16
Kini kita butuh semangat nasionalisme dalam menyelamatkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Kita butuh nasionalis yang
berperang keras terhadap praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Nasionalis modern adalah nasionalis yang memperjuangkan harkat, martabat, dan keutuhan
NKRI. Nasionalisme kita adalah nasionalisme pembelaan kepada rakyat Indonesia. Semangat yang terakhir inilah semangat praksis nasionalisme
Indonesia yang dibutuhkan http:www.kompas.comreadxml2008012010391319
2.1.4 Representasi
Representasi adalah salah satu praktek penting yang mempreoduksi kebudayaan menyangkut pengalaman berbagi. Sseorang dikatakn berasal dari
kebudayaan yang sama, berbicara dalam “bahasa” yang sama dan saling berbagi konsep-konsep yang sama Juliastuti, 2005:5.
Konsep lama mengenai representasi didasarkan pada premis bahwa ada sebuah gap representasi yang menjelaskan perbedaan antar makna yang
diberikan oleh representasi dan arti beda yang sebenarnya digambarkan. Berlawanan dengan pemahaman standar itu, Stuart Hall berargumentasi bahwa
representasi harus dipahami dari peran aktif dan kreatif orang memaknai dunia. Representasi mengacu pada sebuah proses konstruksi didalam tiap medium
khususnya dalam media massa apek-aspek realitas seperti orang, tempat, obyek-obyek tertentu, kejadian-kejadian, identitas kultur dan konsep abstrak
17
lainnya. Representasi dapat hadir dalam sebuah percakapan, tulisan, serupa dengan representasi yang hadir dalam sebuah media audio visual.
Hal menunjukkan bahwa sebuah imaji akan mempunyai makna yang berbeda dan tidak ada garansi bahwa imaji akan berfungsi atau bekerja
sebagaimana mereka dikerasi atu dicipta. Hall menyebutkan “representasi sebagai konstitutif”. Representasi tidak hadir sampai setelah direpresentasikan,
representasi tidak terjadi setelah sebuah kejadian. Representasi adalah konstitutif darisebuah kejadian. Representasi adalah bagian dari objek itu sendiri, ia adalah
konstitutif darinya. Dalam representasi, bahasa adalah yang menjadi medium perantara kita
dalam memaknai sesuatu, memproduksi dan mengubah makna. Bahasa mampu melakukan semua ini karena bahasa beroperasi sebagai sistem representasi.
Lewat bahasa simbol-simbol dan tanda tertulis lisan atau gambar kita dapat mengungkapkan pikiran, konsep, dan ide-ide kita tentang sesuatu. Makna
sesuatu hal sangat tergantung dari cara mempresentasikannya. Dengan mengamati kata-kat yang kita gunakan dalam mempresentasikan sesuatu, bisa
terlihat jelas nilai-nilai yang kita berikan pada sesuatu tersebut Juliastuti, 2006:6.
Untuk menjelaskan bagaimana representasi makna lewat bahasa, ada tiga teori representasi. Pertama adalah pendekatan reflektif, bahasa berfungsi untuk
merefleksikan makna yang sebenarnya dari segala sesuatu yang ada. Kedua adalah pendekatan intensional, dimana kita menggunakan bahasa untuk
mengkomunikasikan sesuatu dengan cara pandang kita terhadap sesuatu.
18
Sedangkan yang ketiga adalah pendekatan konstusionis, dalam pendekatan ini kita percaya bahwa kita mengkontruksi makna bahasa yang kita pakai Juliastuti,
2007:7. Ada dua proses representasi yaitu representasi mental dan representasi
bahasa. Representasi mental adalah konsep tentang “sesuatu” yang ada dikepala kita masing-masing, representasi ini masih berbentuk sesuatu yang abstrak.
Sedangkan representasi bahasa adalah representasi yang berperan penting dalam konstruksi makna. Konsep abstark yang ada dalam kepala kita diterjemahkan
dalam bahasa yang lazim, supaya kita dapat menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu dengan tanda-tanda dan simbol-simbol tertentu Julianti,
2000:8. Proses pertama memungkinkan
kita untuk memaknai dengan mengkontruksi seperangkat rantai korepondensi antara sesuatu dengan sistem
:konseptual” kita. Dalam proses kedua, kita mengkontruksi seperangkat rantai korespondensi antara “peta konseptual” dengan bahasa atua simbol yang
berfungsi merepresentasikan konsep-konsep kita tentang sesuatu. Relasi antara “sesuatu”, “peta konseptual” dan simbol dalam bahasa adalah suatu proses
makna lewat bahasa. Proses yang menghubungkan ketiga elemen ini secara bersama-sama itulah yang dinamakan representasi.
Inti kajian representasi memfokuskan kepada isu-isu mengenai bagaimana caranya representasi itu dibentuk hingga menjadi sesuatu yang
kelihatan alami. Jika sudah sampai pada tahap ini, maka representsai itu dikatakan berhasil dibangun dan dipercayai masyarakat sebagai sebuah
19
normalitas alami yang tidak perlu dipertanyakan kembali karena sudah dianggap sebuah kewajaran. Dalam sebuah representasi terdapat sebuh sistem yang
disebut sistem representasi, yang artinya pembangun sebuah konsep representasi selalu identik dengan nilai-nilai ideologis yang melatar belakanginya.
Konsep representasi pada penelitian merujuk apada pengertian, tentang bagaiman seseorang yaitu pencipta lagu membentuk makna dalam sebuah lirik
lagu. Dalam lirik lagu alat representasi itu berupa tulisan-tulisan syair apada lirik laguyang bahasanya berbeda dengan bahasa sehari-hari yang digunakan
masyarakat. Lewat lirik lagu pencipta dapat mengungkapkan pikiran yang ada dalam dirinya dalam mempresentasikan sesuatu.
2.1.5 Pendekatan Semiotika