5.3 Pola Kunjungan Wisata
Perkembangan pariwisata yang ditandai oleh jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata di Kabupaten ciamis selama periode 2000-2003
mengalami penurunan sebesar 9.2 dari 2.140.453 jiwa pada tahun 2000 menjadi 1.548.397 jiwa pada tahun 2003 Gambar 8. Hal ini disebabkan oleh kondisi
perekonomian Indonesia yang tidak menentu semenjak krisis moneter, banyaknya peristiwa yang terjadi di Indonesia seperti kasus bom Bali, kerusuhan, demo
sehingga menyebabkan wisatawan sedikit takut untuk berkunjung ke objek wisata terutama wisatawan mancanegara.
500000 1000000
1500000 2000000
2500000
Jumlah Kunjungan Wisata jiwa
2000 2001
2002 2003
Tahun
Wisatawan mancanegara jiwa Wisatawan nusantara jiwa
Gambar 8. Grafik Kunjungan Wisata ke Objek Wisata 2000-2003
Sumber : Hasil Analisis Kunjungan Wisata Lampiran 7
Pariwisata dapat dikatakan berpotensi besar bagi Kabupaten Ciamis, dimana sebesar 99.6 rata-rata tiap tahunnya adalah wisatawan nusantara, sisanya 0.4
adalah wisatawan mancanegara. Dengan dominannya wisatawan nusantara ini mengisyaratkan bahwa keberadaan objek wisata di Kabupaten Ciamis ini tidak
diabaikan. Dari sudut pertumbuhan ekonomi, wisatawan ini berperan dalam
meningkatkan pendapatan daerah lewat distribusi pendapatan melalui pengeluaran wisatawan yang dibelanjakan selama wisata di objek wisata.
Tabel 9. Jumlah Pendapatan dan Kunjungan Wisata ke Kabupaten Ciamis Tahun 2000-2003
Tah un
Total Pendapatan Pariwisata Tahun 2000- 2003
Laju Peru
baha n
Jumlah Pengunjung Objek Wisata 2000-2003
Laj u
Per uba
han Rataa
n penda
patan daerah
per kunju
nganw isata
Rpji wa
Pendapatan Langsung
Rp Pendapatan
Tidak Langsung
Rp Total
Pendapatan Rp
Wisata wan
manca negara
jiwa Wisataw
an nusantara
jiwa Jumlah
Wisatawa n jiwa
2000 3544693400
3550692082 7095385482
11.4 11422
0.5 2129041
99.5 2140463
-9.2 3315
28.5 2001
2956568700 4427802440
7384371140 10631
0.5 1503806
99.3 1514437
4876 2002
3092334850 5043340379
8135675229 8407
0.4 1670058
99.5 1678465
4847 2003
3480302170 6042119885
9522422055 4389
0.2 1544008
99.7 1548397
6150 Laju Peningkatan
0.4 9.6
Sumber : Hasil Analis is Kunjungan Wisata dan Pendapatan Lampiran 7 dan 8
Pada Tabel 9, terlihat bahwa total pendapatan dari pendapatan tidak langsung yang berupa jenis pungutan pajak dan retribusi serta pendapatan
langsung yang berupa pendapatan dari penjualan karcis setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dalam periode 2000-2003 peningkatan pendapatan
sektor pariwisata sebesar 11 dari Rp. 7.095.385.482 pada tahun 2000 menjadi Rp. 9.522.422.055 pada tahun 2003. Dengan rataan pendapatan meningkat sebesar
28.5 dari Rp. 3.315 per jiwa menjadi Rp. 6.150 per jiwa. Berdasarkan informasi dari Dinas Kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten Ciamis, peningkatan
pendapatan disebabkan oleh kenaikan harga karcis di beberapa objek wisata dan kenaikan pajak serta retribusi yang ditetapkan pemerintah.
Pendapatan tidak langsung yang paling besar berasal dari retribusi tempat rekreasi dan olahraga sebesar Rp. 2.931.372.974 dan pajak hotel dan restoran
sebesar Rp. 1.208.604.955 pada tahun 2003. Pendapatan langsung terbesar diperoleh dari objek wisata Pantai Pangandaran sebesar Rp. 2.290.885.200.
1000000000 2000000000
3000000000 4000000000
5000000000 6000000000
7000000000
Pendapatan Rp
Pendapatan Langsung Pendapatan Tidak Langsung
2000 2001
2002 2003
Gambar 9. Grafik Pendapatan sektor Pariwisata Tahun 2000-2003
Sumber : Hasil Analisis Pendapatan Lampiran 8
Pada Gambar 9 menunjukkan bahwa pendapatan tidak langsung lebih dominan daripada pendapatan langsung, hal ini disebabkan bahwa pendapatan
langsung sangat dipengaruhi oleh kunjungan wisata yang datang ke objek wisata sedangkan pendapatan tidak langsung merupakan ketetapan yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah. Kunjungan wisata yang paling banyak terjadi pada hari-hari libur, akhir dan awal tahun yaitu pada bulan Januari, Juli, dan Desember Gambar
10.
200000000 400000000
600000000 800000000
1000000000 1200000000
Ja nu
ar i
Februari M
ar et
April M
ei Juni
Juli Agustus
Se pte
m be
r O
kto be
r No
ve m
be r
De se
m be
r
Bulan PendapatanRp
100000 200000
300000 400000
500000 600000
700000
Jumlah Kunjunganjiwa
Pendapatan Rp Pengunjung Jiwa
Gambar 10. Grafik Kunjungan Wisata per bulan Tahun 2000
Sumber : Hasil Analisis Kunjungan Wisata dan pendapatan Lampiran 7 dan 8
Gambar 11. Peta Pola Spasial Kunjungan Wisatawan Tahun 2000
Sumber: Hasil Analisis Kunjungan Wisata Lampiran 7
Untuk memudahkan melihat penyebaran jumlah kunjungan wisata yang datang ke Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada Gambar 11. Kunjungan wisata
yang paling banyak yaitu terdapat di Kecamatan Pangandaran yaitu sebesar 2.290.885.200 jiwa. Secara rinci jumlah kunjungan wisata dan pendapatan dapat
dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Sektor pariwisata dapat memberikan dampak positif bagi sektor lainnya.
Menurut Marpaung 2002, secara langsung dengan berkembangnya pariwisata sebagai suatu industri dengan sendirinya usaha-usaha dalam bidang perhotelan,
restoran, angkutan wisata, biro perjalanan akan berkembang dengan baik sedangkan secara tidak langsung kegiatan kepariwisataan dapat meningkatkan
sektor pertanian.
Tabel 10. Pendapatan Daerah per Sektor Kabupaten Ciamis Tahun 2000-2003 Rp
Sektor Tahun
2000 2001
2002 2003
Pariwisata 3550692081
44.4 4427802440
27.9 5043340379
22.4 6042119885
19.2 Pertanian
837705968 10.5
1233752365 7.8
2977996774 13.2
5285744411 16.8
Angkutan dan Komunikasi
311354000 3.9
919786960 5.8
1670676810 7.4
4283254680 13.6
Industri dan perdagangan
501210915 6.3
6636846922 41.8
8797970109 39.0
9529809911 30.2
Sektor Pertambangan
2804179647 35.0
2657561912 16.7
4067952149 18.0
6390328941 20.3
Sumber : BPS Kabupaten Ciamis Ciamis dalam angka, 2003
Berdasarkan informasi Tabel 10 diatas, dapat dilihat bahwa sektor pariwisata memberikan kontribusi yang paling besar terhadap pendapatan daerah.
Peningkatan sektor pariwisata ini mendorong peningkatan sektor pertanian, sektor industri dan perdagangan, serta sektor angkutan dan komunikasi. Peningkatann
tersebut disebabkan oleh banyaknya wisatawan dan lamanya wisatawan tinggal di lokasi objek wisata. Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan maka sektor
pertanian harus mampu berkembang baik sebagai penyedia bahan pangan maupun
sebagai alternatif objek wisata yang bernuansa alam dan sosial budaya yang unik, karena hal ini dapat membuat wisatawan untuk tinggal lebih lama.
Hal ini dapat diartikan bahwa sektor pariwisata merupakan sektor yang paling penting karena berpengaruh terhadap sektor lain dan keberadaannya harus
dipertahankan. Akan tetapi adanya kecenderungan pemanfaatan sumberdaya alam dengan berorientasi peningkatan PAD tanpa memperhatikan daya dukung
lingkungan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan alam. Oleh sebab itu, diperlukan adanya kebijakan dan kerangka aturan yang jelas dari pemerintah pusat
untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi dari industri pariwisata secara nasional untuk melindungi sumberdaya yang ada, sehingga pengembangan pariwisata akan
berjalan secara optimal dan berkelanjutan.
5.4 Faktor-faktor Penentu Daya Tarik Wisata