Pemeriksaan dan Penegakan Diagnosis Diagnosa Banding

2.2.6. Pemeriksaan dan Penegakan Diagnosis

1. Anamnesis Menanyakan pasien tentang keluhan yang diderita, durasi keluhan, faktor risiko seperti pekerjaan, paparan sinar matahari dan lain-lain. 2. Pemeriksaan Fisik Melihat kedua mata pasien untuk morfologi pterygium, serta memeriksa visus pasien. Diagnosa dapat didirikan tanpa pemeriksaan lanjut. Anamnesa positif terhadap faktor risiko dan paparan serta pemeriksaan fisik yang menunjang anamneses cukup untuk membuat suatu diagnosa pterygium.. 3. Pemeriksaan Slit Lamp Jika perlu, dokter akan melakukan Pemeriksaan Slit Lamp untuk memastikan bahwa lesi adalah pterygium dan untuk menyingkirkannya dari diagnosa banding lain. Pemeriksaan slit lamp dilakukan dengan menggunakan alat yang terdiri dari lensa pembesar dan lampu sehingga pemeriksa dapat melihat bagian luar bola mata dengan magnifikasi dan pantulan cahaya memungkinkan seluruh bagian luar untuk terlihat dengan jelas.

2.2.7. Diagnosa Banding

Pterygium dapat tidak didiagnosa ataupun salah didiagnosa oleh dokter akibat akibat keserupaannya dengan penyakit lain yang terdapat pada permukaan mata, terutama dengan suatu penyakit yang disebut dengan pinguecula. Tabel 2.1. memberikan gambaran tentang perbandingan antara pterygium dengan penyakit mata lain, dari segi penyebab, morgologi dan hasil dari pemeriksaan yang membedakannya dari penyakit mata lain yang mempunyai morfologi atau penyebab yang serupa. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Penyakit Penyebab Morfologi Lesi Perbedaan Phylctenular Keratoconjunctiv itis Terkait dengan reaksi hipersensitivitas tipe lambat delayed hypersensitivity terhadap bakteri terutama Staphylococcus TB atau protein pada makanan. Sering terjadi pada anak- anak. Neo-formasi pada konjunctiva yang berbatas tegas. Terlihat seperti gel gel-like appearance yang dikelilingi oleh kapiller. Sering menyebabkan hiperemi pada konjunctiva Penyingkiran dengan melihat morfologi lesi. Pemeriksaan untuk TB dapat dilakukan Squamous-Cell Carnicoma SCC pada Konjunctiva Pinguecula Pseudopterygium Paparan kronis terhadap radiasi UV, HPV tipe 16 18, inflamasi kronis dll. Bulat, menonjol, berwarna putih- kekuningan. Lokasi paling sering pada limbus, terdapat simpul kapiler. Akibat proses perbaikan repair dari ulkus atau inflamasi pada limbus. Permukaan seperti jelly gelatinous, berisi jaringan fibrovaskuler, terlihat seperti papilla. Lokasi paling sering pada zona infero-temporal dari limbus. Sangat mirip dengan morfologi pterygium. Oleh pemeriksaan histopatologi, terdapat: Epitel 2-3mm lebih tebal daripada epitel konjunctiva normal terdapat acanthosis. Merupakan diagnosis banding dari pterygium tipe I. Dapat dibedakan dari morfologi lesi. Anamnese pasien tentang riwayat terjadinya ulkus atau inflamasi. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Diagnosa banding untuk pterygium Conjunctival Lymphoma Sering akibat infeksi virus Lesi subkonjungtival yang bervaskularisasi rendah dan berwarna merah muda Lesi rata flat. Lokasi tersering pada bagian inferior konjunctiva bulbi. Dari morfologi lesi dan pemeriksaan histopatologi. Nodular Episcleritis Epibulbar Dermoid Inflamasi pada episklera Keadaan patologis kongenital. Nodul merah terang yang rata. Terdiri dari simpul kapiler konjunctiva dan episklera. Neo-formasi yang terletak antara limbus dan tepi dari kornea. Tidak terdapat vaskularisasi abrnomal Dari morfologi lesi. Pemeriksaan histopatologi, terdapat: Inflamasi non- granulomatosa disertai dengan infiltrasi perivaskuler serta vasodilatasi. Dari morfologi lesi.Terdapat jaringan epidermal. Permukaan terdiri dari epitel konjunctiva atau kornea. Conjunctival Papilloma Beraral dari infeksi virus terutama HPV. Neo-formasi aktif dengan bentuk seperti kembang kol cauliflower. Sangat vascular dan dapat berdarah dengan mudah. Dapat lewat morfologi lesi, tapi untuk diagnosa definitif diperlukan pemeriksaan histopatologi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.2.8. Penatalaksanaan