4.4.1. Fitoplankton
Hasil pengamatan fitoplankton pada titik pengamatan 1 dan 2 di Sendang Biru, Malang Selatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6. Analisis Data Fitoplankton
No. Spesies
Jumlah N
H’
1 Coscinudiscus sp.
3 12
1.94735
2 Euchampia sp.
8 32
3 Fragilaria capucina
1 4
4 Gramatophora serpentine
1 4
5 Helicostomella sp.
13 52
6 Leptocylindrus sp.
13 52
7 Leucosolenia sp.
2 8
8 Licmophora sp.
2 8
9 Mastoglora sp.
3 12
10 Pleurosigma sp.
4 16
Total 50
200
6.00 16.00
2.00 2.00
26.00 26.00
4.00 4.00
6.00 8.00
Kelimpahan N Fitoplankton
Coscinudiscus sp. Euchampia sp.
Fragilaria capucina Gramatophora
serpentina Helicostomella sp.
Leptocylindrus sp. Leucosolenia sp.
Licmophora sp. Mastoglora sp.
Pleurosigma sp. Total
Grafik 2. Persentase Kelimpahan N Fitoplankton
33
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan hasil bahwa jumlah spesies fitoplankton yang ditemukan pada saat pengamatan
berjumlah 50 individu dengan 10 jenis spesies dengan jumlah individu dan indeks kelimpahan tertinggi terdapat pada spesies Helicostomella
sp. dan Leptocylindrus sp. sebesar 52 individu per liter 26 dari total indeks kelimpahan fitoplankton keseluruhan 200 individu per liter.
Sedangkan, untuk indeks keanekaragaman dari fitoplankton sebesar 1.94735, yang menunjukkan bahwa fitoplankton di lokasi ini memiliki
stabilitas komunitas biota sedang atau kualitas air tercemar sedang. Kesimpulan yang didapat yaitu habitat Helicostomella sp. pada
saat pengamatan di lapang, dimana parameter suhu berkisar 27-29 C
dan salinitas 35‰. Selain itu, pada saat sampling plankton keadaan perairan menunjukkan adanya gelombang cukup kuat yang
memungkinkan terjadinya pertukaran air sesuai dengan habitat populasi Leptocylindrus sp. Dari faktor-faktor yang telah disebutkan
didepan maka cukup jelas bahwa distribusi Helicostomella sp. dan Leptocylindrus sp. di perairan Sendang Biru, Malang Selatan
berlimpah dan banyak dibandingkan 8 spesies fitoplankton lain yang ditemukan.
Kegiatan manusia di sepanjang pantai menyebabkan perubahan drastis dalam lingkungan, seperti halnya penurunan
salinitas, kondisi anoksik, tingkat nutrisi yang tinggi dan pertumbuhan fitoplankton yang intensif. Perubahan ini tercermin dalam struktur dan
kelimpahan komunitas protozoa dalam suatu daerah. Helicostomella sp. hidup dengan salinitas tinggi tetapi konsentrasi nutrisi lebih rendah
dan sangat sensitif terhadap limbah pembuangan air. Helicostomella sp. secara signifikan berkorelasi dengan nitrat, nitrit dan amonium
[ CITATION Dor13 \l 1033 ]. Keadaan laut pada saat pasang, dapat menyebabkan
Leptocylindrus sp. lebih berlimpah di bawah dan tengah muara, dan hampir tidak ditemukan pada daerah paling atas. Spesies ini
mencapai kepadatan tertinggi setelah air pasang dengan salinitas 28‰. Pada saat surut, hanya beberapa individu yang berada pada
34
daerah muara rendah di mana salinitas air sekitar 20 ‰. Rantai pembentuk diatom, Leptocylindrus sp., diamati sebagai sampel dari
musim spring bloom, pada saat surut di muara Trigueros dan Orive, 2000.
35
4.4.2. Zooplankton