perjalanan seumur hidup, setiap individu mengalami perasaan isolasi, kesepian, tekanan emosional atau pemutusan. Ini biasanya normal, reaksi
jangka pendek terhadap situasi sulit, daripada gejala penyakit mental. Orang belajar untuk mengatasi perasaan sulit hanya saat mereka belajar untuk
mengatasi situasi sulit. Pada beberapa kasus, durasi dan intensitas perasaan menyakitkan atau pola membingungkan dari pikiran dapat serius mengganggu
kehidupan sehari-hari.
7
2.1.2. Epidemiologi
Prevalensi gangguan mental pada populasi penduduk dunia menurut World Health Organization WHO pada tahun 2000 memperoleh data
gangguan mental sebesar 12, tahun 2001 meningkat menjadi 13 dan diprediksi pada tahun pada tahun 2015 menjadi 15. Sedangkan pada negara-
negara berkembang prevalensinya lebih tinggi. Prevalensi gangguan mental di negara Amerika Serikat 6-9, Brazil 22.7, Chili 26.7, Pakistan
28.8 sedangkan di Indonesia hasil laporan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2007, yang menggunakan SRQ untuk menilai kesehatan jiwa
penduduk, prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia yang berumur lebih dari 15 tahun sebesar 11.6.
Gangguan mental dan perilaku yang tidak eksklusif untuk kelompok tertentu, mereka ditemukan pada orang dari semua daerah, semua negara dan
semua masyarakat. Sekitar 450 juta orang menderita gangguan mental menurut perkiraan WHO diberikan dalam Laporan Kesehatan Dunia 2001. Satu
dari empat orang akan mengembangkan satu atau lebih gangguan mental atau perilaku selama hidup mereka. Gangguan mental dan perilaku terjadi pada
8
Universitas Sumatera Utara
setiap titik waktu pada sekitar 10 dari populasi orang dewasa di seluruh dunia. Seperlima dari remaja di bawah usia 18 tahun mengalami masalah
perkembangan, emosional atau perilaku, satu dari delapannya memiliki gangguan mental, sedangkan pada anak-anak yang kurang beruntung angka
ini adalah satu dari lima. Gangguan neurologis dan mental terhitung 13 dari keseluruhan Disability Adjusted Life Years DALYs dikarenakan semua
penyakit dan cedera di dunia. Lima dari sepuluh penyebab utama kecacatan di seluruh dunia adalah kondisi kejiwaan, termasuk depresi, penggunaan alkohol,
skizofrenia dan kompulsif. Proyeksi memperkirakan pada tahun 2020 gangguan neuropsikiatri akan mencapai 15 dari kecacatan di seluruh dunia, dengan
depresi unipolar sendiri terhitung 5.7 dari DALYs.
2.1.3. Gejala-gejala
9
Gangguan mental yang paling umum adalah gangguan ansietas dan depresi. Dimana seseorang mengalami perasaan ketegangan, ketakutan, atau
kesedihan yang kuat dalam waktu bersamaan, gangguan mental timbul ketika perasaan ini menjadi begitu mengganggu dan luar biasa, bahwa seseorang
memiliki kesulitan besar mengatasinya pada kegiatan hari-hari, seperti bekerja, menikmati waktu luang, dan mempertahankan hubungan.
10
Diantara gejala- gejala gangguan mental antara lain: perubahan suasana hati mood, depresi,
kesedihan, pikiran bunuh diri, mudah marah, ansietas, panik, gangguan tidur, stres, trauma, perilaku menghindar, kebingungan, kompulsif tekanan,
gangguan selera makan, perilaku antisosial, penyangkalan, kelelahan, ketakutan, kebohongan, gangguan seksual, preokupasi seksual, kesulitan
bicara, nyeri dan keluhan fisik, hiperaktivitas, kecemburuan, gangguan kepercayaan diri, gangguan memori, paranoid, psikosis, halusinasi, keanehan,
Universitas Sumatera Utara
preokupasi terhadap agama, obsesi, mania, euforia, impulsif, histerionik, gangguan belajar, gangguan pencitraan tubuh, pemisahan diri dan lain-
lain. Orang yang menderita salah satu dari gangguan mental yang berat
bermanifestasi dengan berbagai gejala yang dapat mencakup kecemasan yang tidak beralasan, gangguan pikiran dan persepsi, disregulasi suasana hati, dan
disfungsi kognitif. Banyak dari gejala ini mungkin relatif spesifik untuk diagnosis tertentu atau pengaruh budaya. Misalnya, gangguan pikiran dan persepsi
psikosis yang paling sering dikaitkan dengan skizofrenia. Demikian pula, gangguan berat dalam ekspresi mempengaruhi dan regulasi suasana hati yang
paling sering terlihat dalam depresi dan gangguan bipolar. Namun, tidak jarang untuk melihat gejala psikotik pada pasien yang didiagnosis dengan gangguan
mood atau suasana hati untuk melihat gejala yang berhubungan pada pasien yang didiagnosis dengan skizofrenia. Gejala yang terkait dengan suasana hati,
kecemasan, proses berpikir, atau kognisi dapat terjadi pada setiap pasien selama perjalanan penyakitnya.
11,12,13
13
2.1.4. Hubungan dengan faktor sosiodemografik a. Hubungan jenis kelamin dengan gangguan mental emosional
Terlepas dari kemungkinan peran faktor biologis, yang mungkin menjelaskan mengapa ada perbedaan seks konsisten pada risiko untuk
terjadinya gangguan mental yang umum dalam semua masyarakat, adalah masuk akal bahwa jender faktor tekanan yang cukup besar yang dihadapi oleh
perempuan mungkin juga memainkan peran. Dalam masyarakat negara
Universitas Sumatera Utara
berkembang, perempuan menanggung beban dari kemalangan yang terkait dengan kemiskinan: sedikit akses ke sekolah, kekerasan fisik dari suami,
pernikahan paksa, perdagangan seksual, kesempatan kerja lebih sedikit dan, dalam beberapa masyarakat, keterbatasan partisipasi mereka dalam kegiatan
di luar rumah.
b. Hubungan tingkat pendidikan dengan terjadinya gangguan mental emosional