Jenis Keputusan Pembelian Keputusan Pembelian

pembelian konsumen. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasikan siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis – jenis keputusan pembelian, dan langkah – langkah dalam proses pembelian. Menurut Setiadi 2003 : 413 keputusan membeli adalah proses pemilihan diantara dua atau lebih alternatif dimana semua aspek perilaku dan kondisi dilibatkan suatu pengambilan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, arti kepercayaan, perhatian dan pemahaman akan suatu produk yang ditawarkan. Sedangkan menurut Fandy Tjiptono 2001 : 20 proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Dimana konsumen mengenal masalahnya kemudian mengambil tindakan keputusan mengkonsumsi. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif dimana dilakukan untuk suatu proses pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai perilaku konsumen.

2.2.6.1. Jenis Keputusan Pembelian

Menurut Schiffman dan Kanuk 2000 : 438 tidak semua keputusan pembelian konsumen memperoleh atau memerlukan pencarian dan pengumpulan informasi yang sama banyak. Proses pengambilan keputusan pembelian akan menjadi proses yang panjang, jika keputusan tersebut membutuhkan usaha yang keras dan membutuhkan banyak informasi. Sedangkan jika, pembelian tersebut bersifat rutin, maka proses akan menjadi hal yang monoton. Menurut Kotler 2000 : 169 – 170 pengambilan keputusan konsumen berbeda – beda, bergantung pada jenis kebutuhan pembelian, dan membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat deferensiasi merek : 1. Perilaku Pembelian Rumit Konsumen yang terlibat dalam perilaku pembelian rumit, mereka menyadari adanya perbedaan signifikan antara berbagai merek yang ada. Pembelian seperti ini biasanya terjadi ketika konsumen membeli produk dengan harga mahal, jarang dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan pribadi. 2. Perilaku Pembelian Pengurang Disonansi Konsumen memiliki keterlibatan yang tinggi dalam sebuah pembelian, tapi konsumen melihat sedikit perbedaan merek – merek yang ada. Keterlibatan yang tinggi tersebut didasarkan pada adanya fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan, dan beresiko. Konsumen akan waspada terhadap informasi yang membenarkan keputusannya. Dalam hal ini, kosumen pertama – tama bertindak, kemudian mendapatkan keyakinan baru, kemudian mengakhirinyadengan sekumpulan pendirian. 3. Perilaku Pembelian karena Kebiasaan Banyak produk yang dibeli dengan tingkat keterlibatan yang rendah dari konsumen dan tidaka adanya perbedaan merek yang signifikan. Perilaku konsumen yang membeli produk dengan keterlibatan yang rendah tidak melalui urutan umum keyakinan atau pendirian perilaku. Konsumen tidak mencari informasi tentang merek secara ekstensif, mengevaluasi karakteristik mereka, dan mengambil keputusan yang penuh pertimbangan tentang merek apa yang akan dibeli. Pemasar produk dengan keterlibatan rendah dan sedikit perbedaan merek merasa efektif untuk menggunakan harga dan promosi penjualan untuk mendorong uji coba produk, karena pembeli tidak terlalu terikat pada merek tertentu. 4. Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah, namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi ini, konsumen sering melakukan perpindahan merek. Pemimpin pasar dan merek minor dalam jenis produk ini memiliki strategi pemasaran yang berbeda. Pemimpin pasar akan berusaha mendorong perilaku pembelian karena kebiasan dengan mendominasi rak – rak penjualan, menghindari kekurangan persediaan, dan sering mensponsori iklan – iklan untuk mengingatkan konsumen. Perusahaan penentang akan mendorong pencari variasi dengan menawarkan harga yang lebih rendah, penawaran khusus, kupon, contoh gratis dan iklan yang menyajikan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.

2.2.6.2. Proses Pembelian