azas tersebut diharapkan posisi perbankan ditanah air dapat lebih kokoh dan mampu menghadapi kondisi perekonomian di masa mendatang.
Salah satu unsur untuk melihat pengawasan bank sehingga bank tersebut memiliki prinsip kehati-hatian yaitu dengan menganalisis Kualitas Aktiva
Produktif KAP yang terdapat dalam neraca aktiva bank. Dimana ada empat jenis aktiva produktif atau aktiva yang menghasilkan yaitu:
a. Kredit yang diberikan Kolektibilitas Kredit
b. Surat-surat berharga
c. Penempatan dan pada bank lain
d. Penyertaan
Hal ini perlu diperhatikan untuk melihat seberapa jauh tingkat pengaruh Kualitas Aktiva Produktif KAP tersebut berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian malalui penulisan skripsi yang berjudul: ANALISIS PENGARUH
KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI SUMATERA UTARA .
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian yang telah diuraikan pada latar belakang pemilihan judul diatas, maka penelitian ini dihadapkan pada beberapa
permasalahan yaitu: 1.
Bagaimana pengaruh Kualitas Aktiva Produktif KAP terhadap tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana pengaruh ratio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
PPAP terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib dibentuk PPAPWD terhadap tingkat kesehatan Bank Perkreditan
Rakyat?
1.3 Hipotesa
Hipotesa merupakan suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang ada. Hal ini berarti bahwa hipotesa yang ada bukan berarti
jawaban akhir, namun menjadi kesimpulan sementara yang harus diuji kebenarannya dengan data-data yang mempunyai hubungan ataupun dengan
melihat faktor yang terjadi di lapangan. Adapun yang menjadi hipotesa dalam penelitian ini adalah :
1. Kualitas Aktiva Produktif KAP mempunyai pengaruh positif terhadap
tingkat kesehatan bank pada Bank Perkreditan Rakyat BPR di Sumatera Utara, ceteris paribus.
2. Ratio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP terhadap
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib dibentuk PPAPWD mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat kesehatan bank pada Bank
Perkreditan Rakyat BPR di Sumatera Utara, ceteris paribus.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui tingkat Kualitas Aktiva Produktif yang dihasilkan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank, pada Bank Perkreditan
Rakyat di Sumatera Utara. 2.
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Ratio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif yang Wajib Dibentuk PPAPWD berpengaruh pada tingkat kesehatan bank, pada Bank Perkreditan Rakyat di Sumatera Utara.
3. Melihat perkembangan Bank Perkreditan Rakyat di Sumatera Utara.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan serta pengetahuan bagi pembaca yang ingin mengetahui pangaruh Kualitas Aktiva Produktif
terhadap tingkat kesehatan bank khususnya Bank Perkreditan Rakyat di Sumatera Utara.
2. Untuk memberikan sumbangan ilmu kepada pembaca yang dapat
digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian selanjutnya. 3.
Hasil penelitian ini menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Teori Tingkat Kesehatan Bank
2.1.1 Pengertian Tingkat Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui
penilaian faktor permodalan, kualitas asset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap resiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut
dilakukan melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif setelah mempertimbangkan unsur judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari faktor-
faktor penilaian serrta pangaruh dari faktor lainnya. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank.
Unsur judgement yaitu unsur yang didasarkan atas materialitas dan signifikansi dari setiap komponen yang dinilai. Sedangkan penilaian kualitatif adalah penilaian
terhadap factor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen resiko dan kepatuhan bank yang terdiri dari kepatuhan terhadap Batas
Maksimum Pemberian Kredit BMPK, Posisi Devisa Neto, dan Prinsip Mengenal Nasabah Know Your costumer.
Dalam hal ini, kesehatan atau kondisi keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola manajemen bank,
masyarakat pengguna jasa bank, bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank dan pihak lainnya. Kondisi bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak
tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian
Universitas Sumatera Utara
Prudential Banking System, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen resiko.
Sejalan dengan hal tersebut dapat dipahami bahwa adanya perkembangan industry perbankan, terutama produk dan jasa yang semakin kompleks dan
beragam akan meningkatkan resiko yang dihadapi bank. Perubahan resiko bank dan penerapan manajemen resiko akan mempengaruhi profil resiko bank yang
selanjutnya berakibat pada kondisi bank secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan suatu metodologi penilaian kondisi bank yang senantiasa bersifat
dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank haru diatur kembali agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan diwaktu yang akan datang.
Pengaturan kembali tersebut antara lain meliputi penyempurnaan pendekatan penilaian kualitatif dan kuantitatif dan penambahan faktor penilaian.
Berasarkan gambaran tersebut, dapat diuraikan bahwa faktor-faktor tingkat kesehatan bank mencakup enam factor utama yang biasa disebut dengan
CAMELS, yang terdiri dari :
a. Permodalan Capital