Analisis Laporan Keuangan TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 5. Melihat pertumbuhan atau perkembangan perolehan pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Analisis rasio keuangan pada APBD dilakukan dengan membandingkan hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehinggga dapat diketahui bagaimana kecenderungan yang terjadi. Selain itu dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan dengan rasio keuangan pemerintah daerah tertentu dengan rasio keuangan daerah lain yang terdekat ataupun potensi daerahnya relatif sama untuk dilihat bagaimana posisi keuangan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah daerah lainnya.

D. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah upaya untuk mengidentifikasi ciri-ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan suatu entitas tertentu yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan metode dan teknik analisis tertentu dalam melihat ukuran dan hubungan unsur laporan keuangan. Hasil dari analisis tersebut diharapkan dapat meminimalkan bahkan menghilangkan penilaian yang bersifat dugaan semata, ketidakpastian, pertimbangan pribadi dan lain sebagainya. Bahkan melalui analisis laporan keuangan juga kemungkinan dapat diketahui adanya kesalahan proses akuntansi. Dengan demikian akan menambah keyakinan pengguna laporan atas data atau informasi yang tersedia sehingga pengambilan keputusannya menjadi lebih akurat. Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak kejadian atau transaksi masa lalu sekaligus untuk meramalkan prospek keuangan di masa commit to user mendatang memiliki karakteristik memuat implikasi dan prediksi. Analisis laporan keuangan pemerintah juga dapat menilai kinerja keuangan pemerintah dalam suatu tahun anggaran. Ada keterbatasan dalam teknik-teknik analisis laporan keuangan pemerintah daerah, khususnya analisis perbandingan atau rasio dibandingkan dengan penggunaan di sektor swasta. Keterbatasannya adalah belum adanya nama dan kaidah pengukuran yang seragam atas teknik analisis laporan keuangan pemerintah daerah karena belum didukung oleh pembahasan dan teori analisis laporan keuangan yang memadai. Menurut Widodo dalam Modul Analisis Laporan Keuangan Daerah 2007:73-74 hal itu disebabkan oleh a d a n y a k eterbatasan karena sifat dan cakupannya berbeda dengan laporan keuangan oleh lembaga perusahaan yang bersifat komersial. Kedua, penyusunan APBD sebagian masih dilakukan berdasarkan pertimbangan incremental budget seharusnya disusun berdasarkan pendekatan kinerja sebagaimana tersebut dalam pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000, yaitu besarnya masing-masing komponen pendapatan dan belanja dihitung dengan meningkatkan persentase tertentu biasanya berdasarkan tingkat inflasi. Karena disusun dengan pendekatan secara incremental, maka sering kali mengabaikan rasio keuangan dalam APBD. Ketiga, penilaian keberhasilan APBD lebih ditekankan pada pencapaian target, sehingga kurang memperhatikan bagaimana perubahan yang terjadi pada komposisi ataupun struktur APBDnya. Analisis rasio keuangan merupakan metode yang paling baik digunakan untuk memperoleh gambaran kondisi keuangan perusahaan secara commit to user keseluruhan. Menurut Usman dalam Hapsari 2007, analisis rasio keuangan berguna sebagai analisis intern untuk mengetahui hasil keuangan yang telah dicapai guna perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern bagi kreditur dan investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal. Penelitian ini akan menggunakan analisis perbandingan pos-pos laporan keuangan. Teknik analisis perbandingan dilakukan dengan membandingkan satu atau beberapa pos dengan satu atau beberapa pos lainnya dalam satu periode. Tujuan analisis ini antara lain untuk menilai kondisi atau kinerja keuangan pemerintah daerah. Perbandingan pos-pos laporan keuangan sering disebut dengan istilah rasio keuangan. Dibandingkan dengan teknik analisis keuangan lainnya, analisis rasio keuangan memiliki keunggulan, antara lain, berikut ini. Pertama, rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. Kedua, rasio merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan yang rinci dan rumit. Ketiga, standarisasi unit-unit pengukuran komponen keuangan pemerintah daerah. Keempat, lebih mudah memperbandingkan kondisi keuangan pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lain atau melihat perkembangan pemerintah daerah secara periodik. Kelima, lebih mudah melihat perkembangan pemerintah daerah serta melakukan prediksi di masa yang akan datang. commit to user Dari data APBD yang dikembangkan oleh Widodo dalam Halim 2007:232-234, antara lain terdapat perhitungan berikut ini. 1. Kemandirian Keuangan Daerah Perbandingan ini digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian pemerintah daerah dalam hal pendanaan sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi yang berperan sebagai sumber pendapatan. Kemandirian ditunjukkan dari besar kecilnya pendapatan asli daerah PAD dibandingkan dengan total pendapatan yang diterima. Pendapatan lain di luar PAD bantuan pemerintah pusat maupun pinjaman ditambah PAD merupakan kompenen pembentuk total penadapatan. Rasio kemandirian menggambarkan, semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah untuk mendanai sendiri aktivitasnya. Semakin tinggi rasio kemadirian juga menunjukkan semakin tinggi kesejahteraan masyarakat karena kemampuan membayar pajak dan retribusi yang tinggi. Berikut adalah cara perhitungan rasio kemandirian. 2. Efektifitas Pendapatan Asli Daerah Perbandingan ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan commit to user dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah. Kemampuan daerah dalam menjalankan kewajibannya dikatakan efektif apabila rasio yang dicapat minimal sebesar satu atau 100. Semakin tinggi rasio efektivitas, maka semakin tinggi kemampuan daerahnya. 3. Efisiensi Pendapatan Asli Daerah Perhitungan ini menggambarkan perbandingan antara besarnya realisasi pengeluaran output dengan realisasi penerimaan input yang diterima.

E. Pengembangan Hipotesis