c. Mendapatkan masukan berupa ide,saran dan gagasan untuk
penyempurnaan kurikulum Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan yang
lebih baik.
C. Uraian Teoritis
Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang – Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesarnya –
besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu pajak daerah yang dapat memberikan pendapatan kepada
daerah adalah pajak reklame. Yang dimaksud dengan pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Dan yang dimaksud dengan reklame adalah benda,
alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dan dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau
memujikan suatu barang, jasa, atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat,
dibaca, atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh pemerintah Darwin, 2010 : 123.
Dasar pengenaan reklame adalah nilai sewa reklame. Nilai sewa reklame dihitung dengan memperhatikan faktor – faktor : jenis, jangka waktu
penyelenggaraan, jumlah, dan ukuran media reklame. Cara dan hasil perhitungan
Universitas Sumatera Utara
sewa reklame ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Sedangkan tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar 25. Besaran pokok pajak reklame yang terutang
dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak dan pajak reklame yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat reklame tersebut
diselenggarakan. Seperti telah diketahui ciri – ciri yang melekat pada pengertian pajak dari
berbagai definisi, terlihat adanya dua fungsi pajak yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi Penerimaan Budgeter
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran – pengeluaran pemerintah. Sebagai contoh dimasukkannya pajak
dalam APBN sebagai penerimaan dalam negeri. 2. Fungsi Mengatur Regulerend
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh dikenakannya pajak yang lebih
tinggi terhadap minuman keras, agar masyarakat tidak banyak mengkonsumsi minuman keras. Demikian pula terhadap barang yang tergolong mewah
Mardiasmo, 2009 : 2
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri