52
c Hubungkan colok ukur ke tahanan yang diukur. d Baca hasil pengukuran.
Gambar 1-20. Mengukur Tahanan Hasil pengukuran menun
jukan besar tahanan adalah 9 Ω Bila posisi pengukuran pada 10 X, maka hasil diatas dikalikan 10, sehingga 9 x 10 =
90 Ω.
b. Multi Meter Digital
Multi meter digital pada saat ini lebih banyak digunakan karena hasil lebih akurat dan pembcaan lebih mudah. Pada multi meter digital terdapat sekala ukur
dengan tulisan M Mega, K Kilo, m milli, U mikro. Cara menggunakan multimeter digital sama dengan multi meter analog. Contoh penggunaan dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
Mengukur kebocoran listrik rangkaian Mengukur kebocoran tegangan baterai
53
Mengukur tegangan output terminal relay Mengukur tahanan terminal relay
Gambar 1-21. Menggunakan Multimeter Digital
c. Rangkuman
Multi meter berfungsi untuk mengukur arus atau Amper meter, mengukur tegangan atau Volt meter, mengukur tahanan atau Ohm meter, karena kemampuan
tersebut maka alat ini juga sering disebut AVO meter. Hal yang harus diperhatikan dlam menggunakan multi meter antara lain:
1 Posisi skala ukur harus lebih tinggi dari beban yang diukur 2 Melakukan kalibrasi alat
3 Mengukur arus posisi Amper, secara seri 4 Mengukur Tegangan posisi Volt AC atau DC secara parallel
5 Mengukur tahanan tidak boleh ada sumber listrik atau posisi terlepas
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1996. NEW STEP 1 Training manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor, Training Center.
Anonim. Tth. Instruction Manual Sanwa Multi Terster. Chiyoda – ku, Tokyo – Japan:
Sanwa Electric Instrument Co.Ltd. British Standards Institution, 1984. Engineering Metrology, London: Hutchinson
Co. Ltd. Davis N. Daler and Frank J. Thienssen. 1995. Automotive Electronics and
Performance. New Jersey: Englewood Cliffs. Iqnatius Hartono.1988. Pengantar ilmu Tehnik Elektronika. Jakarta: PT. Gramedia.
54
Nippon Kogyo Shimposha, Ltd., 1976. Catalogue Book of Japanese-Made Machines
and Tools, Osaka-Japan: Japan Industrial News Publishing Co. Ltd.
Peter A. Weller. 1985. Fanckunde Kraftahrtechnik. Stuttgart 1: Holland + Josenhans, Verlaq, posttach 518, 7000.
Sulipan Drs, 1997. Pengukuran dan Pengujian Bahan, Bandung: Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi.
Wagirin, 1992. Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur Pengerjaan Logam. Bandung: Divisi Pengembangan Bahan Belajar PPPGT.
55
BAGIAN 3 GAMBAR TEKNIK
Agar dapat melakukan fungsinya sebagai bahasa di industri, gambar teknik mesin harus menjadi alat komunikasi utama di antara orang-orang di dalam membuat
desain, pelaksana proyek penghasil permesinan, dengan manajemen atau staf ahli permesinan.
Gambar teknik mesin harus cukup memberikan informasi untuk meneruskan maksud apa yang diinginkan oleh perencana kepada pelaksana,
demikian juga pelaksana harus mampu mengimajinasikan apa yang terdapat dalam gambar kerja untuk dibuat menjadi benda kerja yang sebenarnya sesuai dengan
keinginan perencana atau pemesan. Untuk itu standar-standar, sebagai tata bahasa teknik, diperlukan untuk menyediakan
“ketentuan-ketentuan yang cukup”. Dengan adanya standar-standar yang telah baku ini akan lebih memudahkan suatu pekerjaan untuk
dikerjakan di industri pada daerah atau negara lain yang kemudian hasil akhirnya akan dirakit pada industri di daerah atau negara yang berbeda hanya dengan
menggunakan gambar kerja.
1. PERSPEKTIF
Dalam pelaksanaan pekerjaan kadang-kadang teknisi atau perencana sering ingin mendapatkan gambaran dari bentuk benda kerja yang dibuat. Untuk keperluan ini,
maka perlu adanya sket gambar tiga dimensi yang berupa gambar perspektif. Digunakannya perspektif untuk menggambarkan benda kerja, karena gambar perspektif
ini dapat menggambarkan bentuk yang serupa dengan benda kerja. Untuk mendapatkan sket
gambar perspektif yang
baik, maka menggambarnya harus
dilakukan sebaik mungkin, sejelas mungkin, dan perbandingan tebal garis harus tetap dijaga, harus sama, tidak diperbolehkan pada satu garis tebalnya tidak sama. Atas
dasar itu maka dalam menarik garis gambar usahakan hanya sekali saja, jangan berulang-ulang, sebab pengulangan penarikan garis gambar akan menyebabkan tebal
garis yang berbeda.
1.1 Bentuk-Bentuk Gambar Perspektif
Apabila akan membuat sket gambar perspektif dari gambar proyeksi atau melihat obyek benda langsung, diawali dengan menggunakan sebuah segi empat persegi
panjang atau kubus. Ada tiga macam bentuk persegi panjang atau kubus yang dipergunakan sebagai gambar dasar dalam membuat perspektif, yaitu: perpektif
parallel, perspektif dimetrik, dan perspektif isometrik. Bentuk dari masing-masing perspektif tersebut adalah seperti terlihat pada Gambar 1.1.