Akumulasi Modal Usaha Kecil Sebagai Harapan Pemulihan Ekonomi Indonesia dan Persoalan-persoalannya
Penggalian terhadap berbagai pola hubungan yang eskploitatif terhadap usaha kecil dalam rantai hulu hilir ini dilakukan dengan menelusuri hubungan yang
dijalin usaha kecil dengan pelaku-pelaku lain dalam rantai hulu hilirnya. Setelah menelusuri pelaku-pelaku yang terlibat, penilaian terhadap pola hubungan
tersebut dilihat melalui interaksi atau pertukaran yang terjadi antarpelaku serta melalui bentuk penciptaan aturan main di dalam hubungan tersebut.
Penelusuran relasi-relasi antarpelaku di dalam rantai hulu hilir berangkat dari penentuan kelompok usaha kecil tertentu sebagai titik awal starting point,
kemudian dilanjutkan dengan melihat pelaku-pelaku lain yang berhubungan dengan kelompok usaha kecil tersebut. Secara garis besar, terdapat empat
kategori kelompok pelaku lain yang berhubungan dengan usaha kecil, yaitu:
Secara diagramatis, struktur dari pelaku-pelaku yang terkait dengan usaha kecil nampak pada Gambar 1.1. Skema ini merupakan penyederhanaan dari
kelompok-kelompok aktor yang ada di dalam rantai perdagangan dan produksi satu komoditas usaha kecil. Di tingkat lapangan, variasi aktor dan dinamika
hubungan antarpelaku tidak akan sesederhana skema tersebut
POLA-POLA EKSPLOITASI TERHADAP USAHA KECIL PENDAHULUAN
15
kelompok pelaku di jalur penyediaan bahan baku, kelompok pelaku di jalur pemasaran;
kelompok pelaku di jalur permodalan atau aliran uang; kelompok pelaku di jalur penyediaan tenaga kerja
Gambar 1.1 Struktur Rantai Hulu Hilir Usaha Kecil
Setelah melakukan identifikasi terhadap berbagai kelompok pelaku yang terlibat dalam rantai hulu hilir tersebut, langkah selanjutnya adalah melihat kemampuan
akumulasi modal dari berbagai kelompok pelaku serta melihat berbagai bentuk interaksi yang terjadi antar-berbagai kelompok pelaku. Penentuan aturan main di
dalam interaksi bisnis, penentuan harga, serta berbagai kondisi pembayaran merupakan faktor-faktor yang ditelusuri dalam melihat keseimbangan pertukaran
atau interaksi yang terjadi. Meskipun tidak terlalu mendalam, penelitian ini juga mencoba melihat posisi masing-masing pelaku di dalam konteks wilayah atau
masyarakat tempat lokasi usaha untuk melihat interaksi yang bersifat non- ekonomi sosial maupun politik yang berpengaruh terhadap interaksi ekonomi
yang dilakukan.
Fokus penelitian dilakukan pada sektor-sektor usaha kecil yang strategis yaitu usaha-usaha kecil berorientasi ekspor atau usaha kecil yang berkait dengan
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Sektor strategis yang dimaksudkan di
16 POLA-POLA EKSPLOITASI TERHADAP USAHA KECIL
Pasar output
Pasar dana kredit
Pasar input bahan baku dan
bahan modal Pasar buruh
Usaha kecil
Konteks yang meliputi kebijakan makro,
trend internasional, dll.
sini adalah sektor yang berorientasi ekspor dan memiliki struktur hulu hilir yang panjang yang melibatkan banyak pelaku di dalam struktur tersebut. Sektor
strategis lainnya yang juga dipilih dalam penelitian ini adalah sektor-sektor yang di dalamnya melibatkan cukup banyak usaha kecil dengan struktur rantai huluhilir
yang lebih pendek. Dengan pengambilan dua jenis kasus tersebut dengan struktur hulu hilir yang panjang dan pendek diharapkan penelitian ini dapat mendapat
gambaran persoalan-persoalan yang lebih spesifik yang dihadapi oleh usaha kecil dan mikro dalam konteks struktur hulu hilir yang panjang dan pendek.
Berdasarkan pertimbangan pemilihan sektor usaha di atas, penelitian ini mengambil beberapa kasus yaitu industri mebel rotan dan jati untuk kategori
sektor yang memiliki struktur hulu hilir yang panjang. Wilayah kasus untuk kedua sektor tersebut adalah Cirebon dan Kalimantan Timur untuk wilayah industri rotan
dan Jepara untuk undustri kayu jati. Sementara sektor lain yang dipilih adalah industri gula kelapa dan industri genting. Dua industri ini mewakili kategori yang
memiliki struktur hulu hilir yang lebih pendek. Wilayah kasus untuk dua sektor terakhir tersebut adalah Banyumas, Jawa Tengah untuk industri gula kelapa dan
Klaten, Jawa Tengah untuk industri genting. Pelaksanaan penelitian untuk kasus industri gula kelapa serta industri genting bekerja sama dengan Sekretariat
Nasional Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil ASPPUK.
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahapan pertama, yaitu penelaahan data-data sekunder dari hasil penelitian dan studi yang pernah
dilakukan sebelumnya tentang sektor yang terpilih dan dokumentasi kliping dari berbagai media. Hasil penelaahan tersebut menghasilkan gambaran awal dari
skema perdagangan yang ada dan dapat mengidentifikasi titik-titik kunci yang patut didalami untuk mengetahui secara lebih dalam pola hubungan dan kondisi
aktor-aktor yang terkait di dalamnya.
Gambaran awal dari titik-titik strategis dan titik-titik persoalan yang diperoleh menjadi basis untuk tahapan kedua yaitu penggalian data lapangan melalui
wawancara mendalam dengan informan yang terlibat dalam struktur hulu hilir
POLA-POLA EKSPLOITASI TERHADAP USAHA KECIL PENDAHULUAN
17
pada sektor yang dipilih. Informan yang diwawancara dalam penelitian ini adalah pelaku-pelaku usaha di jalur input bahan baku, input modal, output pasar, dan
dinamika dalam proses produksinya sendiri. Teknik pengumpulan data utama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan focus
group discussion FGD.
Tahap berikutnya adalah proses analisis. Tahapan ini dilakukan dengan cara mengkategorikan data lapangan yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang dirumuskan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga mendiskusikan secara khusus mengenai metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mengkritisi metode yang sudah dipakai pada sektor tertentu kemudian memperbaiki atau menyempurnakan metode penelitian
yang digunakan untuk sektor yang lain.