c. Nilai kelompok
Nilai kelompok diambil dari Lembar Kerja Kelompok LKK yang diberikan guru untuk dikerjakan secara kelompok.Pengambilan nilai
kelompok dilakukan pada saat kerja timkelompok. Nilai kelompok yang diperoleh akan membantu siswa dalam perolehan nilai akhir karena nilai
akhir diambil dari rata-rata nilai kelompok dan nilai individu. d.
Nilai individu Nilai individu didapat dari Lembar Kerja Siswa LKS yang
dikerjakan siswa setelah tahap permainan atau setelah turnamen.Nilai individu merupakan nilai yang mengukur kemampuan tiap individu dalam
penguasaan materi pembelajaran yang dipelajari. e.
Nilai akhir Nilai akhir merupakan nilai dari hasil rata-rata nilai kelompok dan
nilai individu.
2.2. Kajian Empiris
Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap pendekatan model TGT dalam pembelajaran. Adapun hasil
penelitian tersebut antara lain: Penelitian dengan judul Pendekatan Kooperatif Model TGT untuk
Meningkatkan HasiBelajar IPA Siswa Kelas V MI Nurul Ulum Sebalong Nguling Pasuruanyang dilakukan oleh Fahroh tahun 2010.Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa pelaksanaan model TGT pada pembelajaran IPA siswa kelas V MI Nurul Ulum Sebalong Nguling dalam meningkatkan aktivitas belajar dilakukan melalui
kegiatan turnamen. Aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan visual activities 42,8, oral activities 26,8 , listening activities 71,4, writing
activities 71,4, motor activities 78,6, mental activities 35,7, dan emotional activities sebesar 67,8. Pada siklus II menunjukkan visual activities
89,3, oral activities 57,1 , listening activities 100, writing activities 85,7, motor activities 100 , mental activities 35,7, dan emotional
activities 92,8. Pembelajaran dengan model TGT dapat meningkatkan hasil belajar siswa Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada pratindakan adalah 59,9
siklus I adalah 69,1 dan siklus II adalah 85,2. Penelitian dengan judul Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament TGT Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan SoalCerita Pesawat Sederhana Pada Siswa Kelas V SD
NegeriTlompakan III Kecamatan Tuntang Tahun Ajaran 20102011. Oleh Putri tahun 2011, Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.UnVersitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT Teams Games Tournament dapatmeningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita Pesawat Sederhana pada siswa kelas VSD Negeri
Tlompakan III, yaitu ditandai dengan: Siswa kelas V sebanyak 18anak mengalami peningkatan hasil belajar yaitu sebelum tindakan 39, siklus IKKM 60 50,
siklus II KKM 65 94, dan siklus III KKM 70 100 siswabelajar tuntas. Penelitian yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar.
Oleh Mulyadi. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2009. Penelitian tindakan kelas
yang dilakukan sebanyak tiga siklus diperoleh hasil bahwa rerata hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I sebesar 58,75 pada siklus II sebesar 72,5
dan pada siklus III meningkat menjadi 85. Rerata tes kemampuan membaca permulaan siswa pada kondisi awal 59,06 tingkat ketuntasan klasikal 25. Pada
siklus I nilai rerata 67,81 tingkat ketuntasan klasikal 43,75. Pada siklus II, nilai rerata 71,71, tingkat ketuntasan klasikal 68,75. pada siklus III, nilai rerata 76,87
tingkat ketuntasan klasikal 87,5. Berdasarkan tindakan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa melalui
model pembelajaran kooperatif, guru dapat meningkatkan proses pembelajaran membaca permulaan dan kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD
Negeri Senden Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali semester I tahun pelajaran 20092010.
Dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada pembelajaran IPA kelas V.
2.3. Kerangka Berpikir