b. Manfaat praktis : dapat memberikan data tentang pemeriksaan Angka Lempeng Total dalam jamu gendong yang beredar di Kotamadya
Yogyakarta.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum : memberikan evaluasi bahwa pada jamu gendong tidak boleh mengandung Angka Lempeng Total melebihi batas yang ditetapkan
Departemen Kesehatan RI. 2. Tujuan khusus : untuk memeriksa jumlah Angka Lempeng Total dalam
jamu gendong yang beredar di tiga pasar di kotamadya Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Kecenderungan masyarakat untuk back to nature dengan indikasi utama peningkatan kebutuhan produk-produk konsumsi untuk kesehatan dari bahan alam
merupakan peluang besar bagi pengembangan tanaman obat dan obat tradisional Indonesia.
Obat Tradisional atau lebih dikenal dengan nama jamu atau obat asli Indonesia OAIN sudah dikenal sejak zaman nenek moyang kita dan tumbuh
berkembang sejalan dengan perkembangan yang terjadi di negara kita. Oleh karena itu, jamu merupakan warisan nenek moyang yang perlu dikembangkan
utamanya untuk menunjang upaya meningkatkan kesehatan masyarakat baik digunakan untuk ujuan pencegahan preventif, peningkatan promotif, maupun
pengbatan kuratif. Obat tradisional juga digunakan daam usaha perawatan kecantikan dan kosmetik.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman Anonim, 1994a. Obat tradisional Indonesia yang telah menjadi bagian integral dari
kehidupan bangsa Indonesia diinginkan untuk dapat dipakai dalam sistem PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pelayanan kesehatan. Untuk itu harus sesuai dengan kaidah pelayanan kesehatan yaitu secara medis harus dapat dipertanggungjawabkan. Guna mencapai hal itu
perlu dilakukan pengujian ilmiah tentang khasiat, keamanan dan standar kualitasnya Soegihardjo,2002.
Tidak seperti produk farmasi konvensional, yang biasanya dapat dibuat dari bahan sintetis dengan teknik dan prosedur pembuatan yang dapat diproduksi
ulang, produk obat herbal dibuat dari bahan tumbuhan asal yang dapat terkontaminasi dan terurai, serta memiliki komposisi dan sifat yang bervariasi.
Selain itu, dalam pembuatan dan pengawasan mutu produk herbal, prosedur dan teknik yang sering digunakan memiliki perbedaan mendasar dari yang digunakan
pada produk farmasi konvensional. Pengawasan bahan awal, penyimpanan, dan pengolahan dianggap sangat penting karena sifat banyak produk obat herbal yang
sering kompleks dan variabel serta jumlah dan kuantitas kecil dari penetapan bahan aktif yang terdapat di dalamnya Anonim, 2007.
B. Jamu Gendong