Uji Multikolinieritas Heteroskedastisitas Autokorelasi

yang artinya 67,66 dari variasi variabel terikat mampu dijelaskan oleh variasi himpunan variabel penjelas. Sementara sisanya 32,34 variasi variabel terikat dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

2.9 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik dari hasil penelitian dalam regresi yang meliputi uji multikolinieritas, uji heteroskedasitas, uji autokorelasi dan uji linieritas.

2.9.1 Uji Multikolinieritas

Cara untuk mengetahui multikolinieritas adalah dengan melakukan regresi antar variabel penjelas independen, jadi dengan kata lain peneliti melakukan regresi korelasi r antar variabel independen. Aturan Klien’s Rule of Thump, jika R 2 regresi awal lebih besar R 2 antar variabel penjelas independen, maka multikol dapat diabaikan. Berikut merupakan sajian hasil olahan data multikolinieritas Tabel 4.9 Hasil Uji multikolinieritas R 2 Regresi Utama R 2 Regresi Penjelas Kesimpulan 0,719759 0,149377 Tidak Terjadi Multikolinieritas 0,081479 Tidak Terjadi Multikolinieritas 0,092956 Tidak Terjadi Multikolinieritas Sumber : Data Olahan Berdasarkan hasil pengujian dari multikolinieritas maka didapat adanya hubungan antar variabel independen dan variabel dependen, hal ini dilihat dari tabel di atas 4.9 bahwa besarnya R 2 regresi utama impor lebih besar dari R 2 regresi penjelas produksi, konsumsi, cadangan.

2.9.2 Heteroskedastisitas

Masalah heteroskedastisitas ini muncul apabila residual dari model regresi yang peneliti amati memiliki varians yang tidak konstan dari satu observasi ke observasi yang lain. Padahal salah satu asumsi penting dalam model OLS atau regresi sederhana adalah bahwa varians bersifat homoskedastisitas, banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya masalah heterokedastisitas dan untuk penelitian ini menggunakan uji Breush- Pagan-Godfrey. Asumsi yang digunakan dalam heterokedastisitas adalah : H :tidak ada heteroskedastisitas ObsR-Square hitung α = 5 H 1 : ada heteroskedastisitas ObsR-Square hitung α = 5 Berdasarkan dilakukan pengujian heteroskedasitas Breush-Pagan- Godfrey, maka diketahui nilai ObsR-Square sebesar 0,3661 dengan α = 5. Maka dapat disimpulkan bahwa bebas masalah heteroskedasitas atau tidak ada heteroskedastisitas dan H diterima.

2.9.3 Autokorelasi

Autokorelasi berarti bahwa adanya korelasi antara anggota obsevasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dengan asumsi ini metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu variabel gangguan dengan variabel gangguan lain, sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS terkait dengan variabel bebas adalah tidak ada hubungan antara variabel gangguan yang satu dengan variabel gangguan yang lain, yang dapat dinyatakan dengan pengujian hipotesis autokorelasi sebagai berikut : H :tidak ada autokorelasi Jika р-value ObsR-Square α = 5, maka H diterima H 1 : ada autokorelasi Jika р-value ObsR-Square α = 5, maka H ditolak Dalam uji autokorelasi menggunakan LM diperlukan untuk penentuan lag atau kelambanan. Lag yang dipakai dalam penelitian ini ditentukan dengan metode trial error perbandingan nilai absolut kriteria Akaike dan Schwarz. Prosedur pengujian LM adalah jika nilai ObsR-Squared lebih kecil dari nilai X 2 tabel maka model dapat dikatakan tidak mengandung autokorelasi. Selain itu juga dapat dilihat dari nilai probabilitas chi-squares X 2 , jika nilai probabilitas X 2 lebih besar dari nilai α = 5 yang dipilih maka berarti tidak masalah autokorelasi.

2.9.4 Linieritas