Jamu Gendong Manfaat Penelitian

pelayanan kesehatan. Untuk itu harus sesuai dengan kaidah pelayanan kesehatan yaitu secara medis harus dapat dipertanggungjawabkan. Guna mencapai hal itu perlu dilakukan pengujian ilmiah tentang khasiat, keamanan dan standar kualitasnya Soegihardjo,2002. Tidak seperti produk farmasi konvensional, yang biasanya dapat dibuat dari bahan sintetis dengan teknik dan prosedur pembuatan yang dapat diproduksi ulang, produk obat herbal dibuat dari bahan tumbuhan asal yang dapat terkontaminasi dan terurai, serta memiliki komposisi dan sifat yang bervariasi. Selain itu, dalam pembuatan dan pengawasan mutu produk herbal, prosedur dan teknik yang sering digunakan memiliki perbedaan mendasar dari yang digunakan pada produk farmasi konvensional. Pengawasan bahan awal, penyimpanan, dan pengolahan dianggap sangat penting karena sifat banyak produk obat herbal yang sering kompleks dan variabel serta jumlah dan kuantitas kecil dari penetapan bahan aktif yang terdapat di dalamnya Anonim, 2007.

B. Jamu Gendong

Jamu gendong merupakan salah satu ramuan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, digunakan baik untuk memelihara kesehatan, meningkatkan kesehatan mempertahankan kesehatan, ataupun mengobati penyakit. Konsumennya sangat luas mulai dari ibu rumah tangga, pekerja kantor, serta buruh pabrik dan bangunan. Dibuat dan dijajakan oleh ibu- ibu muda yang bersolek, memakai batik dan kebaya dengan sebuah bakul sarat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI botol-botol berisi racikan obat tradisional tersandang dengan selendang lusuh di punggungnya Kodim, 2000 . Usaha jamu gendong adalah usaha peracikan pencampuran pengolahan dan pengedaran obat tradisional dalam bentuk cairan, pilis, parem, tapel, tanpa penandaan dan atau merk dagang serta dijajakan untuk langsung digunakan. Penjual jamu gendong menjajakan dari pintu ke pintu dengan membawa jamu perasan, pilis dan parem. Sering kali juga membawa jamu dari pabrik. Perbedaan jamu gendong dan jamu bagolan adalah jamu gendong menjual barang jadi, sedangkan jamu bagolan menjual barang setengah jadi, yaitu berupa ramuan yang sudah ditumbuk kemudian diracik dengan menambah air matang, disaring, dan hasilnya siap diminum. Dalam rumah tangga pekerjaan jamu gendong sering dilakukan oleh ibu rumah tangga dengan skala yang lebih kecil untuk keperluan sendiri dengan ramuan yang lebih sederhana. Sebagai alat penumbuk digunakan pipisan dan gandhik, yaitu alat penumbuk yang dibuat dari batu, disamping digunakan lumping dan alu. Bahan baku ramuan jamu terdiri dari bahan segar dan bahan kering atau simplisia, yang diperoleh dari pedagang simplisia pasar craken. Hingga kini jamu digunakan oleh penduduk pedesaan maupun perkotaan. Dalam rumah tangga ibu-ibu sering membuat ramuan dengan tujuan untuk memelihara kebugaran dan kecantikan baik berupa minuman maupun bedak, pilis, atau param Soegihardjo,2002. Penggunaan jamu gendong biasanya berdasarkan kebiasaan turun-temurun secara umum, sudah diketahui manfaat jamu gendong, namun secara tertulis belum banyak mengidentitfikasikan khasiat dan manfaatnya. Pemanfaatan jamu gendong lebih banyak sebagai upaya promotif dan preventif kesehatan Handayani Suharmiati, 2001. Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar produk jamu gendong yang dihasilkan aman dikonsumsi oleh masyarakat adalah Prabowo, 2001. a. Bahan baku simplisia : Bahan baku yang digunakan tidak boleh tercemar oleh cemaran fisik, mikroba dan senyawa kimia beracun insektisida. b. Air yang dipergunakan Air yang sehat adalah yang tidak tercemar secara fisik, oleh organisme merugikan, dan tidak tercemar senyawa beracun tidak berbau, tidak berwarna dan tidak keruh. c. Alat yang digunakan Agar jamu yang dihasilkan mempunyai keamanan, maka harus dibuat menggunakan peralatan yang bersih dan tidak mencemari jamu. d. Kebersihan dan perilaku penjual Perilaku merupakan pangkal terjadi kondisi bersih atau kotor. Bakteri yang umum terdapat dalam air adalah Pseudomonas, Micrococcus, Bacillus , Streptococcus, Enterococcus, dan Escherichia Anonim, 1985.

D. Pengeringan