5.2 Pembahasan
5.2.1 Prevalensi Pterygium Secara Umum
Dari 97 responden yang diperiksa dan telah digambarkan oleh tabel 5.2, terdapat 24 24,74 pasien yang positif didiagnosis dengan pterygium. Angka ini
relative lebih rendah dari dugaan peneliti, oleh sebab penelitian ini dilakukan pada populasi yang dianggap berisiko tinggi akibat paparan terhadap beberapa faktor,
jadi peneliti pada awal menduga angka prevalensi yang akan diperoleh adalah lebih tinggi. Akan tetapi jika melihat hasil dari penelitian oleh Ukponmwan pada
pengendara sepeda motor di Benin City, Nigeria pada tahun 2007, prevalensi pterygium yang didapati adalah 18 orang dari 140 responden 12,5. Penjelasan
yang dapat diajukan untuk jumlah prevalensi yang rendah ini adalah meskipun jam kerja penarik beca mesin secara rata-rata 9 jam pukul 8:00 – 17:00 WIB,
hasil berdasarkan wawancara, sebagian besar dari waktu tersebut dihabiskan dengan “mangkal” atau menunggu datangnya penumpang, sehingga subjek lebih
memilih untuk berada pada area yang teduh dan tidak terpapar terhadap faktor risiko, dan ini berbeda dari hal yang diharapkan. Jam “operasionil murni” dari
subjek tidak dapat disimpulkan secara pasti, karena berbeda dari hari ke hari, sehingga durasi paparan terhadap faktor risiko pun tidak dapat dipastikan.
5.2.2 Distribusi Subjek Dengan Pterygium Berdasarkan Usia
Berdasarkan table 5.3, maka prevalensi pterygium yang paling tinggi terdapat pada kelompok usia 41-50 tahun, dengan jumlah 13 orang 54,17.
Meskipun jumlah responden yang paling banyak berada pada usia 21-30 tahun, rasio tertinggi terjadinya pterygium juga terdapat pada kelompok usia 41-50 tahun
1317 orang, 76,47 dan ini dapat dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fang-Lin, S et al di Taiwan pada populasi yang berusia di atas 40
tahun. Dikatakan bahwa prevalensi pterygium meningkat dengan lanjutnya usia, dan hasil yang didapatkan berupa 68 dari 160 orang 42,50 pada usia 40-64
tahun positif terdapat pterygium. Ini juga dapat dikaitkan dengan penurunan kemampuan jaringan mata untuk proses pemulihan pada usia yang lebih tua,
seperti yang dikatakan oleh Bartlett 1951, pterygium diperkirakan terjadi akibat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
proses pemulian yang tidak sempurna setelah mikrotrauma. Pada literature yang sama oleh Bartlett, dikatakan bahwa pterygium jarang sekali terjadi pada usia
dibawah 20 tahun, karena bagian eksternal dari konjungtiva harus terpapar terhadap kondisi berisiko untuk beberapa tahun sebelum terjadinya lesi inisial.
Pada penelitian ini terdapat 0 0 responden dibawah usia 20 tahun, sehingga tidak dapat dibandingkan hasil.
5.2.3 Tingat Keparahan Pterygium Pada Subjek