dengan relasi orangtua yang tidak harmonis dan matinya komunikasi antara orangtua dan anak. Disharmonisasi yang terus berlangsung sering berakibat
perceraian dan biasanya menjadi awal petualangan remaja di jalanan dan
komunitas narkoba.
Faktor disharmonisasi dalam keluarga ternyata memiliki pengaruh yang sangat kuat dengan kenyataan biologis-psikologis kodrati remaja sebagai manusia.
Ini berangkat dari asumsi bahwa usia remaja adalah usia yang serba tidak pasti dan penuh gejolak. Pada satu sisi remaja ingin melepaskan diri dari pengaruh
orangtua dan di sisi lain belum sepenuhnya berdiri sendiri. Dengan demikian, jika orangtua tidak mampu bertindak sebagai pengayom dan sosok yang dipercaya,
otomatis remaja akan mencari tempat sandaran lain.
2.4 Defenisi Kesejahteraan Sosial
Ada beberapa defenisi yang dikembangkan dalam upaya menggambarkan kesejahteraan sosial yaitu sebagai berikut :
Menurut Adi kesejahteraan sosial adalah ilmu terapan yang mengkaji dan mengembangkan kerangka pemikiran serta metodologi yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kualitas hidup kondisi masyarakat antara lain melalui pengelolaan masalah sosial; pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, dan
pemaksimalan kesempatan anggota masyarakat untuk berkembang Adi, 2008 : 48.
Wilensky dan Lebeaux, kesejahteraan sosial adalah system yang terorganisasi dari pelayanan-pelayanan dan lembaga-lembaga sosial, yang
dirancang untuk membantu individu-idividu dan kelompok-kelompok agar
Universitas Sumatera Utara
mencapai tingkat hidup dan kesehatan yang memuaskan. Maksudnya agar tercipta hubungan-hubungan personal dan sosial yang member kesempatan kepada
individu-individu pengembangan kemampuan-kemampuan mereka seluas-luasnya dan meningkatkan kesejahteraan mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat Suud, 2006 : 7. Sementara menurut Fridlander. Kesejahteraan sosial adalah system yang
akan terorganisir dari usaha-usaha dan lembaga-lembaga sosial yang ditujukan untuk membantu individu maupun kelompok dalam mencapai standart hidup dan
kesehatan yang memuaskan serta untuk mencapai relasi perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan-kemampuannya
secara penuh untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat Muhidin, 1984 : 2.
Dari defenisi-defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan : 1.
Konsep kesejahteraan sosial sebagai ilmu dan system yang terorganisir yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.
2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang
sejahtera. 3.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara: meningkatkan kemampuan individu, kelompok-kelompok dan masyarakat dalam memecahkan
masalahnya sehingga dapat berfungsi sosial sebagaimana mestinya. Di dalam Undang-Undang tentang Kesejahteraan Sosial no 11 tahun 2009
menyatakan bahwa Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Pemikiran