Pola – Pola Renograf Perkembangan Renograf

kedua ini akan terus menanjak. Pada ginjal yang normal, kurva mencapai puncak dalam waktu 2 - 5 menit. Pada saat kurva mencapai puncak, isotop mulai ke1uar dari daerah renal. Titik ini menandakan awal fase ketiga. Pada titik ini pula isotop mulai memasuki kandung kemih bladder. Pencapaian puncak kurva dapat diperlambat oleh beberapa keadaan seperti proses penyumbatan yang menghalangi ekskresi tracer, renal artery stenoid, rendahnya laju alir urine, atau penyakit parenchymal. Kondisi ini juga dapat mempengaruhi kemiringan slope fase II dan fase III Fase III, menggambarkan proses ekskresi atau pembuangan eliminasi perunut radioisotop dari ginjal. Laju dan bentuk kurva dari fase III ini mencerminkan keadaan fungsional segmen ekskresi dari ginjal mulai dari pelvis renalis sampai dengan ureter. Dalam analisis kurva renogram, dilakukan dengan melihat beberapa ciri atau parameter meliputi : Kemiringan Slope dari setiap fase, Waktu paruh dari kurva naik maupun turun, Perbandingan Ratio dari level laju pencacahan.

2.2.3 Pola – Pola Renograf

Gambar 2.5. Tipikal Pola – Pola Renograf Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Perkembangan Renograf

Perkembangan Renograf yang telah di temukan oleh para peneliti di BATAN sangatlah cepat. Berbagai tipe renograf telah berhasil dibuat dan dikembangkan.Salah satu alasan dikembangkan renograf adalah mahalnya deteksi fungsi ginjal menggunakan gamma kamera. Selain itu dosis isotop yang digunakan renograf lebih rendah sehingga relatif aman. Keakuratan data dari hasil kinerja renograf lewat kurva renogram tidak kalah bila dibandingkan dengan gamma kamera, walaupun tidak dapat memberikan hasil berupa citra. Tabel 2.1 merupakan rincian dari hasil inovasi dan perkembangan perangkat renograf yang telah dilakukan oleh BATAN, hasil inovasi tersebut terdiri dari 3 bagian, yaitu mekanik, elektronik, dan perangkat lunak. Tabel 2.1. Hasil inovasi dan Perkembangan Renograf Tipe Bagian Mekanik Elektronik Perangkat lunak Sebelum IR2 Kursi Sistem deteksi melekat pada kursi Modul elektronik diletakkan pada konsul besar Komputer XT286386 Antamuka ISA Sistem operasi DOS Perangat lunak operasi Reno Sebelum IR2 Kursi Sistem deteksi melekat pada kursi Modul elektronik berupa card dalam komputer Komputer 486, pentium I dan II Antarmuka ISA Sistem operasi windows versi 98 Perangkat lunak operasi: Reno 98, Reno 2000, Reno 2003 IR2 Tempat tidur krngka C Kursi reeclyning Sistem deteksi terpasang pada penyangga, detektor terpisah dari kursi Modul elektonik diletakkan pada konsul tipis terpisah Komputer pentium IV Antarmuka USB Sistem operasi widows XP Perangkat lunak operasi: Reno XP- USB Universitas Sumatera Utara IR3 Tempat tidur kerangka 4 kaki Kursi Sistem deteksi tepasang pada penyangga, detektor terpisah dari kursi Seperti pada IR2 dengan modifikasi: Pengaturan pemilihan window energi yang lebih akurat Sistem operasi windows XP Perangkat lunak operasi: Reno XP- USB Modifikasi -Tata letak windows -Perbesaran font -Parameter output efficiency IR8 Tempat tidur kerangka 4 kaki Kursi Dimensi kolimator yang optimal dan terstandarisasi Seperti pada IR3, dengan modifikasi: Kalibrasi dosis Penyesuaian pengkabelan pre-amp dengan komponen Sistem operasi windows XP dan vista Perangkat lunak operasi: Reno XP- USB Reno Vista- USB Modifikasi -Tata letak window -Kalibrasi dosis Estimasi dosis Perangkat renograf dengan menggunakan probe yang terkolimasi mulai digunakan sejak tahun 1960-an. BATAN telah mengembangkan perangkat renograf sebelum IR2 yang berbasis Add-on Card. Sedangkan di era komputer PC pentium IV telah dikembangkan perangkat renograf dengan komunikasi data USB yang digunakan pada renograf tipe IR2, IR3 dan IR8 dengan inovasi yang semakin berkembang baik pada bagian mekanik, elektronik, maupun perangkat lunak sehingga semakin mudah dalam hal pengoperasian dan inovasi tersebut dilakukan dengan mengikuti perkembangan teknologi yang semakin maju. Saat ini BATAN mengembangkan perangkat renograf dengan menambah inovasi pada perangkat renograf tersebut terutama pada bagian perangkat lunak dengan menambahkan estimasi dosis yang berfungsi agar dalam hal pengukuran dosis radiofarmaka yang akan diinjeksikan ke dalam tubuh lebih akurat. Universitas Sumatera Utara

2.3 Spektrometri Gamma