3. Sasaran Umum Pembelajaran Sejarah
Kasmadi 1996:13-14
menjelaskan bahwa
tujuan luhur
diajarkannya sejarah pada semua jenjang sekolah adalah: menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara, serta sadar untuk
menjawab untuk apa ia dilahirkan. Pelajaran sejarah merupakan salah satu unsur utama dalam pendidikan politik bangsa, lebih jauh lagi pengajaran
sejarah merupakan sumber inspirasi terhadap hubungan antar bangsa dan negara. Anak memahami bahwa ia merupakan bagian dari masyarakat
bangsa dan negara. Menurut Akbar 2010:105-106 mata pelajaran sejarah pada
sekolah menengah atas bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut: 1 Membangun kesadaran peserta didik
tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan, 2 Melatih daya kritis peserta
didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan, 3 Menumbuhkan apresiasi
dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lalu, 4 Menumbuhkan pemahaman
peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa
yang akan datang, serta 5 Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan
cinta tanah air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasional.
Menurut Kochhar 2008:27-32 yang menjadi sasaran umum pembelajaran sejarah diantaranya adalah mengembangkan pemahaman
tentang diri sendiri. Memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu,
ruang, dan
masyarakat. Membuat
masyarakat mampu
mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah dicapai oleh generasinya. Mengajarkan toleransi, menanamkan sikap intelektual, dan memperluas
cakrawala intelektualitas.
Mengajarkan prinsip-prinsip
moral, menanamkan orientasi ke masa depan. Memberikan pelatihan mental,
melatih siswa menangani isu-isu kontroversial. Membantu mencarikan jalan keluar bagi berbagai masalah sosial dan
perseorangan. Memperkokoh nasionalisme, mengembangkan pemahaman internasional
dan mengembangkan keterampilan-keterampilan yang berguna.
B. Hakikat Kelas Cerdas IstimewaBakat Istimewa pada Sekolah
Menengah Atas
Seorang anak dengan kecerdasan atau kemampuan bakat luar biasa adalah suatu “berkah” bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk
keluarga dan masyarakat juga. Anak seperti itu tumbuh dengan janji akan mengalami pendidikan yang sukses dan memuaskan, dan pada akhirnya
menggapai karier yang tinggi serta kehidupan pribadi yang memuaskan Davis, 2012:1.
Kustawan 2012:17 menjelaskan penyeleggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau
bakat istimewa dapat diselenggarakan pada satuan pendidikan formal TKRA, SDMI, SMPMTs, SMAMA, SMKMAK, atau bentuk lain yang
sederajat. Program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa dapat berupa program
percepatan danatau program pengayaan. Anak yang memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa
adalah anak yang secara significant memiliki potensi di atas rata-rata dalam bidang kemampuan umum, akademik khusus, kreativitas,
kepemimpian, seni, danatau olahraga. Proses mengidentifikasi peserta didik cerdas istimewa dilakukan dengan menggunakan pendekatan
multidimensional. Artinya kriteria yang digunakan lebih dari satu bukan sekedar intelegensi. Batasan yang digunakan adalah peserta didik yang
mempunyai dimensi kemampuan umum pada taraf cerdas ditetapkan skor IQ 130 ke atas dengan pengukuran menggunakan skala Wechsler
Kustawan, 2012:32. Prosedur identifikasi anak-anak cerdas dan berbakat istimewa
harus didahului dengan pemahaman yang baik mengenai karakteristik mereka.
Pengidentifikasian tersebut
memungkinkan guru
untuk mengevaluasi kebutuhan pendidikan murid-murid mereka, sehingga pada
akhirnya dapat memberikan program yang sesuai bagi perkembangan yang optimal kecerdasan dan keberbakatan itu. Prosedur identifikasi ini harus
konsisten dengan definisi kontekstual yang digunakan dan harus dapat mengukur berbagai kemampuan yang berbeda Savira, 2008:2.
Menurut Ishartiwi 2009:9 syarat penerapan model inklusif layanan pendidikan khusus anak CIBI seperti pada jenjang SMA,
diantaranya adalah: 1 kebijakan pemerintah yang mendukung fleksibilitas manajemen pendidikan untuk pemanfaatan bersama sumber
daya pendidikan, 2 kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan yang mendukung pengembangan berbagai potensi siswa akademik, bakat,
khusus, personal sosial, yang secara operasional termasuk kelengkapan kurikulum dan kelengkapan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
keperluan pembinaan potensi siswa CIBI antara lain: modul pembelajaran, panduan pelaksanaan, perangkat uji kinerja, dan teknologi
informasi untuk pembelajaran, 3 Kemampuan memadai dari SDM pendidik dan kependidikan baik di tingkat pengambil kebijakan maupun
ditingkat sekolah, agar memenuhi kompetesi dan memiliki persepsi sama tentang CIBI.
1. Pengertian Cerdas IstimewaBakat Istimewa