Mengurangi Kekuatan Yang Bersumber dari Kebijakan

telah dikeluarkan. Kondisi muram ini tampaknya masih berlaku secara menyeluruh di Indonesia. Akan tetapi, untuk penilaian yang lebih adil terhadap kapasitas pemerintah daerah, terdapat sejumlah pemerintah daerah yang secara konsisten dan serius memang berupaya mengembangkan usaha kecil dan menghilangkan berbagai hambatan pungutan di wilayahnya. Identifikasi terhadap berbagai pemerintah daerah yang cukup reformis ini, ditambah kampanye tentang keuntungan jangka panjang yang dapat diraih daerah, tampaknya adalah salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan pihak-pihak pemerhati usaha kecil. Membuka Alternatif-alternatif Rantai Pemasaran Penciptaan alternatif pelaku perdagangan di dalam rantai hulu hilir diharapkan juga dapat menjadi penyeimbang kekuatan para pelaku mafia. Saat ini, alternatif inilah yang banyak dilakukan terutama oleh pihak-pihak LSM. Mereka melakukan inisiatif menampung hasil produk dari pengrajin atau petani serta menyalurkannya kepada pasar. Hal ini misalnya terlihat pada upaya yang dilakukan sebuah LSM di Banyumas terhadap kelompok pengrajin gula kelapa. LSM ini membentuk sebuah pusat pemasaran, yang salah satu produk yang ditampungnya adalah produk gula kelapa maupun produk alternatifnya seperti palm suiker. Alternatif lain adalah membangun hubungan langsung antar- kelompok-kelompok usaha kecil yang saling terkait. Hal ini dilakukan oleh salah satu LSM di Kalimantan Timur yang melakukan pendampingan terhadap petani rotan. LSM ini membentuk kelompok petani dan pengrajin rotan, serta mencari pasar di Jawa terutama langsung kepada pengrajin rotan di Cirebon dan Surabaya. Demikian pula sebuah LSM melakukan pendampingan terhadap pengrajin rotan di Cirebon dengan menampung produk-produk mereka dan mencarikan pasar ekspor. Penciptaan alternatif pemasaran ini dilakukan dengan harapan pengusaha kecil mempunyai lebih banyak pilihan jalur pemasaran sehingga mengurangi monopoli pada rantai perdagangan produk yang bersangkutan. Persoalan yang muncul dari upaya ini terkait dengan kapasitas dari LSM yang bersangkutan di dalam hal bisnis. Mencari pembeli baru atau membuka pasar 118 POLA-POLA EKSPLOITASI TERHADAP USAHA KECIL POLA-POLA EKSPLOITASI TERHADAP USAHA KECIL 119 membutuhkah keterampilan dan ketekunan dari pelakunya untuk membina hubungan baik dengan calon-calon pembeli. Para pedagang pengumpul rotan di Samarinda, misalnya, mengaku telah menjalin hubungan dengan mitra atau broker-nya selama bertahun-tahun sehingga di antara mereka telah terbangun kepercayaan. Upaya-upaya semacam ini akan sulit jika dilakukan dalam kerangka proyek yang umumnya dibatasi dalam jangka waktu yang relatif singkat seperti 3 tahun. Kemampuan para staf pendamping untuk melakukan updating informasi tentang alternatif pasar baru, segmen pasar yang mungkin dimasuki, atau jenis produk baru yang dimiliki, membutuhkan kemauan dari staf yang bersangkutan. Apabila segmen pasar yang baru telah teridentifikasi, persoalan baru yang muncul adalah persoalan kemampuan usaha kecil yang bersangkutan untuk memenuhi permintaan tersebut secara sinambung, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Persoalan inilah yang dihadapi, misalnya, oleh LSM di Banyumas tersebut. Para pengrajin gula kelapa mendapatkan permintaan akan produk jenis baru, yaitu gula kelapa. Akan tetapi, proses pembuatannya yang relatif sulit dan masih tidak pastinya pemasaran oleh LSM yang bersangkutan menyebabkan akhirnya pengrajin gula kelapa tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Sedangkan pada jalur yang lama melalui para pengepul dan bandar gula kelapa, bagaimanapun kualitas gula yang mereka hasilkan akan diterima oleh pengepul, meski dengan harga yang berbeda. Yang penting bagi para pengrajin adalah mereka mendapatkan uang dari produk yang mereka hasilkan. Di sinilah terletak kekuatan yang dimiliki pengepul, yaitu jaringan pemasaran yang sudah terbangun sedemikian bagus sehingga dapat menyalurkan produk gula kelapa dengan berbagai kualitas ke pembeli yang berbeda-beda gula kelapa kualitas terburuk biasanya masuk ke pabrik kecap, gula kelapa kualitas sedang dan baik masuk ke pasar-pasar tradisional. Di samping kekuatan modal, kekuatan relasi adalah kekuatan yang masih sulit ditandingi oleh LSM dalam hal membantu pemasaran produk-produk usaha kecil. Selain itu, peran LSM di bidang pemasaran ini sering juga menimbulkan dilema bagi para staf di dalamnya. Kekuatiran bahwa LSM ini akan menciptakan ketergantungan baru dari kelompok pengusaha kecil adalah kekuatiran yang umum dihadapi para staf di dalamnya, bahkan hal ini diakui oleh direktur salah satu LSM terkemuka yang mendampingi pengrajin rotan Cirebon untuk melakukan ekspor. Apabila hal ini terjadi, maka upaya LSM tersebut justru mengalihkan ketergantungan para pengusaha kecil dari pelaku pengumpul ke LSM yang bersangkutan. Refleksi kritis dari pelaku-pelaku di dalamnya tampaknya menjadi media yang baik bagi LSM yang bersangkutan untuk menilai sejauh mana upaya yang dilakukan dapat membantu atau justru menciptakan ketergantungan baru. 4.3 Mengurangi Kekuatan Berlapis: Menyediakan Institusi- institusi Alternatif bagi Pengrajin di Pedesaan Sumber kekuatan lain yang dimanfaatkan pelaku-pelaku besar adalah pada penguasaan terhadap sebagian besar aspek kehidupan para pengusaha kecil serta petani, seperti dalam kasus pengrajin gula, genting, dan para petani rotan. Para pedagang di pedesaan, selain menjadi pengumpul dari produk-produk desa, juga menjadi pelaku utama berbagai institusi lain, terutama institusi kredit. Seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, kekuatan inilah yang membuat para pengrajin dan petani di pedesaan mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap pedagang-pedagang pengumpul dan menciptakan eksploitasi. Seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, kemiskinan dari kelompok pengusaha kecil terutama dalam kasus ini adalah mereka yang berada di pedesaan menyebabkan ketergantungan pada pengepul, bandar, atau pengumpul tidak semata-mata dari aspek rantai perdagangannya, akan tetapi juga ketergantungan pada aspek kebutuhan hidup lain. Melalui institusi utang, para pengepulbandarpengumpul tersebut kemudian menciptakan hubungan- hubungan perdagangan yang eksploitatif terhadap pengrajin atau petani pengumpul rotan. Kekuatan yang berlapis dalam beberapa aspek kebutuhan hidup ini dapat dikurangi apabila kelompok pengusaha kecil mempunyai alternatif institusi lain 120 POLA-POLA EKSPLOITASI TERHADAP USAHA KECIL