dihasilkan lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan oleh Rumah Sakit Panti Secanti yaitu 15.
B. Analisis Aspek Keuangan Investasi Pencucian Film Radiografi
Menggunakan Computer Radiography CR
Metode yang digunakan untuk menganalisis aspek keuangan adalah metode Payback Period PP, Net Present Value NPV, dan Internal Rate of
Return IRR. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis aspek ini yaitu:
1. Menghitung jumlah bersih pengeluaran cash outlays.
Jumlah bersih pengeluaran yang harus ditanggung rumah sakit untuk membeli mesin pencucian film radiografi Computer Radiography CR
pada saat akan melakukan invetasi dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut.
Tabel 5.28 Cash Outlays Alternatif Investasi II CR
Jenis Pengeluaran Jumlah
Harga beli Computer Radiography CR merk AGFA 30-X sudah termasuk
accesories + instal + ijin dengan umur ekonomis 10 tahun.
Rp150.000.000
Biaya Pengirimian 750.000
Pajak 10 dari harga beli CR 15.000.000
Jumlah bersih pengeluaran cash outlay 165.750.000
Sumber: Data Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting, Lampung
2. Menghitung depresiasi
Mesin Computer Radiography CR baru dengan merk merk AGFA 30-X diperoleh dengan harga Rp150.000.000,00. Mesin ini memiliki umur
ekonomis selama 10 tahun dan perusahaan menetapkan nilai residu sebesar 10 dari harga perolehannya. Perusahaan menggunakan metode
garis lurus untuk perhitungan biaya depresiasinya yang dapat ditentukan besarnya sebagai berikut:
Harga perolehan CR Rp165.750.000,00
Nilai residu 10 x harga perolehan Rp 16.575.000,00
Harga perolehan setelah dikurangi nilai residu Rp149.175.000,00
Umur ekonomis 8 tahun :
Depresiasi Rp 18.646.875,00
3. Menghitung estimasi pendapatan dan biaya yang akan terjadi selama umur
ekonomis mesin Computer Radiography CR. a.
Estimasi pendapatan yang akan diperoleh selama umur ekonomis mesin Computer Radiography CR.
Estimasi pendapatan dihitung dengan menggunakan penghitungan garis trend dengan metode least square. Alternatif investasi II ini belum
dilakukan sehingga data yang digunakan dalam mengestimasi pendapatan menggunakan data historis pendapatan saat menggunakan kamar gelap di
instalasi radiologi selama 3 tahun terakhir. Hal tersebut dikarenakan rumah sakit tidak akan menaikkan atau menurunkan harga dari setiap pencucian
filmnya sehingga tetap sama dan data ketika menggunakan kamar gelap tersebut dapat digunakan untuk mengestimasi pendapatan. Umur ekonomis
mesin Computer Radiography CR tersebut diperkirakan mencapai 10 tahun. Penghitungan trend dan estimasi pendapatan untuk alternatif
investasi II dapat dilihat pada tabel 5.29 dan tabel 5.30 berikut ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.29 Penghitungan Trend Pendapatan Alternatif Investasi II Tahun N
Pendapatan Y X
XY
2014 Rp220.675.000
-1 1
-220.675.000 2015
250.145.000 2016
274.887.000 1
1 274.887.000
Total 745.707.000
2 54.212.000
a = ∑YN = 745.707.0003 = 248.569.000 b = ∑XY∑
= 54.212.0002 = 27.121.000 Persamaan garis trend Y = 248.569.000 + 27.121.000X
Sumber: Data Rumah Sakit Diolah Tahun 2014-2016
Tabel 5.30 Estimasi Pendapatan yang Diterima Alternatif Investasi II
Tahun Rumus Trend
X Estimasi Pendapatan
2017 248.569.000 + 27.121.000X
2 Rp302.781.000
2018 248.569.000 + 27.121.000X
3 329.887.000
2019 248.569.000 + 27.121.000X
4 356.993.000
2020 248.569.000 + 27.121.000X
5 384.099.000
2021 248.569.000 + 27.121.000X
6 411.205.000
2022 248.569.000 + 27.121.000X
7 438.311.000
2023 248.569.000 + 27.121.000X
8 465.417.000
2024 248.569.000 + 27.121.000X
9 492.523.000
b. Estimasi biaya-biaya yang akan terjadi selama umur ekonomis mesin CR.
Estimasi biaya yang akan terjadi terdiri dari estimasi biaya langsung dan estimasi biaya tidak langsung. Jika rumah sakit menggunakan metode
pencucian film radiografi dengan Computed Radiography CR ini, maka ada penghematan biaya karena tidak ada biaya pembelian cairan developer dan
cairan fixer. Biaya yang dibutuhkan untuk metode ini hanya pembelian film ukuran 30 x 40 cm, gaji untuk radiografer sebanyak 3 orang, gaji untuk dokter
spesialis radiologi, dan biaya listrik yang diperkirakan akan meningkat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jumlahnya sebesar tiga kali lipat dari biaya listrik ketika menggunakan metode manual. Jumlah film ukuran 30 x 40 cm akan menjadi lebih besar dibanding
menggunakan metode manual yang dihitung berdasarkan data rata-rata penggunaan film ukuran 30 x 40 cm selama tiga tahun terakhir. Hal ini
dikarenakan film ukuran 35 x 35 cm dan 25 x 30 cm tidak lagi digunakan. Penggunaan film ukuran 30 x 40 cm hanya untuk hasil pemeriksaan
rontgen lumbal dan BNO. Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran I, II, dan III diperoleh perbandingan penggunaan film ukuran 30 x 40 cm dengan
rata-rata sebesar 4,662 kali lipat lebih besar dibandingkan saat menggunakan metode manual di tahun 2014-2016, perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tahun 2014: Total penggunaan film sebesar 2.135 buah sedangkan untuk ukuran 30 x 40 cm sebesar 563 buah, maka peningkatannya
adalah sebesar 2.135563 = 3,792 kali lipat. Tahun 2015: Total penggunaan film sebesar 2.003 buah sedangkan untuk
ukuran 30 x 40 cm sebesar 563 buah, maka peningkatannya adalah sebesar 2.003389 = 5,149 kali lipat.
Tahun 2016: Total penggunaan film sebesar 2.175 buah sedangkan untuk ukuran 30 x 40 cm sebesar 431 buah, maka peningkatannya
adalah sebesar 2.175431 = 5,046 kali lipat. Rata-rata peningkatan penggunaan film ukuran 30 x 40 cm per tahun
adalah 3,792+5,149+5,0463 = 4,662. Berikut ini adalah perhitungan jumlah biaya yang akan terjadi untuk pembelian film ukuran 30 x 40 cm saat
mengalami kenaikkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahun 2014: Rp1.180.500 x 4,662 = Rp5.503.491 Tahun 2015: Rp1.422.600 x 4,662 = Rp6.632.161
Tahun 2016: Rp1.607.700 x 4,662 = Rp7.495.097 Penghitungan estimasi biaya menggunakan trend dengan metode least
square dari data historis biaya di instalasi radiologi selama 3 tahun terakhir
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini. Tabel 5.31 Penghitungan Trend Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm
Tahun Biaya
X XY
2014 Rp 5.503.491
-1 1
5.503.491 2015
6.632.161 2016
7.495.097 1
1 7.495.097
Total 19.630.749
2 1.991.606
a = ∑YN = 19.630.7493 = 6.543.583 b = ∑XY∑
= 1.991.6062 = 995.803 Persamaan garis trend Y = 6.543.583 + 995.803X
Sumber: Data Rumah Sakit Diolah Tahun 2014-2016
Tabel 5.32 Estimasi Biaya Film Ukuran 30 x 40 cm Tahun
Rumus Trend X
Estimasi Biaya
2017 6.543.583 + 995.803X
2 Rp 8.535.189
2018 6.543.583 + 995.803X
3 9.530.992
2019 6.543.583 + 995.803X
4 10.526.795
2020 6.543.583 + 995.803X
5 11.522.598
2021 6.543.583 + 995.803X
6 12.518.401
2022 6.543.583 + 995.803X
7 13.514.204
2023 6.543.583 + 995.803X
8 14.510.007
2024 6.543.583 + 995.803X
9 15.505.810
Tabel 5.33 Penghitungan Trend Biaya Gaji Radiografer Tahun N
Pendapatan Y X
XY
2014 Rp 90.000.000
-1 1
-90.000.000 2015
90.000.000 2016
92.160.000 1
1 92.160.000
Total 272.160.000
2 2.160.000
a = ∑YN = 272.160.0003 = 90.720.000 b = ∑XY∑
= 2.160.0002 = 1.080.000 Persamaan garis trend Y = 90.720.000 + 1.080.000X
Sumber: Data Rumah Sakit Diolah Tahun 2014-2016
Tabel 5.34 Estimasi Biaya Gaji Radiografer
Tahun Rumus Trend
X Estimasi Biaya
2017 90.720.000 + 1.080.000X
2 Rp 92.880.000
2018 90.720.000 + 1.080.000X
3 93.960.000
2019 90.720.000 + 1.080.000X
4 95.040.000
2020 90.720.000 + 1.080.000X
5 96.120.000
2021 90.720.000 + 1.080.000X
6 97.200.000
2022 90.720.000 + 1.080.000X
7 98.280.000
2023 90.720.000 + 1.080.000X
8 99.360.000
2024 90.720.000 + 1.080.000X
9 100.440.000
Tabel 5.35 Penghitungan Trend Biaya Gaji Dokter Radiologi Tahun N
Pendapatan Y X
XY
2014 Rp120.000.000
-1 1
-120.000.000 2015
120.000.000 2016
121.500.000 1
1 121.000.000
Total 361.500.000
2 1.000.000
a = ∑YN = 361.500.0003 = 120.500.000 b = ∑XY∑
= 1.000.0002 = 500.000 Persamaan garis trend Y = 120.500.000 + 500.000X
Sumber: Data Rumah Sakit Diolah Tahun 2014-2016
Tabel 5.36 Estimasi Biaya Gaji Dokter Radiologi Tahun
Rumus Trend X
Estimasi Biaya
2017 120.500.000 + 500.000X
2 Rp121.500.000
2018 120.500.000 + 500.000X
3 122.000.000
2019 120.500.000 + 500.000X
4 122.500.000
2020 120.500.000 + 500.000X
5 123.000.000
2021 120.500.000 + 500.000X
6 123.500.000
2022 120.500.000 + 500.000X
7 124.000.000
2023 120.500.000 + 500.000X
8 124.500.000
2024 120.500.000 + 500.000X
9 125.000.000
Tabel 5.37 Penghitungan Trend Biaya Listrik Tahun N
Pendapatan Y X
XY
2014 Rp 4.712.850
-1 1
-4.712.850 2015
5.138.700 2016
7.050.900 1
1 7.050.900
Total 16.902.450
2 2.338.050
a = ∑YN =
16.902.450
3 = 5.634.150 b = ∑XY∑
= 2.338.0502 = 1.169.025 Persamaan garis trend Y = 5.634.150 + 1.169.025X
Sumber: Data Rumah Sakit Diolah Tahun 2014-2016
Tabel 5.38 Estimasi Biaya Listrik Tahun
Rumus Trend X
Estimasi Biaya
2017 5.634.150 + 1.169.025X
2 Rp 7.972.200
2018 5.634.150 + 1.169.025X
3 9.141.225
2019 5.634.150 + 1.169.025X
4 10.310.250
2020 5.634.150 + 1.169.025X
5 11.479.275
2021 5.634.150 + 1.169.025X
6 12.648.300
2022 5.634.150 + 1.169.025X
7 13.817.325
2023 5.634.150 + 1.169.025X
8 14.986.350
2024 5.634.150 + 1.169.025X
9 16.155.375
Berikut ini merupakan tabel rekapitulasi estimasi biaya langsung dan tak langsung yang diperkirakan akan terjadi selama umur ekonomis mesin Computer
Radiography CR.
Tabel 5.39 Rekapitulasi Estimasi Biaya Langsung dan Tidak Langsung Alternatif Investasi II
Computer Radiography CR Komponen Estimasi
Biaya Tahun
2017 rupiah
2018 rupiah
2019 rupiah
2020 rupiah
Biaya Langsung: Film 30 x 40 cm
Gaji Radiografer Gaji Dokter
8.535.189 9.530.992
10.526.975 11.522.598
92.880.000 93.960.000
95.040.000 96.120.000
121.500.000 122.000.000 122.500.000 123.000.000
Biaya Tak Langsung: Listrik
7.972.200 9.141.225
10.310.250 11.479.275
Jumlah
229.675.400 233.278.825 236.882.250 240.485.675
Komponen Estimasi Biaya
Tahun 2021
rupiah 2022
rupiah 2023
rupiah 2024
rupiah
Biaya Langsung: Film 30 x 40 cm
Gaji Radiografer Gaji Dokter
12.518.401 13.514.204
14.510.007 15.505.810
97.200.000 98.280.000
99.360.000 100.440.000 123.500.000 124.000.000 124.500.000 125.000.000
Biaya Tak Langsung: Listrik
12.648.300 13.817.325
14.986.350 16.155.375
Jumlah
244.089.100 247.692.525 251.295.950 254.899.375
Estimasi total biaya berdasarkan metode depresiasi garis lurus sesuai umur ekonomis Computer Radiography CR dapat dilihat pada tabel 5.29 berikut ini:
Tabel 5.40 Estimasi Total Biaya Berdasarkan Depresiasi Garis Lurus Tahun
Biaya Langsung dan Tak Langsung
Depresiasi Total Biaya
2017 Rp230.887.389
Rp18.646.875 Rp249.534.264
2018 234.632.217
18.646.875 253.279.092
2019 238.377.045
18.646.875 257.023.920
2020 242.121.873
18.646.875 260.768.748
2021 245.866.701
18.646.875 264.513.576
2022 249.611.529
18.646.875 268.258.404
2023 253.356.357
18.646.875 272.003.232
2024 257.101.185
18.646.875 275.748.060
Sumber: Tabel 3
4. Menghitung Earning After Tax EAT dan estimasi Cash Flow.
Penghitungan dalam alternatif investasi II ini pada dasarnya sama dengan penghitungan alternatif investasi I. Sebelum menentukan Earning
After Tax EAT terlebih dahulu menentukan besarnya estimasi Earning Before Income Tax EBIT dan Earning Before Tax EBT. Penghitungan
estimasi Earning Before Income Tax EBIT diperoleh dengan mengurangkan pendapatan yang diperoleh rumah sakit dan total biaya per tahun. Sedangkan
untuk Earning Before Tax EBT dilkukan dengan mengurangkan EBIT dengan biaya bunga. Dalam hal ini rumah sakit menggunakan dana milik
pribadi maka tidak ada biaya bunga yang dibebankan sehinggan jumlah EBIT sama dengan jumlah EBT. Hasil estimasi EBT ini digunakan untuk
menentukan Earning After Tax EAT yang ditampilkan pada tabel 5.41. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.41 Estimasi Earning After Tax EAT Alternatif Investasi II
Tahun Estimasi
Pendapatan dalam Rp
Estimasi Total Biaya
dalam Rp Estimasi
EBT dalam Rp
PKP dalam Rp
Estimasi EAT
dalam Rp
2017 302.781.000 249.534.264
53.246.736 2.987.010
50.259.726 2018
329.887.000 253.279.092 76.607.908
6.491.186 70.116.722
2019 356.993.000 257.023.920
99.969.080 9.995.362
89.973.718 2020
384.099.000 260.768.748 123.330.252 13.499.538
109.830.714 2021
411.205.000 264.513.576 146.691.424 17.003.714
129.687.710 2022
438.311.000 268.258.404 170.052.596 20.507.889
149.544.707 2023
465.417.000 272.003.232 193.413.768 24.012.065
169.401.703 2024
492.523.000 275.748.060 216.774.940 27.516.241
189.258.699
Sumber: Tabel 5.30 dan Tabel 5.40
Hasil estimasi Earning After Tax EAT yang terdapat dalam tabel 5.41 digunakan untuk menentukan berapa besarnya cash flow atau proceeds yang akan
diterima dari usulan investasi alternatif kedua. Penghitungannya dengan cara menambah jumlah EAT per tahun dengan jumlah depresiasi. Tabel 5.42 berikut
ini adalah hasil perhitungan estimasi cash flow proceeds yang akan diperoleh selama umur ekonomis Computer Radiography CR.
Tabel 5.42 Estimasi Cash Flow proceeds Alternatif Investasi II
Tahun EAT
Depresiasi Proceeds
2017 Rp 50.259.726
Rp18.646.875 Rp 68.906.601
2018 70.116.722
18.646.875 88.763.597
2019 89.973.718
18.646.875 108.620.593
2020 109.830.714
18.646.875 128.477.589
2021 129.687.710
18.646.875 148.334.585
2022 149.544.707
18.646.875 168.191.582
2023 169.401.703
18.646.875 188.048.578
2024 189.258.699
18.646.875 207.905.574
Sumber: Tabel 5.41
5. Menilai usulan investasi pencucian film radiografi menggunakan Computer
Radiography CR. Usulan investasi ini dianalisis dengan menggunakan tiga metode
penilaian investasi dalam aspek keuangan, yaitu Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Metode Payback Period PP
Penghitungan metode payback period dari usulan investasi alternatif II yaitu pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer
Radiography CR adalah sebagai berikut: Jumlah investasi
Rp149.175.000 Proceeds tahun I 2017
Rp 68.906.601- Investasi yang belum tertutup
sesudah akhir tahun 2017 Rp 80.268.399
Proceeds tahun pertama belum dapat menutup jumlah pembiayaan investasi karena masih tersisa sejumlah Rp80.268.399 yang masih harus
ditutup dengan proceeds tahun berikutnya. Penghitungan sisa waktu yang diperlukan untuk menutup usulan investasi alternatif II di tahun kedua
2018 sebagai berikut: Payback Period =
x 1 tahun
= x 1 tahun 365 hari
= 0,9043 x 1 tahun = 10 bulan 26 hari
Investasi yang diperlukan Jumlah proceeds tahunan
Rp80.268.399 Rp88.763.597
Dengan demikian payback period dari usulan investasi alternatif II yaitu metode pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer
Radiography CR adalah 1 tahun 10 bulan 26 hari. Berdasarkan hasil tersebut usulan investasi alternatif II layak dilakukan karena payback
period yang dihasilkan lebih cepat dibandingkan dengan umur ekonomisnya yaitu 8 tahun.
b. Metode Net Present Value NPV
Dalam hal ini tingkat keuntungan yang diharapkan oleh rumah sakit adalah sebesar 15. Penghitungan NPV atas dasar discount factor 15
untuk alternatif investasi pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer Radiography CR dapat dilihat pada tabel 5.43 berikut ini.
Tabel 5.43 Penghitungan Net Present Value Alternatif II CR
Tahun DF 15
Proceeds PV dari Proceed
2017 0,8696
Rp 68.906.601 Rp 59.921.180
2018 0,7561
88.763.597 67.114.156
2019 0,6575
108.620.593 71.418.040
2020 0,5718
128.477.589 73.463.486
2021 0,4972
148.334.585 73.751.956
2022 0,4323
168.191.582 72.709.221
2023 0,3759
188.048.578 70.687.460
2024 0,3269
207.905.574 67.964.332
PV dari proceeds 557.029.830
PV dari outlays 149.175.000
NPV 407.854.830
Sumber: Tabel 5.42 dan Lampiran VI
Penghitungan usulan investasi alternatif II yaitu pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer Radiography CR pada tabel
5.43 di atas menunjukkan hasil NPV sebesar Rp407.854.830. Dari hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut dapat disimpulkan bahwa usulan alternatif tersebut layak untuk dilakukan karena NPV yang dihasilkan bernilai positif.
c. Metode Internal Rate of Return IRR
Dalam menentukan besarnya tingkat diskonto dapat menggunakan bantuan program komputer yaitu aplikasi Microsoft Excel, kemudian dicari
dengan menggunakan 2 tingkat diskonto yang besarnya mendekati nilai IRR yang sebenarnya. Telah diketahui bahwa tingkat keuntungan yang diinginkan
oleh Rumah Sakit Panti Secanti Gisting, Lampung adalah sebesar 15. Tabel 5.44 berikut ini merupakan penghitungan internal rate of return dengan
menggunakan metode trial and error.
Tabel 5.44 Penghitungan Internal Rate of Return Alternatif Investasi II
Atas Dasar Tingkat Diskonto 63 dan 64 Tahun
Proceeds Tingkat Diskonto 63
Tingkat Diskonto 64 dalam Rp
DF PV dalam Rp
DF PV dalam
Rp
2017 68.906.601 0,6135
42.273.988 0,6098 42.016.220
2018 88.763.597 0,3764
33.408.708 0,3718 33.002.527
2019 108.620.593 0,2309
25.081.260 0,2267 24.625.249
2020 128.477.589 0,1417
18.200.234 0,1382 17.760.369
2021 148.334.585 0,0869
12.891.528 0,0843 12.503.258
2022 168.191.582 0,0533
8.967.650 0,0514 8.644.526
2023 188.048.578 0,0327
6.151.157 0,0313 5.893.362
2024 207.905.574 0,0201
4.172.202 0,0191 3.972.971
Present Value dari proceeds 151.146.727
148.418.481 Present Value dari outlays
149.175.000 149.175.000
Net Present Value 1.971.727
-756.519
Sumber: Tabel 5.42
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan di tabel 5.44 maka dapat disimpulkan bahwa besarnya internal rate of return terletak antara
tingkat diskonto 63 dan 64. Berikut adalah perhitungan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan rumus untuk mengetahui besarnya nilai internal rate of return yang dapat menyebabkan NPV alternatif investasi I menjadi nol.
r = IRR = 63 – 1.971.727
r = IRR = 63 + r = IRR = 63 + 0,7227
r = IRR = 63,72 Dengan demikian besarnya kisaran rate of return yang dapat
menghasilkan NPV nol untuk alternatif investasi II adalah 63,72. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa usulan alternatif investasi
II yaitu pencucian film radiografi dengan menggunakan Computer Radiography CR layak untuk dilakukan. Hal tersebut dikarenakan nilai IRR
usulan investasi alternatif II lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang diharapkan oleh Rumah Sakit Panti Secanti yaitu 15.
C. Analisis Aspek Manajemen