5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep
Menurut Ausebel Berg, 1991:8 konsep adalah benda-  benda, kejadian- kejadian,  situasi-  situasi  atau  ciri
–ciri yang memiliki ciri khas  yang terwakili dalam  setiap  budaya  oleh  suatu  tanda  atau  simbol.Jadi  konsep  merupakan
abstraksi dari ciri –ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia
dan  yang  memungkinkan  manusia  berfikir.  Tafsiran  seseorang  akan  suatu konsep berbeda-beda. Tafsiran konsep oleh seseorang disebut konsepsi Berg,
1991:8. Dalam  hal  pemahaman  konsep,  Berg  1991  mengatakan  bahwa  setiap
obyek lingkungan hidup bisa berwujud dalam banyak bentuk, ukuran, dan ciri- ciri  lain.  Dalam  buku  itu  juga  disebutkan  contoh  meja.  Meja  mempunyai
bentuk persegi panjang, segtiga, dan bundar dengan warna, bahan, dan ukuran serta jumlah kaki  yang  macam-macam.  Kesemuannya  itu dapat disebut  meja.
Kata  meja  adalah  suatu  abstraksi  yang  menunjukkan  kesamaan  semua  meja. Meja  adalah  simbol  yang  dipakai  manusia  untuk  berkomunikasi  mengenai
suatu jenis benda dengan ciri-ciri tertentu.
Setiap  konsep  tidak  berdiri  sendiri,  melainkkan  berhubungan  dengan konsep-konsep  yang  lain.  Misalnya  konsep  impuls  berhubungan  dengan
banyak konsep
lain dan
hanya mempunyai
arti
apabila  berhubungan  dengan  konsep-konsep  lain.  Semua  konsep  bersama membentuk semacam jaringan pengetahuan didalam kepala manusia. Semakin
lengkap, terpadu, tepat, dan kuat hubungan antar konsep-konsep dalam kepala seseorang, semakin luaslah pemahaman terhadap konsepnya Berg, 1991.
B. Pemahaman konsep
Moh.Amien  budi,  1987:233,  di  pandang  dari  segi  isi  ternyata  dalam kegiatan  belajar  mengajar  fisika  IPA,  Sains  yang  harus  dipahami  adalah
konsep-konsep,  prinsip-prinsip  dan  teori-teori.  Guru  fisika  akan  dapat menanamkan  konsep  fisika  dengan  benar  bila  mereka  sendiri  memiliki
konsep –konsep yang benar. Oleh karena itu, pemahaman konsep secara benar
adalah sangat penting bagi guru. Berg 1991:11 menjelaskan bahwa seseorang dapat dikatakan memahami
konsep  bila  ia:  1  dapat  mendefinisikan  konsep  yang  bersangkutan  dengan kata  kata  sendiri,  2  dapat  menjelaskan  perbedaan  antara  konsep  yang
bersangkutan  dengan  konsep –konsep  lain,  3  dapat  menjelaskan  hubungan
antara konsep  yang  satu dengan konsep  yang  lain, dan 4 dapat menjelaskan arti  konsep  dalam  kehidupan  sehari
–hari,  maka  seseorang  dikatakan memahami  konsep  dengan  baik  bila  tujuan-tujuan  tersebut  dapat  dicapai.
Siswa  akan  dapat  menyatakan  definisi  dengan  kata-kata  sendiri,  dapat membedakan  konsep  yang  satu  dengan  yang  konsep  yang  lain,  dapat
menjelaskan  hubungan  antar  konsep  dan  dapat  menjelaskan  artinya  dalam kehidupan sehari
–hari, bila siswa dapat meningkat hakikat suatu konsep.
Dahar  1989  merinci  kriteria  tingkat  pemahaman  konsep  sebagai berikut:  1  tingkat  kongkret,  2  tingkat  identitas,  3  tingkat  klasifikatori,  4
tingkat formal. Tingkat Kongkret dicapai apabila  telah  mengenal suatu benda yang  dihadapi  sebelumnya.  Tingkat  identitas  dicapai  apabila  mengenal  suatu
obyek  sesudah suatu selang waktu, bila orang  itu  mempunyai orientasi ruang yang  berbeda  terhadap  obyek  itu,  atau  obyek  itu  ditentukan.  Sebagai  contoh
mengenal  suatu  bola  dengan  cara  menyentuh  bola  itu,  bukan  melihatnya. Tingkat  Klasifikatori  telah  dicapai  apabila  mengenal  persamaan  dari  dua
contoh  yang  berbeda  dari  kelas  yang  sama.  Tingkat  formal  telah  dicapai apabila dapat menentukan atribut
–atribut yang membatasi konsep.
C. Miskonsepsi