5.1.3 Kadar C-Reaktif Protein CRP pada Pasien Rheumatoid Artritis
Kadar CRP dari 33 pasien yang telah didiagnosa Rheumatoid Artritis diperiksa untuk dinilai sensitivitas dan spesifisitasnya. CRP di nilai secara kualitatif sehingga
menghasilkan hasil pemeriksaan seperti di bawah ini.
Tabel 5.1.3a Persentase Kadar C-Reaktif Protein CRP pada Pasien Rhematoid Artritis
No. Kadar CRP
N
1 Positif
22 66.7
2 Negatif
11 33.3
Total 33
100
Berdasarkan Tabel 5.1.3 a hasil penelitian yang telah dijalankan, kadar C-Reaktif Protein CRP pada pasien RA yang di ukur secara kualitatif menghasilkan persentase
pasien yang mempunyai kadar CRP positif adalah 2 kali dibanding negatif yaitu sebanyak 22 orang 66,7, negatifnya sebanyak 11 orang 33,3.
5.1.4 Kadar Laju Endap Darah LED pada Pasien Rheumatoid Artritis
Kadar LED dari 33 pasien yang telah didiagnosa Rheumatoid Artritis diperiksa untuk dinilai sensitivitas dan spesifisitasnya. LED di nilai secara kuantitatif,
dan mengikut jenis kelamin dimana pada laki-laki nilai normal LED adalah 0-10 mmjam dan pada perempuan 15mmjam. Hasil pemeriksaan adalah seperti di
bawah ini.
Tabel 5.1.4a Persentase Kadar Laju Endap Darah LED pada Pasien Rheumatoid Artiris
No. Kadar LED
N
1 Normal
Laki-laki : 0-10 mm.jam, Perempuan : 15 mmjam
8 24.2
2 Tidak normal
Laki-laki : 10 mmjam, Perempuan : 15 mmjam
25 75.8
Total 33
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.1.4 a hasil penelitian yang telah dijalankan, kadar LED pada pasien RA, 25 orang 75,8 daripadanya mengalami peningkatan sementara hanya 8
orang 24,2 dalam batas normal. Dari 33 orang pasien, rata-rata mengalami peningkatan LED pada pemeriksaan darahnya.
5.1.5 Kadar Rheumatoid Faktor RF pada Pasien Rheumatoid Artritis
Kadar RF dari 33 pasien yang telah didiagnosa Rheumatoid Artritis diperiksa untuk digunakan sebagai faktor kontrol. RF di nilai secara kualitatif, dan hasil pemeriksaan
adalah seperti di bawah ini.
Tabel 5.1.5a Persentase Kadar Rheumatoid Faktor RF pada Pasien Rheumatoid Artiris
No. Kadar RF
N
1 Positif
24 72.7
2 Negatif
9 27.3
Total 33
100
Berdasarkan Tabel 5.1.5 a hasil penelitian yang telah dijalankan, kadar RF pada pasien RA, 24 orang 72.7 daripadanya adalh positif sementara hanya 9 orang
27,3 dalam batas normal. 5.1.6. Hasil Analisis Statistik
Dalam menghitung sensitivitas dan spesifisitas CRP dengan Rheumatoid Factor RF sebagai kontrol, jumlah pasien mengikut hasil pemeriksaaan CRP dan
LED-nya disusun di dalam jadual seperti berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
5.1.6a Sensitivitas dan Spesifisitas Kadar CRP CRP
RF Positif
Negatif Positif
17 7
Negatif 2
7
Sensitivitas = aa+c Spesifisitas = db+d
Dengan menggunakan rumus aa+c didapatkan nilai sensitivitas CRP, yaitu 89,5 dan db+d didapatkan nilai spesifisitas CRP yaitu 50 .
Dalam menghitung sensitivitas dan spesifisitas LED pula, jumlah pasien mengikut hasil pemeriksaaan CRP dan LED-nya disusun di dalam jadual seperti
berikut ini:
5.1.6b Sensitivitas dan Spesifisitas Kadar LED LED
RF Positif
Negatif Positif
12 11
Negatif 8
1
Sensitivitas = aa+c Spesifisitas = db+d
Dengan menggunakan rumus aa+c didapatkan nilai sensitivitas LED, yaitu 60 dan db+d didapatkan nilai spesifisitas CRP yaitu 8,3.
5.2. Pembahasan 5.2.1 Jumlah Pasien yang Didiagnosa Rheumatoid Artritis
Jumlah pasien yang didiagnosa menderita Rheumatoid Artritis di RSUD Dr. Pirngadi dari bulan Juli hingga November 2010 terdiri dari 15 orang laki-laki dan 18
orang perempuan. Persentase pasien RA lebih tinggi pada perempuan yaitu 54,5 manakala laki-laki 45,5. Insidensi ini sama seperti epidemiologi menurut American
Rheumatism Association ARA dimana perempuan cenderung mendapat penyakit ini
Universitas Sumatera Utara
dua hingga lima kali lebih dari laki-laki. Namun tidak dijelaskan secara terperinci faktor-faktor ini terjadi.
5.2.2. Kadar CRP pada Pasien Rheumatoid Artritis
Dari hasil penelitian, kadar CRP positif pada 22 orang 66,7, negatifnya sebanyak 11 orang 33,3. Menurut teori, kadar CRP memuncak dalam 48-72 jam
setelah inflamasi terjadi. Manakala pada keadaan normal, ia tidak ada dalam darah. Penelitian Wolfe F. menunjukkan bahwa CRP lebih cepat muncul pada keadaan
pasien RA yang masih dalam fase akut dan pada saat gejala seperti kekakuan sendi di pagi hari menjadi keluhan utama. Sedangkan pada pasien yang datang memeriksa
darahnya pada saat nyerinya sudah berkurang, CRP bisa tidak terdeteksi. Ini adalah karena setelah 6-10 jam terjadinya proses inflamasi dalam tubuh, CRP akan berada
dalam sistemik dan kadarnya memunjak dalam 48-72 jam lalu akan segera kembali ke kadar normalnya.
5.2.3. Kadar LED pada Pasien Rheumatoid Artritis
Kadar LED menunjukkan peningkatan pada 25 orang pasien 75,8 dan cuma 8 orang 24,2 yang masih dalam batas normal. Menurut ahli hematologi
LED secara teorinya sangat mudah di temukan terjadi peningkatan kerana ia meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan
nekrosis, penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan bahkan pada kondisi stress fisiologis misalnya kehamilan sehingga sesetengah ahli menganggap LED tidak
andal karena tidak spesifik, dan dipengaruhi oleh faktor fisiologis yang menyebabkan temuan tidak akurat.
5.2.4 Kadar RF pada Pasien Rheumatoid Artritis