Pengertian Cerdas IstimewaBakat Istimewa

konsisten dengan definisi kontekstual yang digunakan dan harus dapat mengukur berbagai kemampuan yang berbeda Savira, 2008:2. Menurut Ishartiwi 2009:9 syarat penerapan model inklusif layanan pendidikan khusus anak CIBI seperti pada jenjang SMA, diantaranya adalah: 1 kebijakan pemerintah yang mendukung fleksibilitas manajemen pendidikan untuk pemanfaatan bersama sumber daya pendidikan, 2 kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung pengembangan berbagai potensi siswa akademik, bakat, khusus, personal sosial, yang secara operasional termasuk kelengkapan kurikulum dan kelengkapan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan keperluan pembinaan potensi siswa CIBI antara lain: modul pembelajaran, panduan pelaksanaan, perangkat uji kinerja, dan teknologi informasi untuk pembelajaran, 3 Kemampuan memadai dari SDM pendidik dan kependidikan baik di tingkat pengambil kebijakan maupun ditingkat sekolah, agar memenuhi kompetesi dan memiliki persepsi sama tentang CIBI.

1. Pengertian Cerdas IstimewaBakat Istimewa

Menurut Davis 2012: 100 program cerdas istimewabakat istimewa merujuk pada upaya untuk membuat siswa mempelajari materi secara lebih cepat. Hal ini berarti membolehkan siswa yang lebih muda untuk mempelajari kurikulum yang biasanya diberikan untuk siswa yang lebih tua. Sedangkan Colangelo dalam Davis 2012:101 menyatakan bahwa program cerdas istimewabakat istimewa atau akselerasi membantu siswa yang cerdas secara akademis, tanpa mengubah mereka secara sosial maupun emosional. Semua siswa yang luar biasa berbakat misalnya, mereka dengan IQ 150+ jelas-jelas membutuhkan akselerasi. Menurut Silverman dalam Supriyanto 2012 : 25-26, cerdas istimewa dimaknakan sebagai perkembangan yang tidak sebagaimana mestinya dalam kemampuan pengetahuan level tinggi dan dalam intensitas paling tinggi dalam menciptakan pengalamannya sendiri serta kesadaran atas perbedaan dari perkembangan secara normal. Menurut Maryland Report dalam Ishartiwi 2009:5 definisi cerdas istimewa dan berbakat istimewa yang termasuk kedalam kelompok anak cerdas berbakat adalah mereka yang secara profesional diidentifikasi memiliki kemampuan unggul dalam bidang : 1 kemampuan intelektual umum, 2 bidang akademik tertentu, 3 kreativitas atau pemikiran produktif, 4 kepemimpinan, 5 kemampuan dalam bidang seni, 6 psikomotor. Jill dalam Supriyanto 2012: 23 menegaskan bahwa siswa cerdas istimewa adalah siswa yang diidentifikasi oleh tenaga professional dan mempunyai kemampuan pencapaian kinerja tinggi. Kinerja tinggi ditunjukkan dengan pencapaian dan mempunyai potensi kemampuan dalam salah satu area atau kombinasi beberapa area bidang studi. Sedangkan Robert Sternberg dalam Supriyanto 2012 : 24-25 menyatakan bahwa siswa cerdas istimewa bukan entitas yang monolistik bentuknya, melainkan terbentuk dari berbagai aspek atau serial kompetensi. Robert menyebutkan ada tiga jenis utama kecerdasan istimewa yaitu analitik, sintetik, dan praktikal. Ishartiwi 2009:5 menyatakan bahwa anak dengan cerdas istimewa dan bakat istimewa tidak menunjuk kepada mereka yang memiliki intelektual tinggi yang dimanifestasikan dalam prestasi akademik, tetapi juga mereka yang mempunyai bakat tertentu dalam satu atau lebih bidang baik itu seni, olahraga dan lain-lain. Anak dengan kecerdasan istimewa juga bisa memiliki bakat istimewa dan sebaliknya. Anak dengan kecerdasan istimewa juga bisa menampilkan diri sebagai underachiever di sekolahnya. Monks dalam Savira 2008:1 menyebut anak cerdas istimewabakat istimewa adalah anak dengan perkembangan yang cepat mendahului teman sebaya itu sebagai anak yang mengalami lompatan perkembangan. Salah satu karakter yang menonjol dari anak-anak cerdas dan berbakat istimewa ini adalah keunikan dalam hal menerima stimulus atau rangsangan. Cerdas istimewabakat istimewa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang mempunyai kecerdasanbakat yang luar biasa dan dapat menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat dari waktu yang ditentukan pada setiap jenjang pendidikan, dalam hal ini yaitu siswa yang ada pada kelas CIBI di SMA Negeri 1 Purwokerto.

2. Landasan