Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

Juster Donal Sinaga, 2012 Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Windows. Dari perhitungan reliabilitas diperoleh reliabilitas Skala Karakter Humanis sebesar 0,936. Taraf reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien, yaitu koefisien reliabilitas. Gulford dalam Furqon, 2002 menjelaskan bahwa kualifikasi normatif nilai koefisien reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 3.5. berikut ini. Tabel 3.5. Kriteria Nilai Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,00-0,19 0,20-0,39 0,40-0,59 0,60-0,79 0,80-1,00 sangat rendah Rendah Sedang Tinggi sangat tinggi Dengan demikian, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kualifikasi reliabilitas sangat tinggi. Dengan kata lain instrumen skala karakter humanis yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel andal. Hasil penghitungan validitas dan reliabilitas alat terdapat pada Lampiran 4.

G. Analisis Data

Data penelitian menggunakan analisis statistik. Pertanyaan penelitian pertama tentang tingkat karakter humanis siswa dijawab melalui konversi skor responden dengan skor ideal yang berpedoman pada Penilaian Acuan Patokan PAP untuk mendapatkan gambaran karakter humanis siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran 2011-2012. Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula serperti pada Tabel 3.6 berikut ini. Juster Donal Sinaga, 2012 Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.6 Penyusunan Skala Konversi Skala Lima Skala Sigma Skala Angka Keterangan +1,5 µ +1,5σ X Kategori sangat tinggi +0,5 µ + 0 ,5σ X ≤ µ + 1,5σ Kategori tinggi -0,5 µ - 0 ,5σ X ≤ µ + 1,5σ Kategori Sedang -1,5 µ - 0 ,5σ X ≤ µ -1,5σ Kategori rendah X ≤ µ-1,5σ Kategori sangat rendah Keterangang: X maksimum teoretik : skor tertinggi yang mungkin diperoleh dalam skala X minimum teoretik : skor terendah yang mungkin diperoleh dalam skala σ : standar deviasi, yaitu luas jarak rentang yang dibagi dalam satuan deviasi sebaran µ : mean teoretik, yaitu rata-rata teoretis dari skor maksimum dan minimum Adapun deskrisi masing-masing kategori adalah sebagai berikut: 1. Sangat Tinggi. Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pada kategori ini seseorang dengan sangat baik memahami, merasakan, dan meyakini serta Juster Donal Sinaga, 2012 Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu menginternalisasi dalam dirinya nilai-nilai karakter humanis, serta kemudian mewujudkannya dalam bentuk perilaku nyata. 2. Tinggi Kategori tinggi menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Pada kategori ini seseorang dengan baik memahami, merasakan, dan meyakini serta menginternalisasi dalam dirinya nilai-nilai karakter humanis, serta kemudian mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari. 3. Sedang Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pada kategori ini seseorang memahami, merasakan, dan meyakini serta menginternalisasi dalam dirinya nilai-nilai karakter humanis, serta nilai-nilai karakter humanis tersebut diwujudkan dalam perilaku sehari-hari namun belum baik, dan jarang dipraktekkan. Juster Donal Sinaga, 2012 Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4. Rendah Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, namun belum diwujudkan secara baik dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari- hari. Pada kategori ini pemahaman, perasaan, dan penginternalisasian seseorang akan nilai-nilai karakter humanis kurang. Nilai-nilai karakter humanis tersebut juga belum diwujudkan dalam perilaku sehari-hari secara baik. 5. Sangat Rendah Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, namun tidak diwujudkan secara baik dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari- hari. Pada kategori ini pemahaman, perasaan, dan penginternalisasian seseorang akan nilai-nilai karakter humanis sangat kurang. Nilai-nilai karakter humanis tersebut tidak diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Pertanyaan kedua penelitian ini tentang keefektifan program bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning melalui kegiatan di masyarakat untuk Juster Donal Sinaga, 2012 Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu meningkatkan karakter humanis siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahu Ajaran 2011-2012 dilakukan dengan teknik statistik uji dua data sampel berpasangan. Uji t berpasangan digunakan untuk menganalisis perbedaan keefektifan program bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning untuk meningkatkan karakter humanis siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran 2011-2012 antara pratest dan posttest pada siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran 2011-2012 yang mengikuti program bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning. Uji t berpasangan dilakukan dengan menggunakan SSPS versi 16.0. Hasil uji t terlampir pada lampiran 5. Juster Donal Sinaga, 2012 Program Bimbingan Pribadi-Sosial Berbasis Experiential Learning Untuk Meningkatkan Karakter Humanis Siswa Sekolah Menengah Pertama Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian yang diuraikan secara singkat dan padat. Selain itu, dalam bab ini juga diutarakan rekomendasi penelitian kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

A. Kesimpulan

Secara umum karakter humanis siswa kelas IX SMP Salman Al Farisi, Badung, Tahun Ajaran 20112012 berada pada kategori tinggi, artinya siswa telah memiliki karakter humanis yang baik. Namun demikian, masih ada sebagian kecil siswa kelas IX SMP Salman Al Farisi, Badung, Tahun Ajaran 20112012 berada pada kategori “rendah” dan “sedang”. Artinya, mereka masih memerlukan pendampingan untuk meningkatkan dan memantapkan karakter humanis siswa tersebut. Dari tiga aspek karakter humanis, yaitu cinta, kemurahan hati, dan kecerdasan sosial, aspek kecerdasan sosial menjadi aspek yang paling rendah persentasinya dibandingkan dengan dua aspek yang lain. Sedangkan tiga indikator yang paling rendah adalah 1 indikator “siswa mampu mengatur diri sendiri” pada aspek kecerdasan sosial, 2 indikato r “siswa mengasihi orang lain”, pada aspek kemurahan hati , dan 3 indikator “Siswa mampu menunjukkan sikap peduli terhadap orang lain untuk kemurahan hati orang lain tersebut” juga pada aspek kemurahan hati.

Dokumen yang terkait

Implementasi Ajaran Salafi di Sekolah Dasar Islam: Studi Kasus SD Islam Salman Al-Farisi Kota Bekasi

0 4 246

BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN EMPATI BUDAYA SISWA SMA : Studi Pra Eksperimen Terhadap Siswa Kelas XI SMA BPI 1 Bandung tahun Ajaran 2012-2013.

0 5 63

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI-SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA : Studi Pra Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cipatat Bandung Barat Tahun Ajaran 2011-2012.

0 0 39

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PROSOSIAL SISWA : Penelitian Deskriptif Terhadap Siswa Kelas Vii Smp Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

2 14 27

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL UNTUK MEMBANTU KETERAMPILAN SOSIAL SISWA TERISOLIR : Studi Pra Eksperimen terhadap Siswa Kelas XI SMKN 20 Jakarta Selatan Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 22

PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL MELALUI PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI INTRAPERSONAL SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA: Studi Pengembangan Program Bimbingan Pribadi Sosial terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajara

0 0 37

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter proaktif (studi pra eksperimen pada siswa/i kelas VIII D SMP Negeri 1 Kejajar Wonosobo tahun ajaran 2015/2

0 0 192

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter penerimaan diri dan sosial (studi pra eksperimen pada siswa kelas VIIB SMP St.Aloysius Gonzaga Nyarumkop,

3 35 166

Efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter peduli sosial (studi pra eksperimen pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015

0 0 153

Efektivitas implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter mandiri : studi pra eksperimen pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 20

0 1 141