peternak, peternak cenderung semakin sibuk atau peternak punya jadwal yang lebih banyak di luar rumah.
e. Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Keluarga Peternak Dengan
Jumlah Ternak Dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Kawasan Integrasi Domba Dengan Perkebunan
Jumlah tanggungan keluarga dalam penelitian ini adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi beban tanggung jawab peternak sampel, terutama
dalam hal pemenuhan hidup. Jumlah tanggungan keluarga tersebut diduga memilki hubungan dengan pertambahan jumlah ternak dalam pelaksanaan
program pengembangan kawasan integrasi domba dengan perkebunan. Untuk melihat hubungan antara Jumlah tanggungan keluarga dengan jumlah
ternak maka di uji dengan Korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil analisis statistika diperoleh bahwa nilai r
s
= -0.24 sedang nilai T
hit
= -0.69 lebih kecil dari nilai T
tabel
½α = 0.05 yaitu = 0.564 H
o
diterima, H
1
ditolak,artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Jumlah tanggungan keluarga dengan jumlah
ternak dalam pelaksanaan program pengembangan kawasan integrasi domba dengan perkebunan di lokasi penelitian. Hal ini
terjadi karena jumlah tanggungan keluarga yang ada tidak semua ikut berpartisipasi dalam
pengembangan usaha ternak domba tersebut.
5.4 Keberhasilan Program Pengembangan Kawasan Domba Dengan Perkebunan Dilokasi Penelitian
Program pengembangan kawasan integrasi domba dengan perkebunan di
lokasi penelitian dapat dikatakan belum berhasil atau belum sesuai dengan harapan hal ini dapat di nilai dari berbagai unsur. Jika di lihat dari unsur sasaran
perjanjian yang disepakati oleh peternak dan dinas peternakan yang menyatakan bahwa program ini berlaku selama dua tahun namun di ulur menjadi empat tahun,
Universitas Sumatera Utara
dimana selama empat tahun peternak wajib memenuhi kewajibannya yaitu menyerahkan turunan ternak domba kepada pemerintah atau instansi terkait sesuai
dengan ketentuan yang telah disepakati seperti berikut : satu ekor jantan yang dipinjamkan kembali satu ekor jantan dan satu ekor betina yang diberikan kembali
dua ekor betina. Berdasarkan ketentuan tersebut maka program ini dapat dikatakan belum berhasil.
Beberapa hal yang menjadi penyebab belum berhasilnya program ini ialah: 1.
Pemilihan peternak pada awal pelaksanaan program mengalami kesalahan, seperti adanya peternak yang bisa medapatkan bantuan walaupun peternak
tersebut tidak pernah punya pengalaman memelihara ternak domba. melainkan hanya berdasarkan pengalaman mengembangkan ternak sapi,
ayam, kerbau dan kambing. 2.
Pengguliran ternak yang seharusnya sudah berjalan seutuhnya ternyata baru terlaksana sekitar 50 atau baru sebahagian dari sebagaimana
semestinya. Bahkan pada pelaksanaan yang langsung dilaksanakan oleh kelompok tani juga mengalami beberapa keganjilan diantaranya yaitu pada
saat pengguliran dimana seharusnya setiap peternak hanya mengembalikan satu ekor jantan namun ada beberapa peternak sudah mengembalikan
ternak domba jantan lebih dari satu ekor, hal ini terjadi karena ketidaktahuan dari anggota atau peternak yang mendapatkan bantuan.
3. Peternak yang ingkar dari perjanjian dalam hal pengembalian ternak
bantuan. Namun jika penilaian keberhasilan program dinilai dari pertambahan
jumlah ternak domba bantuan dalam program pengembangan kawasan integrasi
Universitas Sumatera Utara
domba yang dimiliki oleh peternak maka program ini dapat dinyatakan berhasil meski pertambahan ternak dari setiap anggota kelompok tani memiliki jumlah
pertambahan yang tidak sama. Bahkan ada yang jauh di bawah rata rata pertambahan jumlah ternak domba per peternak. Tentunya hal ini dipengaruhi
oleh beberapa penyebab yang menyebabkan pertambahan ternak pada peternak tidak sama. Penyebab tersebut diantaranya yaitu :
1. Kurangnya pengalaman ataupun pengetahuan peternak dalam
mengembangkan ternak domba. 2.
Matinya indukan pada awal pelaksanaan program pengembangan kawasan integrasi domba dengan perkebunan.
3. Ada faktor ketidak serasian peternak yang mendapat bantuan ternak domba
dalam mengelola ternak domba tersebut.
5.5 Masalah Masalah Yang Dihadapi Oleh Peternak Dalam