Diskripsi dan Analisa Data

Pelaksanaan pengambilan data dilakukan di SMP Kanisius Pakem pada hari sabtu 13 mei 2013 pukul 12.00-13.30 WIB dengan jumlah siswa yang dites ada 44 siswa. Di SMP Aloysius Turi pada hari sabtu kamis 23 Mei 2013 pukul 07.00-08.30 WIB dengan jumlah siswa yang dites ada 23 siswa. Dan di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta pada hari senin 20 mei 2013 pukul 10.15- 12.45 WIB dengan jumlah siswa yang dites ada 38 siswa. Jadi jumlah siswa yang dites ada 105 siswa.

B. Data

Tes diikuti oleh 105 siswa kelas VIII beberapa SMP di Yogyakarta. Semua siswa mengerjakan soal yang berkaitan dengan konsep gaya soal terlampir pada lampiran A1. Soal FCI halaman 85. Waktu yang digunakan dalam mengerjakan soal FCI adalah 90 menit, soal FCI terdiri dari 20 soal. Dengan waktu tersebut hampir setiap siswa mengerjakan semua soal FCI, namun ada beberapa siswa yang mengerjakan sebagian soal. Data keadaan siswa dalam menjawab terlampir pada lampiran B2. Keadaan jawaban siswa halaman 108.

C. Diskripsi dan Analisa Data

Pada bagian ini dideskripsikan keadaan siswa menjawab pada aspek yang diteliti yaitu pemahaman siswa pada konsep gaya dan miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta. 1. Pemahaman Pada soal FCI yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa dan miskonsepsi yang terjadi pada siswa dalam memahami konsep gaya terdiri dari 6 konsep gaya. Untuk itu pemahaman siswa tentang konsep gaya dilihat pada setiap konsep dan pada keseluruhan konsep gaya. Berdasarkan hasil rekap skor jawaban siswa dilampirkan pada lampiran B3. Rekap skor pemahaman pada konsep Kinematika, Hukum I Newton, hukum II Newton halaman 112, dan lampiran B4. Rekap skor pemahaman pada konsep Hukum III Newton, Prinsip Superposisi, dan Macam-macam Gaya halaman 115, maka disini dibuat tabel pemahaman siswa tentang konsep gaya. Tabel 4.1 Pemahaman siswa pada konsep gaya Konsep SD Kinematika 28,00 26,91 13,55 Hukum I Newton 18,33 Hukum II Newton 28,25 Hukum III Newton 10,00 Prinsip Superposisi 50,48 Gravitasi 26,38 Keterangan: Berdasarkan tabel 4.1 Pemahaman konsep gaya halaman 49, dilihat rata-rata skor siswa untuk setiap konsep dan dengan menggunakan tabel 3.3 Klasifikasi pemahaman siswa menggunakan skor halaman 44, maka dapat dituliskan pemahaman siswa untuk setiap konsep. Pada konsep kinematika rata-rata skor yang didapatkan oleh siswa adalah 28,00 dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap konsep kinematika. Pada konsep hukum I Newton rata-rata skor yang didapatkan oleh siswa adalah 18,33 dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang sangat kurang terhadap konsep hukum I Newton. Pada konsep hukum II Newton rata-rata skor yang didapatkan oleh siswa adalah 28,25 dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap konsep hukum II Newton. Pada konsep hukum III Newton rata-rata skor yang didapatkan oleh siswa adalah 10,00 dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang sangat kurang terhadap konsep hukum III Newton. Pada konsep prinsip superposisi rata-rata skor yang didapatkan oleh siswa adalah 50,48 maka dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang cukup terhadap konsep prinsip superposisi. Dan pada konsep gravitasi rata-rata skor yang didapatkan oleh seluruh siswa adalah 26,38 dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap konsep macam-macam gaya. Setelah mengetahui pemahaman siswa pada setiap konsep gaya disini juga dituliskan pemahaman siswa pada seluruh konsep gaya. Berdasarkan tabel 4.1 Pemahaman konsep gaya halaman 49, didapatkan rata-rata skor siswa pada seluruh konsep gaya adalah 26,91 dengan standar deviasi 13,55. Maka dengan skor rata-rata 26,91 dan menggunakan tabel 3.3 Klasifikasi pemahaman siswa menggunakan skor halaman 44, dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap konsep gaya. Dengan nilai standar deviasi 13,55, ini merupakan nilai yang besar dari rata-rata skor, berarti rata-rata skor siswa pada konsep gaya adalah menyebar artinya ada perbedaan pada skor rata-rata siswa untuk setiap konsep. Dengan adanya perbedaan rata-rata skor siswa untuk setiap konsep menunjukkan bahwa pada konsep gaya ada konsep yang paling dipahami oleh siswa dan sedikit dipahami oleh siswa. Konsep yang paling dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta yaitu konsep yang memiliki skor rata-rata paling tinggi, dan yang kurang dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta yaitu konsep yang memiliki skor rata-rata paling rendah. Maka dapat dikatakan konsep gaya yang paling dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta adalah konsep prinsip superposisi, dan konsep gaya yang kurang dipahami oleh siswa beberapa SMP di Yogyakarta adalah konsep hukum III Newton. 2. Miskonsepsi Siswa beberapa SMP di Yogyakarta memiliki pemahaman yang kurang terhadap keseluruhan konsep gaya. Dengan memiliki pemahaman yang kurang berarti dapat dikatakan bahwa siswa beberapa SMP di Yogyakarta dalam mengerjakan soal FCI yang di berikan lebih banyak memilih jawaban yang salah. Pada jawaban yang salah menunjukkan adanya miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Berdasarkan keadaan siswa dalam menjawab terlampir pada lampiran B2. Keadaan jawaban siswa halaman 108 dan tabel 2.3 Miskonsepsi dalam FCI halaman 23, maka dibuat tabel jumlah jawaban siswa menjawab dan jenis miskonsepsinya terhadap setiap konsep untuk melihat miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap konsep gaya. Angka yang berwarna biru menunjukkan letak macam jawaban benar dan persentase jumlah siswa yang menjawab benar, berlaku pada setiap nomor. Pada kolom jumlah siswa yang menjawab salah diberikan warna yang digunakan untuk melihat letak dan jenis miskonsepsi sesuai dengan warna, berlaku pada setiap nomor. Dalam pembahasan dibawah ini membahas miskonsepsi yang banyak terjadi pada siswa beberapa SMP di Yogyakarta terhadap konsep gaya yang di tunjukkan pada kolom warna kuning yang memiliki persentase jumlah siswa ≥ 40 siswa menjawab salah pada macam jawaban salah itu. 53 a. Kinematika Tabel 4.2a Jumlah siswa menjawab terhadap konsep kinematika dan jenis miskonsepsinya Subkonsep No soal Jumlah siswa yang menjawab Miskonsepsi a b c d Kosong Total Kecepatan yang dibeda-bedakan dari posisinya 12 59,05 21,90 0,95 100 Tidak dapat membedakan posisi-kecepatan 8,57 9,52 Tidak dapat membedakan kecepatan- percepatan Percepatan yang dibeda-bedakan dari kecepatannya 13 36,19 7,62 48,57 6,67 0,95 100 Tidak dapat membedakan kecepatan- percepatan Percepatan konstan pada: Lintasan parabola 15 24,76 9,52 0,95 100 Kehilangan menerima dorongan aslinya 36,19 Gabungan gaya menentukan arah gerak 28,57 Terjadi dorongan yang berubah perlahan- lahan Percepatan konstan pada: Kelajuan yang berubah 16 13,33 40,95 0,95 100 Kecepatan sebanding dengan gaya yang digunakan 19,05 Gaya menyebabkan percepatan menuju ke pusat kecepatan 25,71 Gaya aktif yang bekerja menurun Penjumlahan vektor kecepatan 4 5,71 8,57 60,95 1,9 100 Gaya akhir untuk menentukan gerak 22,86 Komponen kecepatan tidak diuraikan secara vector Berdasarkan tabel 4.2a Jumlah siswa menjawab terhadap konsep kinematika dan jenis miskonsepsinya halaman 53, dengan melihat persentase jumlah siswa pada macam jawaban salah ternyata ada 2 macam jawaban salah yang memilki persentase ≥ 40, pada konsep kinematika yang digunakan untuk memahami: 1 Kecepatan yang dibeda-bedakan dari posisinya. Dalam memahami konsep tersebut dicantumkan pada soal no 12, seperti berikut: ada dua buah balok balok A dan balok B memiliki perbedaan waktu 0.20 detik dari setiap balok menuju kotak bernomor dari balok bernomor 1 menuju balok bernomor 2 seperti pada gambar di bawah ini, kedua balok itu bergerak ke arah kanan. Dengan membaca keterangan, melihat serta memperhatikan gambar diatas siswa diminta mencermati apakah balok-balok balok A dan balok B ada yang memiliki kecepatan sama?. Terdapat 59,05 siswa memilih jawaban yang menyatakan bahwa balok A dan balok B tidak memiliki kecepatan yang sama. Jawaban salah tersebut terkait dengan miskonsepsi pada konsep kinematika yaitu siswa tidak dapat membedakan posisi dengan kecepatan. Alasan yang ditulis salah satu siswa yang memilih jawaban tersebut adalah “karena posisinya tidak pas antara balok A dan balok B ” pada lembar jawab dengan kode SMP_007. Dengan siswa memberi alasan tersebut menunjukkan bahwa untuk menentukan suatu kecepatan yang sama hanya dengan melihat posisi suatu benda berada dititik yang sama. Kecepatan adalah perpindahan tiap satuan . Dalam soal dijelaskan waktu yang dibutuhkan untuk balok-balok A untuk bergerak dari balok 1 menuju balok 2, balok 2 menuju balok 3, dst... adalah sama dengan waktu yang dibutuhkan oleh balok balok B untuk bergerak dari balok 1 menuju balok 2, balok 2 menuju balok 3, dst, maka untuk mengetahui ada tidaknya kecepatan yang sama pada balok A dan balok B yaitu dengan melihat interval jarak yang sama untuk balok- balok bernomor antara balok A dan balok B. Pada interval jarak yang sama balok-balok tersebutlah yang memiliki kecepatan yang sama karena sudah dijelaskan dalam soal bahwa waktu yang diwakili oleh kotak bernomor adalah sama. 2 Percepatan yang dibeda-bedakan dari kecepatannya. Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal no 13 dengan menggunakan gambar dibawah ini dengan pertanyaannya adalah bagaimana hubungan percepatan antara balok A dan balok B?. Terdapat 48,57 siswa memilih jawaban c yang menyatakan percepatan balok B lebih besar dari pada percepatan balok A, jawaban tersebut terkait dengan miskonsepsi pada kinematika yaitu bahwa siswa tidak dapat membedakan suatu kecepatan dengan percepatan. Alasan yang ditulis salah satu siswa yang memilih jawaban tersebut adalah “karena jarak A lebih dekat sedangkan B lebih jauh-jauh ” dikutip dari lembar jawaban dengan kode SMP_052. Dengan alasan tersebut berarti siswa tidak bisa membedakan suatu kecepatan dengan percepatan, siswa menganggap dengan suatu kotak bergerak dengan waktu yang sama dan memiliki jarak antar balok jauh maka balok memiliki kecepatan yang lebih besar. Dalam kasus ini dimana balok dapat menempuh jarak lebih jauh adalah balok memiliki kecepatan yang besar. Jadi cukup jelas bahwa siswa belum dapat membedakan suatu kecepatan dengan percepatan. Percepatan timbul karena adanya perubahan kecepatan Dalam soal untuk melihat hubungan percepatan balok A dan B adalah dengan melihat saja inetrval jarak balok-balok bernomor pada balok A dan balok-balok bernomor pada balok B karena waktu yang digunakan dari balok-balok bernomor adalah sama. Maka dapat dilihat interval jarak balok-balok bernomor pada balok A dan balok B, dengan adanya interval jarak dan waktu berarti bisa mengetahui kecepatanya. Balok-balok bernomor pada balok A memiliki interval jarak yang sama, dengan keterangan waktunya sama makadapat dikatakan balok A memilki kecepatan yang sama, berarti tidak mengalami perubahan kecepatan dengan kata lain percepatannya nol. Pada balok B pun terlihat seperti pada balok balok A maka dapat dikatakan percepatan balok A= percepatan balok B yaitu 0. 58 b. Hukum I Newton Tabel 4.2b Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum I Newton dan jenis miskonsepsinya Subkonsep No soal Jumlah siswa yang menjawab Miskonsepsi a b c d Kosong Total Tanpa adanya gaya 2 35,24 2,86 100 Dorongan dengan arah yang melingkar 22,86 13,33 25,71 Gabungan gaya menentukan arah gerak Gaya centrifugal Arah kecepatan yang tetap 17 20,00 5,71 45,71 1,90 100 Kehilangan menerima dorongan aslinya 26,67 Gaya akhir untuk menentukan gerak Kelajuan konstan 18 11,43 20,95 1,90 100 Terjadi dorongan yang berubah perlahan-lahan 45,71 20,00 Menghilangnya dorongan Dengan menghilangkan gaya yang bekerja 20 38,10 33,33 3,81 100 Gerakan yang menyatakan bahwa terdapat gaya aktif pada benda Besar massa menyebabkan berhenti bergerak 14,29 Gaya dorong oleh “ pukulan” 11,49 Terjadi dorongan yang berubah perlahan-lahan Berdasarkan tabel 4.2b Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum I Newton dan jenis miskonsepsinya halaman 58, dan melihat persentase jumlah siswa pada macam jawaban salah terhadap konsep Hukum I Newton, ternyata ada 2 macam jawaban salah yang memilki persentase ≥ 40 pada konsep kinematika yang digunakan untuk memahami: 1 Arah kecepatan yang tetap Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal nomor 17 dengan ditunjukkan dengan gambar seperti dibawah ini, dengan keterangan yaitu saat roket mencapai posisi “c” mesin roket mati, lintasan manakah yang dilalui roket setelah dari posisi “c”? Terdapat 45,71 siswa memilih gambar lintasan yang tepat yaitu ddengan miskonsepsi yang terkait dalam jawaban tersebut yaitu menghilangnya dorongan. Alasan yang dituliskan salah satu siswa yang memilih jawaban salah tersebut yaitu “karena kecepatan berkurang” alasan pada lembar jawab kode SMP_002, disini siswa menganggap dengan mesin roket mati maka tidak ada gaya dorongan lagi roket untuk bergerak maka arah kecepatan roket berubah menurun. Dalam memahami konsep tentang arah kecepatan yang tetap siswa banyak yang berfikir untuk mempertahankan suatu kecepatan dan arah tertentu diperlukan gaya luar. Pada Hukum I Newton menyatakan bahwa: ”jika gaya atau resultan yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol, benda akan tetap diam atau tetap bergerak lurus beraturan”. Hukum I Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan selama tidak ada gaya eksternal yang bekerja. Yang terjadi untuk gerak pada roket setelah roket tidak diberi gaya sama dengan nol adalah roket bergerak dengan kecepatan konstan. Dengan kecepatan konstan roket bergerak maka dapat dikatakan bahwa roket melakukan gerak lurus beraturan GLB. Kecepatan merupakan besaran vektor jadi kecepatan memiliki arah, pada GLB kecepatan konstan berarti besar kecepatan dan arah kecepatan konstan maka jawaban yang tepat adalah b. 2 Kelajuan konstan Dalam memahami konsep ini dicantumkan pada soal nomor 18 menggunakan gambar seperti pada subkonsep sebelumnya arah kecepatan konstan ditanyakan bagaimanakah kelajuan roket setelah mencapai posisi “c”. Terdapat 45,71 siswa yang memilih jawaban c yang menyatakan kelajuan roket adalah terus menurun, jawaban tersebut mengandung miskonsepsi terkait dengan dorongan yaitu menghilangnya dorongan. Alasan yang dituliskan salah satu siswa yang memilih jawaban tersebut yaitu “karena gayanya dihilangkan” dikutip dari lembar siswa dengan kode SMP_096, siswa beranggapan dengan mesin roket mati dorongan sudah tidak lagi diberikan maka kelajuannya dalam bergerak menurun. Disini ternyata siswa juga berfikir untuk mempertahankan suatu keadaan tertentu tertentu diperlukan gaya luar. Dalam subkonsep sebelumnya arah kecepatan konstan roket bergerak dengan kecepatan konstan dan arah konstan maka roket melakukan GLB. Denganroket bergerak kecepatan konstan dan arah konstan maka kelajuan dari roket adalah konstan. 62 c. Hukum II Newton Tabel 4.2c Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum II Newton dan jenis miskonsepsinya Subkonsep No soal Jumlah siswa yang menjawab Miskonsepsi a b c d Kosong Total Impuls gaya 3 38,10 34,29 0,95 100 Gaya akhir untuk menentukan gerak 0,95 Kehilangan menerima dorongan aslinya 25,71 Terjadi dorongan yang berubah perlahan-lahan Gaya yang konstan secara tidak langsung menyatakan percepatannya konstan 15 24,76 9,52 0,95 100 Kehilangan menerima dorongan aslinya 36,19 Gabungan dari Gaya menentukan gerak 28,57 Terjadi dorongan yang berubah perlahan-lahan 16 13,33 40,95 0,95 100 Kecepatan sebanding dengan Gaya yang digunakan 19,05 Gaya menyebabkan percepatan menuju ke pusat kecepatan 25,71 Gaya aktif yang bekerja menurun Berdasarkan tabel 4.2c Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum II Newton dan jenis miskonsepsinya halaman 62, terlihat bahwa persentase jumlah siswa yang menjawab pada macam setiap jawaban salah dibawah 40 maka peneliti tidak menganalisa miskonsepsi yang banyak terjadi pada konsep hukum II Newton. Namun dari tabel dapat terlihat informasi jenis miskonsepsi yang terkait pada jawaban salah yang siswa pilih dalam memahami konsep hukum III Newton. 64 d. Hukum III Newton Tabel 4.2d Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum III Newton dan jenis miskonsepsinya Subkonsep No soal Jumlah siswa yang menjawab Miskonsepsi a b c d Kosong Total Untuk Impuls Gaya 5 36,19 12,38 9,52 100 Hanya perantara peralatan yang aktif menyebabkan gaya 41,90 Massa yang lebih besar menyatakan gaya yang lebih besar Perantaraperalatan yang aktif menghasilkan gaya yang lebih besar Untuk gaya yang terus menerus 7 10,48 31,43 100 Massa yang lebih besar menyatakan gaya yang lebih besar 52,38 Hanya perantara peralatan yang aktif menyebabkan gaya 5,71 Adanya hambatan Berdasarkan tabel 4.2d Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Hukum III Newton dan jenis miskonsepsinya halaman 64, dengan melihat persentase jumlah siswa pada macam jawaban salah terhadap konsep hukum III Newton, ternyataada 2 macam jawaban salah yan g memilki persentase ≥ 40 pada konsep kinematika yang digunakan untuk memahami: 1 Untuk impuls gaya Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal nomor 5. Pada soal dijelaskan: ada dua orang siswa, siswa ”a” memiliki massa 95 kg dan siswa “b” memiliki massa 77 kg masing masing duduk di atas kursi dan saling berhadapan. Siswa “a” meletakkan kakinya pada lutut siswa “b”, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Siswa “a” tiba- tiba mendorong lutut siswa “b” dengan kakinya, sehingga menyebabkan kedua kursi bergerak. Siswa diminta untuk memilih jawaban yang tepat dari kesimpulan peristiwa yang terlihat pada gambar dibawah ini dengan keterangan diatas. Ada 41,90 siswa memilih jawaban c yang memiliki pernyataan kedua siswa saling memberikan gaya, tetapi siswa “a” memberikan gaya yang lebih besar, dalam pernyatan ini terdapat miskonsepsi terkait dengan pasangan aksi-reaksi yaitu massa yang lebih besar menyatakan gaya yang lebih besar dan juga terkait miskonsepsi gaya aktif yaitu hanya perantara peralatan aktif yang menyebabkan gaya. Alasan yang diberikan oleh salah satu siswa yang memilih jawaban salah tersebut yaitu “karena siswa “a” mempunyai massa yan g lebih besar dari siswa “b” dikutip dari lembar jawab dengan kode SMP_058. Dengan melihat alasan yang siswa berikan menyatakan massa suatu benda digunakan untuk menentukan besarnya gaya yang bekerja sehingga besarnya gaya yang diberikan oleh siswa a terhadap siswa b lebih besar. Massa tidak menentukan besar kecilnya sebuah gaya, pada kasus ini kedua siswa memberikan gaya yang sama besarnya. Dalam konsep hukum III Newton , dimana besarnya gaya sama hanya arahnya yang berlawanan. Dengan keterangan pada soal maka siswa b setelah didorong bergerak lebih cepat dibanding siswa a berarti siswa a dengan massa lebih kecil bergerak lebih cepat percepatannya besar, dan pada siswa b yang memiliki massa besar bergerak lebih lambat percepatan kecil, maka besarnya gaya adalah sama. 2 Gaya yang terus menerus diberikan Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal no 7. Sebuah mobil terus menerus mendorong memberikan gaya terhadap truk yang mogok hingga truk bergerak kedepan. Siswa diminta untuk menyimpulkan dari kejadian peristiwa tersebut. Ada 52,38 siswa memilih jawaban salah c dengan pernyataan yaitu bahwa mesin mobil dalam keadaan hidup sehingga memberikan gaya dorong terhadap truk, tetapi mesin truk mati sehingga truk tidak bisa memberikan gaya balik ke mobil, dan truk kedepan karena terdorong oleh mobil. Pernyataan pada jawaban c memiliki miskonsepsi yang terkait pada gaya aktif yaitu hanya perantara peralatan aktif yang menyebabkan gaya. Alasan yang salah satu siswa tuliskan dalam memilih jawaban tersebut yaitu “karena mobil memberikan gaya dorong terhadap truk sehingga truk dapat meluncur ” dikutip dari lembar jawaban dengan kode SMP_102. Terlihat bahwa siswa menganggap mobil yang mesinnya dalam keadaan hiduplah yang memberikan gaya terhadap truk namun karena truk diam maka truk tidak memberikan gaya balik terhadap mobil. Dalam hukum III Newton mengambarkan sifat penting dari gaya, yaitu bahwa gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika gaya dikerjakan pada sebuah benda A, maka harus ada benda lain B yang mengerjakan benda itu. Selanjutnya jika benda B mengerjakan gaya pada benda A, maka benda A harus mengerjkan gaya pada benda B yang sama besar dan berlawanan arahnya. Hukum III Newton menyatakan bahwa: ”jika benda pertama menegrjakan gaya pada benda kedua, maka benda kedua akan mengerjakan gaya yang sama pada benda pertama dengan arah yang berlawanan . Ini sama halnya pada kasus mobil yang terus memberikan gaya terhadap truk maka besarnya gaya yang diberikan mobil terhadap truk sama dengan gaya yang diberikan truk terhadap mobil. 69 e. Prinsip Superposisi Tabel 4.2e Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Prinsip Superposisi dan jenis miskonsepsinya Subkonsep No soal Jumlah siswa yang menjawab Miskonsepsi a b c d Kosong Total Penjumlahan vektor 11 14,29 67,62 4,76 0,95 100 Gaya yang besar menentukan arah gerak 12,38 Gabungan gaya menentukan arah gerak Menghilangkan gaya yang bekerja 20 38,10 33,33 2,86 100 Gerakan yang menyatakan bahwa terdapat gaya aktif pada benda Besar massa menyebabkan berhenti bergerak 14,29 Gaya dorong oleh “ pukulan” 11,49 Terjadi dorongan yang berubah perlahan-lahan Berdasarkan tabel 4.2e Jumlah siswa menjawab terhadap konsep Prinsip Superposisi dan jenis miskonsepsinya halaman 69, terlihat bahwa persentase jumlah siswa yang menjawab pada settiap macam jawaban salah dibawah 40 maka peneliti tidak menganalisa miskonsepsi yang banyak terjadi pada konsep prinsip superposisi. Namun dari tabel dapat terlihat informasi jenis miskonsepsi yang terkait pada jawaban salah yang siswa pilih dalam memahami konsep prinsip superposisi. 71 f. Macam-macam Gaya Tabel 4.2f Jumlah siswa menjawab terhadap konsep macam-macam Gaya dan jenis miskonsepsinya Subkonsep No soal Jumlah siswa yang menjawab Miskonsepsi a b c d Kosong Total Sentuhan pada benda padat:Pasif 6 65,71 20,00 0,95 100 Tidak ada gerak menyatakan tidak ada gaya 9,52 Ada tekanan udara dan gravitasi 3,81 Adanya hambatan Sentuhan pada benda padat: Impuls 8 13,33 37,14 2,86 43,81 2,86 100 Hanya perantara peralatan yang aktif menyebabkan gaya Gesekan yang berlawanan dengan arah gerak 19 39,05 10,48 3,81 100 Kecepatan sebanding dengan gaya yang digunakan 40,00 Gaya yang mengatasi hambatan sehingga benda bergerak 6,67 Hambatan yang berlawanan dengan gaya Bekerja pada fluida: Hambatan udara 14 9,52 39,05 0,95 100 Hanya perantara peralatan yang aktif menyebabkan gaya 18,10 32,38 Gaya dorong oleh “ pukulan” Bekerja pada fluida:Tekanan udara 6 65,71 20,00 0,95 100 Tidak ada gerak menyatakan tidak ada gaya 9,52 Adantekanan udara dan gravitasi 3,81 Adanya hambatan 72 Subkonsep No soal Jumlah siswa yang menjawab Miskonsepsi A b c d Kosong Total Gravitasi 10 7,62 9,52 0,95 100 Adanya tekanan udara dan gravitasi 62,86 Pertambahan gravitasi sebanding dengan kecepatan jatuhnya benda Percepatan menyatakan bertambahnya gaya 19,05 Gravitasi untuk massa 14 9,52 39, 05 0,95 100 Hanya perantara peralatan yang aktif menyebabkan gaya 18,10 32,38 Gaya dorong oleh “ pukulan” 6 65,71 20,00 0,95 100 Tidak ada gerak menyatakan tidak ada gaya 9,52 Adanya tekanan udara dan gravitasi 3,81 Adanya hambatan Percepatan tidak dipengaruhi berat benda 1 11,43 2,86 8,57 77,14 100 Benda yang lebih berat jatuh lebih cepat Lintasan parabola 9 2,86 44,76 2,86 100 Gabungan gaya menentukan arah gerak Gaya dorong oleh “ pukulan” 34,29 15,24 Menghilangnya dorongan Gravitasi bekerja setelah benda dikenai dorongan Berdasarkan tabel 4.2f Jumlah siswa menjawab terhadap konsep macam-macam Gaya dan jenis miskonsepsinya halaman 71, dengan melihat persentase jumlah siswa pada macam jawaban salah terhadap konsep tersebut, ternyata ada 5 macam jawaban salah yang memilki persentase ≥ 40 pada konsep macam-macam gaya yang digunakan untuk memahami: 1 Sentuhan pada benda padat: pasif, tekanan udara, gravitasi Dalam memahami konsep macam-macam gaya tersebut terdapat pada soal no 6, dengan menanyakan gaya apa saja yang bekerja pada buku yang berada diatas meja. Ada 65,71 siswa memilih jawaban a yang menyatakan tidak ada satupun yang benar. Jawaban tersebut memiliki miskonsepsi terkait dengan gaya aktif yaitu tidak ada gerak menyatakan tidak ada gaya. Alasan yang salah satu siswa berikan dalam memilih jawaban salah tersebut yaitu “ karena buku diam saja dimeja” dikutip dari lembar jawaban dengan kode siswa SMP_086. Dengan melihat alasan siswa memilih jawaban tersebut berarti siswa beranggapan bahwa suatu benda yang tidak mengalami gerak berarti menyatakan tidak adanya gaya yang bekerja pada benda itu walaupun benda itu bersentuhan. Walaupun suatu benda yang bersentuhan diam, tetap ada gaya yang bekerja pada benda. Gaya yang bekerja pada buku yang berada diatas meja adalah gaya kebawah buku yang disebabkan oleh gravitasi, dan gaya keatas oleh meja terhadap buku yang disebut gaya normal, dan gaya keatas yang disebabkan oleh tekanan udara. 2 Sentuhan pada benda padat: impuls Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal no 8 yaitu ketika bola karet jatuhkan ke lantai maka bola akan terpantul kembali, pertanyaan yang diberikan adalah apa yang menyebakan bola karet terpantul kembali? Ada 43,81 siswa memilih pada jawaban yang belum teridentifikasi miskonsepsinya pada tabel 2.3 Miskonsepsi dalam FCI halaman 24 . yaitu pada pilihan jawaban d. Alasan dari salah satu siswa yaitu “karena bolalah yang memberi gaya pada lantai tetapi gaya balik yang diberikan lantai lebih besar sehingga bola kembali terpantul keatas” dikutip dari lembar jawaab dengan kode SMP_059. Pada soal diatas gaya impuls yang terjadi yaitu lantai memberikan gaya terhadap bola sehingga bola terpantul. 3 Gesekan yang berlawanan dengan arah gerak Dipaparkan pada soal nomor 19 yaitu adanya sebuah kotak besar didorong dan kotak tersebut bergerak dengan kecepatan konstan 4,0 ms. Disini siswa disuruh memilih kesimpulan yang tepat untuk kasus tersebut. Ada 40,00 siswa memilih jawaban b yang menyatakan besar gaya yang bekerja untuk mengerakan kotak dengan kecepatan konstan harus lebih besar daripada beratnya. Untuk pernyataan itu ternyata terdapat miskonsepsi yang terkait dengan hambatan dalam gerak suatu benda yaitu gaya yang mengatasi hambatan sehingga benda bergerak gerak. Alasan salah satu siswa yang memilih jawban salah tersebut yaitu “karena jika gaya yang diberikan ke kotak kurang maka kotak gak akan bergerak” dikutip dari lembar siswa dengan kode SMP_096. Dari alasan siswa terlihat bahwa siswa menyimpulkan untuk dapat mengerakkan kotak besar agar kotak dapat bergerak dengan kecepatan konstan maka gaya yang diberikan harus lebih besar dari massa balok besar. Ada 2 jenis gaya gesek, salah satunya adalah gaya gesek kinetis cenderung untuk mempertahankan keadaan bergerak dari benda yang sedang bergerak. Gaya gesek kinetis inilah yang digunakan dalam kasus soal seperti no 19, maka gaya yang digunakan untuk mengerakkan kotak adalah gaya gesek kinetis, jadi besarnya gaya yang bekerja untuk mengerakkan kotak secara konstan sama dengan gaya gesek yang melawan arah gerakan gaya kinetis. 4 Gravitasi Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal nomor 10, yaitu sebuah batu jatuh dari atap gedung berlantai satu ke permukaan tanah, apa yang akan terjadi?. Ada 62,86 siswa memilih jawaban b yaitu yang mengatakan bahwa kecepatan batu bertambah pada saat jatuh karena semakin dekat dengan tanah semakin besar gaya gravitasinya. Pada jawaban b memiliki miskonsepsi yang terkait dengan gaya aktif yaitu suatu percepatan menyatakan bertambahnya gaya yang bekerja dan juga terkait dengan miskonsepsi tentang gravitasi yaitu pertambahan gravitasi sebanding dengan kecepatan jatuhnya benda . Alasannya yang diberikan oleh salah satu siswa yang memilih jawaban salah tersebut yaitu “semakin dekat keinti gravitasi maka semakin berat cepat ”, dikutip dari lembar jawaban dengan kode SMP_064. Dengan alasan tersebut dapat terlihat bahwa siswa menganggap suatu gravitasi akan bertambah besar saat mendekati tanah sehingga kecepatan benda untuk jatuh semakin cepat. Sebenarnya alasan siswa bisa benar jika kasusnya untuk mengatakan suatu benda yang jatuh dari ketinggian yang begitu tinggi sekali. Namun dalam konteks soal tersebut bola hanya dijatuhkan dari atas gedung berlantai satu jadi jawaban dan alasan siswa dapat dikatakan mengalami miskonsepsi pada kasus tersebut. Perbedaan besarnya gravitasi terjadi pada tempat yang memiliki perbedaan yang jauh karena pusat bumilah yang melakukan gaya gravitasi tersebut. 5 Percepatan tidak dipengaruhi berat benda Dalam memahami konsep tersebut terdapat pada soal nomor 1. Pertanyaan soal pada nomor tersebut adalah adanya dua buah bola yaitu bola A dan bola B, kedua bola tersebut tebuat dari logam dan memiliki ukuran yang sama, untuk massanya berbeda bola A memiliki massa 2x lipat lebih besar dari bola B. Pada waktu yang sama kedua bola dijatuhkan dari lantai 2 sebuah gedung. Bagaimana waktu yang dibutuhkan bola untuk mencapai tanah?. Ada 77,14 siswa memilih jawaban d yaitu waktu yang dibutuhkan bola B untuk mencapai tanah lebih lama. Pada pilihan jawaban d memiliki miskonsepsi yang terkait dengan gravitasi yaitu obyek yang lebih berat akan jatuh lebih cepat. Alasan yang salah satu siswa berikan dalam memilih jawaban tersebut “karena benda yang lebih besar massanya lebih cepat jatuh daripada yang lebih kecil” siswa dengan kode siswa SMP_087. Dengan alasan tersebut berarti siswa yang beranggapan bahwa sebuah benda yang massanya lebih besar akan jatuh lebih cepat daripada benda yang massanya ringan pada peristiwa gerak jatuh bebas.

D. Implikasi