Radikal Bebas Radikal bebas free radical oleh Soeatmaji 1998 didefinisikan sebagai

tahun β005 adalah sistolik ≥ 1γ0mmHg dan diastolik ≥ 85mmHg Effendi, β01γ dan Soegondo dan Purnamasari, β014. Peningkatan tekanan darah pada obesitas abdominal yang disertai resitensi insulin akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif, maka jumlah SAT yang mengindikasikan seluruh pertahanan tubuh berupa antioksidan terhadap ROS yang berlebihan turun Tangvarasittichai, β015.

2.3 Radikal Bebas Radikal bebas free radical oleh Soeatmaji 1998 didefinisikan sebagai

suatu senyawa atau molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbit terluarnya smenjadi komponen yang tidak stabil dan sangat reaktif. Adanya elektron yang tidak berpasangan menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif dalam mencari pasangan dengan cara mengikat elektron yang berada di sekitarnya sehingga dapat merusak senyawa di sekitarnya dengan membuat radikal bebas baru Winarsi, β011. Jika senyawa yang terikat oleh radikal bebas tersebut bersifat ionik maka dampak negatif yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Tetapi bila elektron yang terikat oleh radikal bebas berikatan kovalen akan sangat berbahaya. Umumnya senyawa yang memiliki ikatan kovalen adalah molekul molekul besar yang disebut biomakromolekul penyusun sel, yaitu lemak, protein, asam nukleat dan polisakarida. Molekul molekul tersebut berpengaruh pada fungsi biologis yang sangat mendasar, sehingga dampak dari radikal bebas tersebut dapat menimbulkan kerusakan sel, jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif hingga kanker Winarsi, β011. Radikal bebas dan senyawa oksigen yang reaktif reactive oxygen species sel berasal dari proses metabolisme normal dalam tubuh dan dari luar tubuh. Radikal bebas yang berasal dari dalam tubuh terbentuk akibat berbagai proses kimia kompleks di dalam tubuh, berupa hasil proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada proses respirasi, proses pencernaan dan proses metabolisme, diproduksi oleh mitokondria, membran plasma, peroksisom, lipoksigenase, retikulum endoplasma dan inti sel, sitokrom P450. Peningkatan radikal bebas juga dapat dipicu oleh stres atau olah raga yang berlebihan. Radikal bebas yang berasal dari luar tubuh didapat dari polutan seperti asap rokok, asap kendaraan bermotor, radiasi sinar matahari, radiasi ionisasi, makanan yang mengandung pengawet, perasa dan pewarna makanan, alkohol, bahan racun yang berasal dari lingkungan seperti pestisida, dan masih banyak lagi yang lainnya Effendi, β01γ. Senyawa oksigen yang reaktif reactive oxygen species juga memiliki peran penting dalam pesinyalan redoks untuk menjaga homeostasis seluler balance antara produksi ROS dan antioksidan Effendi, β01γ. Stress oksidatif terdapat pada keadaan dimana jumlah radikal bebas melebihi kapasitas kemampuan netralisasi antioksidan. Stress oksidatif timbul sejalan dengan bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk memproduksi antioksidan alami pun semakin berkurang Winarsi, 2011. Gambar β.6 Keseimbangan oksidan antioksidan Effendi, β01γ

2.4 Antioksidan