Sejarah Skoring Skizofrenia suatu gangguan mental yang paling berat

2. 3. Self Reporting Questionnaire SRQ 2.3.1. Latar belakang Peneliti menunjukan gangguan mental umum terjadi diantara pasien medis umum tapi sering tidak teridentifikasi, tidak diobati dan tidak dirujuk. Diperkirakan setidaknya 500 juta orang di dunia menderita gangguan mental, dan hanya sedikit yang mendapat penanganan yang baik. Pada banyak negara berkembang, hanya sedikit terdapat tenaga terlatih dan dokter spesialis psikiatri terbatas pada kota-kota besar.

2.3.2. Sejarah

4 Pada mulanya, SRQ terdiri dari 25 pertanyaan, 20 pertanyaan berhubungan dengan gejala-gejala neurotik, 4 pertanyaan mengenai gejala-gejala psikotik dan satu pertanyaan mengenai “serangan tiba-tiba”, ini disebut SRQ-25. Pada SRQ-20 hanya terdapat butir-butir neurotik, alasannya adalah sebagai berikut: a. Beberapa pasien dengan psikosis fungsional datang dengan sendirinya ke fasilitas kesehatan primer untuk meminta bantuan; 4 b. Untuk menggapai pasien psikotik biasanya membutuhkan pencarian kasus yang lebih aktif oleh tenaga kesehatan primer dalam masyarakat; c. Kebutuhan untuk “butir psikotik” untuk mendeteksi psikosis diragukan sering, pasien mudah untuk dikenali sedang mengalami gangguan psikotik, dan pada hampir semua keadaan, pasien psikotik tidak sadar dengan kondisinya, karenanya menggunakan kuesioner mungin tidak tepat; d. Perlengkapan psikometrik dari kuesioner ini sensitifitas dan spesifisitasnya belum dinilai. Universitas Sumatera Utara Self Reporting Questionnaire telah dikembangkan oleh WHO sebagai suatu alat yang dirancang untuk menyaring gangguan psikiatri pada pusat pelayanan kesehatan primer, terutama untuk negara berkembang. Penggunaaan SRQ sebagai alat penyaring atau lebih tepatnya sebagai alat pencari kasus, tidak terbatas pada pusat pelayanan kesehatan primer. Penggunaan SRQ bervariasi dari penelitian pada orang lanjut usia di Afrika Selatan ke penelitian pada keluarga penderita skizofrenia di klinik psikiatri di Malaisya. Selain dalam bahasa Inggris, SRQ juga digunakan dalam bahasa Afrika, bahasa Arab, bahasa Malaisya, bahasa Bengali, bahasa Filipina, bahasa Perancis, bahasa Hindi, bahasa Italia, bahasa Portugis, bahasa Somali, bahasa Spanyol dan lain-lain. 4 4

2.3.3. Skoring

Self Reporting Questionnaire terdiri dari 20 pertanyaan yang harus dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Ini bisa diisi sendiri atau dilakukan dengan wawancara kepada responden. Berbagai pertanyaan tambahan telah digunakan dengan SRQ-20, untuk menyaring gangguan psikotik dan penyalahgunaan zat. 4 Masing-masing dari 20 butir diberi skor 0 atau 1. Skor 1 menyatakan bahwa gejala-gejala itu ada dalam sebulan terakhir, skor 0 menyatakan gejala tersebut tidak ada. Skor maksimum adalah 20 Pada Self Reporting Questionnaire SRQ mengandung butir pertanyaan mengenai gejala yang lebih mengarah kepada neurosis. Gejala depresi terdapat pada butir nomor 6, 9,10, 14, 15, 16, 17; gejala ansietas terdapat pada butir nomor 3, 4, 5; gejala Universitas Sumatera Utara somatik pada butir nomor 1, 2, 7, 19; gejala kognitif pada butir nomor 8, 12, 13 dan gejala penurunan energi pada butir nomor 8, 11, 12, 13, 18, 20. SRQ-20 merupakan suatu alat dengan 20 pertanyaan yang menanyakan kepada responden tentang gejala-gejala dan masalah-masalah yang sering muncul pada orang-orang dengan gangguan neurosis. Hasil dari semua penelitian yang tersedia menggunakan SRQ-20 sejak tahun 1994. Selanjutnya, para peneliti yang berencana untuk membuat penelitian menggunakan alat penyaring gangguan mental mereka cendrung untuk tertarik untuk menggunakan alat psikometrik. Sejak SRQ adalah alat yang telah terbukti validitas dan reabilitasnya, ini menjadi bernilai bagi mereka. 4 4

2.3.4. Validitas