untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA melalui model kooperatif
tipe TGT pada siswa kelas V SD Negeri 2 Bategede. 1.3.2.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah : a.
Mendeskripsikan keterampilan guru dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
b. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA melalui
model pembelajaran kooperatif tipe TGT. c.
Meningkatkan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut: a.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentangsalah satu model pembelajaran inovatif khususnya kooperatif tipe TGT.
b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam tentang
peningkatan kualitas pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe
TGT. 1.4.2.
Manfaat Praktis
1.4.2.1. Bagi guru
a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih model
pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki system pembelajaran
sehingga memberikan layanan terbaik bagi siswa. b.
Guru semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran.
c. Menambah pengalaman dalam mengembangkan pembelajaran kooperatif
tipe TGT. 1.4.2.2.
Bagisiswa a.
Melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT siswa dapat melakukan aktivitas pembelajaran dengan lebih baik.
b. Minat terhadap pembelajaran pun meningkat sehingga hasil belajar IPA
siswa juga meningkat. c.
Pelakasaan model TGT diharapkan dapat mengembangkan rasa kebersamaan dan kerjasama siswa dengan siswa yang lain.
1.4.2.3. Bagi sekolah
a. Menambah referensi guru serta tambahan pada perpustakaan
b. Memberi kontribusi yang lebih baik dalam perbaikan pembelajaran pada
khususnya dan kemajuan sekolah pada umumnya.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman learning is defined as the modification or strengthening of behavior
thriygh experiencing,dari pengertian tersebut, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat
akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil melainkan mengubah kelakuan Hamalik, 2008:27.
Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil pengalaman bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan dan bisa
melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang lain Pidarta, 2000:197 dalam Warsita, 2008:62.
Gagne dalam Anni, 2007: 2 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode
waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Konsep belajar menurut UNESCO dalam Warsita 2008: 63 menuntut
setiap satuan pendidikan untuk dapat mengembangkan empat pilar pendidikan baik untuk sekarang dan masa depan yaitu: 1 Learning to know belajar
mengetahui, 2 Learning to do belajar untuk melakukan sesuatu dalam hal ini