanan keuangan Negara pada umumnya dan pengawasan serta penyehatan tata perbankan pada khususnya, maka segera harus ditetapkan UU Pokok Perbankan dan UU Bank Sentral” maka diundangkanlah UU No. 14 tahun 1967 tanggal 30 Desember 1967 tentang poko-pokok Perbankan berlaku mulai 1 Januari 1968 dan UU No. 13 tahun 1968 tanggal 7 Desember 1968 tentang Bank Sentral berlaku mulai 31 Desember 1968 Dengan dikeluarkan UU tersebut maka system Bank Tunggal ditiadakan dan BNI Unit I sebagai Bank Sentral disebut kembali Bank Indonesia. Berdasarkan UU No. 14 tahun 1967 dan sesuai dengan ketentuan dalam pasal 61 ayat 2 UU No. 13 tahun 1968, maka bank-bank Negara yang diintegrasikan kedalam Bank Tunggal dipisahkan kembali dan didirikan bank-bank baru yang akan dibentuk dengan UU tersendiri. Adapun tugas-tugas pokok Bank Indonesia sesuai dengan UU No. 13 tahun 1968 adalah membantu Pemerintah dalm hal: 1. Mengatur, menjaga dan memilihara kestabilan nilai rupiah 2. Mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas lapangan kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat Sedangkan perincian tugas poko tersebut adalah: 1. Mengeluarkan uang kertas dan uang logam 2. Mengawasi serta membina perkreditan dan perbankan 3. Bertindak sebagai pemegang kas dan banker pemerintah, memberikan kepada pemerintah kredit dalam rekening koran dan memberikan jasa-jasa perbankan lainnya. Universitas Sumatera Utara 4. Mendorong pengerahan dana-dana masyarakat oleh perbankan untuk tujuan usaha pembangunan yang produktif dan terencana 5. Menjaga dan memilihara posisi likuiditas dan solvabilitas internasional

4.1.6 Kantor Cabang Bank Indonesia Cabang Medan Landasan Hukum

Berdasarkan pasal 3 ayat 1 UU No. 13 tahun 1968 tentang Bank Sentral, maka Bank Indonesia berkedudukan serta berkantor pusat di ibukota Republik Indonesia dan dapat mempunyai kanntor-kantor di seluruh wilayah RI. Oleh karena itu untuk melaksanakan tugas-tugas Bank Sentral di daerah maka didirikan kantor-kantor cabang Bank Indonesia, salah satu kantor cabangnya adalah kantor cabang Bank Indonesia cabang Medan. Kantor cabang Bank Indonesia Medan juga merupakan kelanjutan dari NV. De Javasche Bank yang telah diambil alih oleh pemerintah RI pada tahun 1953. Selanjutnya melalui beberapa penyempurnaan mengenai organisasi kantor cabang Bank Indonesia Medan, maka terakhir berdasarkan surat keputusan direksi Bank Indonesia No. 1858KepDIR tanggal 19 Maret 1986 adalah penyempurnaan organisasi kantor cabang Bank Indonesia Medan Koordinator Wilayah Bank Indonesia Sumatera Utara yang juga merupakan penyempurnaan organisasi Bank Indonesia secara keseluruhan ssejalan dengan perkembangan peranan dan tugas Bank Indonesia secara keseluruhan sejalan dengan perkembangan peranan dan tugas Bank Indonesia dalam upaya ikut menyukseskan pembangunan. Tugas Utama Dan Tugas Penunjang Universitas Sumatera Utara Dala surat keputusan direksi Bank Indonesia teersebut telah ditetapkan tugas-tugas utama dan tugas-tugas penunjang kantor cabang Bank Indonesia Koordianator Wilayah Bank Indonesia Sumatera Utara sebagai berikut: a. Memberi saran kepada pemerintah b. Mengatur perkreditan rakyat dan dana perbankan c. Mengatur perredaran uang kartal d. Mengelola devisa dan lalu lintad pembayaran luar negeri e. Memberikan pelayanan perbankan kepada Pemerintah Daerah f. Melakukan pengawasan, pembinaan dan pengembangan perbankan g. Melaksanakan tugas-tugas lain dalam rangka pembangunan untuk menunjang program pemerintah h. Melakukan penelitian dan pengembangan terhadap proyek perintis Bagan Organisasi Kantor cabang Bank Ondonesia Medan dipimpin oleh Pemimpin cabang dan dibantu oleh wakil pemimpin cabang, dalam melaksanakan tugasnya pemimpin cabang dan wakil pemimpin cabang dibantu oleh tiga wakil pemimpin cabang bidang yang masing-masing membawahkan empat seksi sebagai berikut: a. Bidang I perbankan, ekonomi statistik, luar negeri, kliring, pasar uang dan modal, umum, terdiri dari: 1. Seksi pengawasan dan pembinaan bank 2. Seksi ekonomi statistic dan luar negeri 3. Seksi klring, pasar uang dan modal 4. Seksi umum b. Bidang II perkreditan Universitas Sumatera Utara 1. Seksi pengembangan usaha kecil 2. Seksi kredit umumdan kredit kecil bukan KIKKMKP 3. Seksi KIKKMKP 4. Seksi pembinaan kredit c. Bidang III kas, pengedaran, pembukuan, anggaran dan secretariat 1. Seksi kas 2. Seksi pengedaran 3. Seksi pembukuan dan anggaran 4. Seksi sekretariat Wilayah Kerja Wilayah kerja cabang Bank Indonesia Medan pada prinsipnya meliputi seluruh wilayah daerah tingkat I Propinsi Sumatera Utara ditambah dengan wilayah kerja Lhokseumawe sebagai WILKWER BI, akan tetapi dengan adanya kantor cabang Bank Indonesia di Sibolga pada masa kini dahulu Pematang Siantar, Sibolga dan Padang Sidempuan, maka: a. Wilayah kerja kantor WILKER BI Medan meliputi: Kota Lhokseumawa, Medan , BInjai, Tanjung Balai, Pematang Siantar, Kabupaten Simalungun, Dairi Labuhan Batu, asahan, kisaran b. Wilayah kerja Bank Indonesia Sibolga meliputi: Kota Sibolga, Padang Sidempuan, Mandailing Natal, Kabupaten Nias, Tapanuli Utara termasuk Humbang Hasudutan, Pak-pak Barat dan Samosir Adapun tugas dan wewenang koordinator wilayah Bank Indonesia Sumatera Utara meliputi kegiatan-kegiatan: 1. Peredaran uang Universitas Sumatera Utara 2. Pasar uang dan modal 3. Pengawasan dan pembinaan bank 4. Perkreditan 5. Personalia

4.2 Visi dan Misi Bank Indonesia

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif, Dan Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Return On Assets (Studi Empiris Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Wilayah Kabupaten D

0 34 99

Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Tingkat Rentabilitas Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2009

0 18 88

Analisis Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Tingkat Kesehatan Bank pada Bank Perkreditan Rakyat di Sumatera Utara

0 49 104

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT.BANK PERKREDITAN RAKYAT MENTARI TERANG TUBAN

0 5 82

Analisis tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat Syariah PD.BPRS Bekasi berdasarkan peraturan Bank

1 40 117

PENGARUH TINGKAT KESEHATAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DIKOTA SEMARANG

0 4 1

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT PT. SUKADYARINDANG Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pada Bank Perkreditan Rakyat PT. Sukadyarindang Tahun 2001 Sampai Dengan 2005.

0 3 16

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT PT. SUKADYARINDANG Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pada Bank Perkreditan Rakyat PT. Sukadyarindang Tahun 2001 Sampai Dengan 2005.

0 1 30

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Tanah Datar).

0 0 6

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DILIHAT DARI ASPEK PERMODALAN, KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF, RENTABILITAS, DAN LIKUIDITAS PADA PD. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BKK PURWOREJO PERIODE TAHUN 2011-2013.

0 0 123