Teknik Pengumpulan data METODE PENELITIAN

6. Program Studi Komunkasi x 98 = 10,628 =11 orang 7. Program Studi Elektro x 98 = 6,063 = 6 orang 8. Program Studi Sipil x 98 = 4,607 = 5 orang 9. Program Studi Informatika x 98 = 16,039 = 16 orang

3.3 Teknik Pengumpulan data

Data yang diambiladalah data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden yang memberikan jawaban -jawaban kuisioner, sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari buku penunjang penelitian. Jenis kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah terbuka dan tertutup. Dalam penyebaran, responden didampingi oleh peneliti. Ini dilakukan apabila sewaktu-waktu responden kurang jelas memahami kuisioner maka peneliti dapat memberikan penjelasan kepada responden. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan salah persepsi, sehingga jawaban yang diperoleh valid. 3.4 Metode Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode statistik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara 2 variabel yaitu variaber bebas independent variabel dan variabel terikat atau variabel terpengaruh dependent variabel. Untuk menguji antara kedua variabel tersebut digunakan koefesien korelasi Rank Spearman, Karena data dalam penelitian ini berbentuk data ordinal, yaitu berjenjang atau bertingkat antara satu data dengan data yang lainnya tidak sama. Maka untuk menganalisis hubungan data tersebut ordinal, digunakan rumus korelasi Rank Spearman Sugiyono, 2003:106 rumus Rank Spearman dapat dijelaskan sebgai berikut : Keterangan : p = Koefesien korelasi Rank Spearman n = Jumlah sampel = Jumlah total hitungan Rank X dan Rank Y Adapun untuk mempermudah menghitung data variabel X dan Y ke dalam rumus Rank Spearman, maka diperlukan penolong sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel Penolong Perhitungan Rank Spearman Responden X Y Rank X Rank Y 1 2 3 Dst... Jumlah Ada atau pun tidak adanya korelasi, dinyatakan dalam angka indeks. Betapapun kecilnya indeks korelasi, jika bukan 0,0000 dapat diartikan bahwa kedua variabel yang dikorelasikan terdapat adanya korelasi. Interpretasi kuat atau lemahnya dapat diketahui juga dari besar kecilnya angka dalam indeks korelasi. Semakin besar angka dalam indeks korelasi, semakin tinggi pula korelasi kedua variabel yang dikorelasikan. Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.00 - 0.199 0.20 - 0.399 0.40 - 0.599 0.50 - 07.99 0.80 - 1.000 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber : Statistical Tables For Research, Fisher dan Yates Sugiyono, 2003:216 Untuk memperjelas pembuktian hipotesis, maka akan digunakan analisis dengan taraf signifikansi 5 yang menggunakan rumus sebagai berikut Sugiyono, 2003:215 Keterangan : = Koefisien signifikasi P = Koefisien korelasi Rank Spearman n = Jumlah sampel Dengan hipotesis statistiknya dapat dikemukakan sebagai berikut : Ho = Tidak terdapat hubungan antara tayangan berita tindakan represif polisi Hi = Terdapat hubungan antara tayangan berita tindakan represif polisi dengan sikap mahasiswa surabaya Dengan Ketentuan sebagai berikut : Bila ≤ , maka Ho diterima Hi Ditolakberarti tidak ada hubungan antara X dan Y. Bila , maka Hi diterima Ho ditolak berarti ada hubungan antara X dan Y 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Permasalahan Tindakan Represif Di Televisi

Berbagai media cetak maupun elektronik menjadikan berita ini sebagai headline di medianya masing-masing, terutama berita mengenaikekerasan polisi dalam menangani demonstran di Bima, Nusa Tenggara Barat, Mesuji dan kasus tindakan represif Polisi dalam pengamanan Demo kenaikan BBM. Dalam setiap pemberitaanya, setiap stasiun televisi nasional terutama diprogram news selalu memunculkan permasalah kekerasan polisi. Oleh tindakan aparat kepolisian tentunya telah melanggar konstitusi, dengan banyaknya kejadian yang selama ini menjadi bukti bahwa aparat kepolisian selalu sewenang-wenang dengan senjatanya dalam menangani unjuk rasa Mesuji, Bima, dan kasus tindakan represif Polisi dalam pengamanan Demo kenaikan BBM akan mewakili rentetan kasus-kasus pelanggaran HAM lainnya yang dilakukan oleh aparat kepolisian danakan menjadi sejarah serta kenangan luka yang mendalam bagi masyarakat indonesia sekarang dan kedepannya. Setelah realita bergulir, hal yang sungguh mempesona buruknya dilahirkan dari instansi kepolisian yang selama ini dipercaya oleh masyarakat bangsa ini sebagai pelindung rakyat justru menjadi senjata untuk menakut- nakuti rakyat bahkan untuk “membunuh rakyat”.

Dokumen yang terkait

Iklan Rokok Televisi Terhadap Perubahan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Terpaan Iklan Rokok di Televisi Terhadap Perubahan Sikap Pada Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2015)

0 2 104

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN TAWURANANTARPELAJAR DI TELEVISI TERHADAP SIKAP PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN TAWURAN ANTARPELAJAR DI TELEVISI TERHADAP SIKAP PELAJAR SMA NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemberitaan Kasus Tawuran Antarpel

0 2 16

PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN LEDAKAN GASELPIJI TERHADAP SIKAP KHALAYAK PENGARUH TERPAAN PEMBERITAAN LEDAKAN GAS ELPIJI TERHADAP SIKAP KHALAYAK.

0 2 16

HUBUNGAN TERPAAN SINETRON REMAJA DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP PERGAULAN BEBAS REMAJA DI SURABAYA (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Sinetron Remaja Dengan Sikap Remaja Terhadap Pergaulan Bebas Remaja di Surabaya).

1 3 79

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PENCOBLOSAN ULANG PILWALI SURABAYA (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN PENCOBLOSAN ULANG PEMILIHAN WALIKOTA SURABAYA DI JAWA POS).

0 1 150

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN KONTEN MULTIMEDIA DI TELEVISI (Study Deskriptif Sikap Remaja Pengguna Internet Terhadap Pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di Televisi).

0 1 83

SIKAP NASABAH PASCA PEMBERITAAN PEMBOBOLAN ATM DI TELEVISI TERHADAP PENGGUNAAN ATM DI SURABAYA (Studi Deskriptif Sikap Nasabah Pasca Pemberitaan Pembobolan ATM di Televisi Terhadap Penggunaan Kartu ATM di Surabaya).

1 2 83

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN KONTEN MULTIMEDIA DI TELEVISI (Study Deskriptif Sikap Remaja Pengguna Internet Terhadap Pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di Televisi)

0 0 26

HUBUNGAN TERPAAN SINETRON REMAJA DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP PERGAULAN BEBAS REMAJA DI SURABAYA (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Sinetron Remaja Dengan Sikap Remaja Terhadap Pergaulan Bebas Remaja di Surabaya)

0 3 18

HUBUNGAN TERPAAN PEMBERITAAN DI TELEVISI MENGENAI TINDAKAN REPRESIF POLISI TERHADAP MASYARAKAT DENGAN SIKAP MAHASISWA SURABAYA TERHADAP POLISI

0 0 24