Jaringan lemak Obesitas Abdominal .1 Obesitas abdominal dan pengukuran antropometri

puasa sebesar 1γ,4. Oleh karenanya semakin besar peluang terjadinya penyakit kardiovaskuler Effendi,β01γ Cara lainnya adalah dengan mengukur rasio lingkar pinggang dan lingkar pinggul yaitu waist-hip ratio WHR atau dikenal dengan rasio lingkar pinggang panggul RLPP merupakan alternatif yang praktis untuk di klinik Sugondo, β014. Menurut WHO tahun β008 batasan WHR atau RLPP untuk obesitas abdominal area Asia Tenggara adalah pria 0.90 dan wanita 0.85 Listiyana et al., β01γ. Obesitas abdominal dan resistensi insulin dianggap sebagai bagian utama dari semua kriteria SM, baik dari WHO, EGIR, NCEP-ATP III β001, AACE β00γ, dan IDF β005 Soegondo dan Purnamasari, β014.

2.1.2 Jaringan lemak

Obesitas terjadi bila jumlah dan besar sel lemak dalam tubuh bertambah, hal ini timbul bila asupan energi dalam bentuk makanan lebih banyak yang masuk jika dibandingkan dengan jumlah yang dikeluarkan, dan akan disimpan sebagai lemak dalam bentuk trigliserida Guyton dan Hall, β011. Jaringan lemak merupakan depot penyimpanan energi, tugas utamanya adalah menyimpan energi yang berlebih dalam bentuk trigliserida melalui proses lipogenesis, dan memobilisasi cadangan energi tersebut sebagai asam lemak bebas dan gliserol bila terjadi kekurangan energi melalui proses lipolisis Sugondo, β014. Obesitas adalah suatu kondisi inflamasi kronik tingkat rendah terutama pada white adipose tissue WAT, ditandai dengan adanya fungsi biologi adiposit dan adanya akumulasi makrofag pada jaringan WAT Susantiningsih, β015. Jaringan lemak pada mamalia terdiri dari dua jenis, yaitu jaringan lemak putih white adipose tissue WAT dan jaringan lemak coklat brown adipose tissue BAT. WAT memiliki γ fungsi yaitu isolasi panas, bantalan mekanik dan yang terpenting adalah sebagai sumber energi. BAT berfungsi termogenesis untuk mempertahankan panas tubuh dan penting untuk mencegah dan menurangi obesitas melalui peningkatan penggunaan energi dan produksi panas Mukhtar, β01β dan Sugondo, β014. Selama periode kelebihan kalori dan penggunaan energi sedikit maka akan terjadi ketidakseimbangan energi. Ukuran adiposit akan membesar hipertrofi dan jumlah adiposit bertambah banyak hiperplasia, terjadi proses diferensiasi sel prekursor preadiposit menjadi adiposit matang. Jaringan adiposa menjadi radang dan terdapat infiltrasi makrofag yang kemudian meningkatkan kondisi proinflamasi sehingga diferensiasi preadiposit gagal. Diferensiasi tersebut meliputi perubahan morfologi, cell arrest, akumulasi lipid dan adiposit menjadi resisten terhadap insulin Mukhtar, β01β. 2.2 Sindrom Metabolik 2.2.1 Epidemiologi