Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan benih ikan nila di Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA

DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT

Oleh:

NORTHA IDAMAN A 14105583

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(2)

RINGKASAN

NORTHA IDAMAN. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT. (Dibawah bimbingan LUSI FAUSIA).

Adanya peningkatan konsumsi ikan secara umum dan excess demand

benih ikan nila di Kabupaten Sukabumi mengharuskan adanya peningkatan ketersediaan benih. Permasalahan yang dihadapi adalah sulitnya mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan benih ikan nila sebagai pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan penawaran dan permintaan benih ikan nila sebagai komoditi yang potensial di Kabupaten Sukabumi.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm, (2) menganalisis elastisitas penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm, (3) menganalisis implikasi kebijakan yang dapat diambil dari hasil analisis tersebut. Penelitian ini menggunakan data time series

sekunder yang bersumber dari estimasi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi mulai tahun 2000 sampai dengan 2006 terhadap kuantitas penawaran, permintaan serta harga-harga komoditas perikanan yang diperlukan dalam penelitian ini. Data-data tersebut diolah menggunakan regresi liner berganda dengan metode kuadrat terkecil (OLS) untuk menduga model penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm di Kabupaten Sukabumi

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm di Kabupaten Sukabumi adalah penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm satu bulan sebelumnya (Qs-t), kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran < 3 cm (Qas) dan

dummy musim kemarau panjang selama tahun 2006 (Dm). Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm adalah kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran < 3 cm (Qad), kuantitas penawaran ikan nila konsumsi (Qp), harga benih ikan nila ukuran 3-5 cm (Pl) dan dummy


(3)

Elastisitas penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm terhadap harga adalah sebesar 0,001385 (inelastis). Elastisitas silang permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm terhadap harga benih ikan nila sebesar 0,074 (inelastis, sifat join product), elastisitas silang terhadap harga benih ikan nila ukuran 5-8 cm sebesar – 0,019 (inelastis, sifat competitive product), terhadap harga benih ikan nila ukuran 3-5 cm sebesar – 0,009 (inelastis), terhadap harga ikan nila konsumsi sebesar - 0,132 (inelastis), terhadap harga benih ikan lele ukuran 3-5 cm sebesar 0,188 (inelastis, sifat join product).

Implikasi kebijakan yang dapat diturunkan dari hasil analisis ini adalah peningkatan produksi benih ikan nila ukuran < 3 cm dan 3-5 cm yang diharapkan dapat meningkatkan penawaran benih ikan ikan nila ukuran 3-5 cm. Peningkatan produksi benih ikan lele ukuran 3-5 cm untuk perlu dilakukan untuk menekan harga benih ini supaya semakin turun, sehingga proporsi kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm yang dibeli bersamaan dengan benih ikan lele ukuran 3-5 cm akan semakin besar.


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi tanggal 20 Agustus 1984 dari ayah Tony Hartus dan ibu Noor Eko Swastuti. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SDN Karang Tengah I, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi dan lulus pada tahun 1997. SMPN 1 Cibadak, Kabupaten Sukabumi lulus tahun 2000. SMUN 1 Cibadak, Kabupaten Sukabumi dan lulus tahun 2002. Pada tahun yang sama (2002) lulus seleksi masuk IPB melalui jalur reguler dan diterima di Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan dan Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Program Studi Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.


(5)

Judul : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran dan Permintaan Benih Ikan Nila di Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

Nama : Northa Idaman

NRP : A14105583

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Lusi Fausia, M.Ec NIP. 131 578 845

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019


(6)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Januari 2008

Northa Idaman A14105583


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm, elastisitas penawaran dan permintaannya serta implikasi kebijakan yang dapat diturunkan dari faktor-faktor tersebut.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2008


(8)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA

DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT

Oleh:

NORTHA IDAMAN A 14105583

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas bantuan dan kerjasamanya baik berupa moril maupun materil, yaitu kepada:

1. Ir. Lusi Fausia, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi atas dorongan dan kesabarannya dalam membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ir. Yayah K. Wagiyono, M.Ec selaku dosen evaluator pada kolokium dan telah memberikan banyak masukan untuk proposal penelitian.

3. Ir. Popong Nurhayati, MS selaku dosen penguji utama pada sidang dan telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

4. Ir. Dwi Sadono, MS selaku dosen wakil dari Komisi Pendidikan yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini, terutama teknik penulisan.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah membantu dalam memberikan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi yang telah membantu dalam menyediakan data serta informasi yang sangat berharga bagi penulis.

7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan, namun memiliki andil dalam penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Januari 2008


(10)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Sukabumi merupakan daerah yang terletak di Propinsi Jawa Barat. Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak di antara 6°57’ - 7°25’ Lintang Selatan dan 106°49’ - 107°00’ Bujur Timur serta mempunyai luas daerah 4.128 km2 atau atau 14,39 persen dari luas Jawa Barat. Sumberdaya air khususnya air tawar sangat melimpah di daerah ini, terutama yang bersumber dari mata air dan sungai. Sumber mata air berasal dari daerah pengunungan seperti Gunung Gede-Pangrango dan Gunung Salak serta dari daerah perbukitan yang merupakan topografi dominan di Kabupaten Sukabumi. Sumberdaya air tawar melalui aliran sungai meliputi Sungai Cimandiri dan anak-anak sungainya seperti: Cipelang, Cicatih, Citarik, Cibodas, dan Cidadap. Selain itu, terdapat Sungai Ciletuh, Cikarang, Cikaso, dan Cibuni yang merupakan batas dengan dengan Kabubaten Cianjur di sebelah Timur (Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi, 2006).

Potensi sumberdaya air tawar yang begitu besar di Kabupaten Sukabumi ini telah dikembangkan dalam bentuk usaha di sektor agribisnis perikanan air tawar, diantaranya usaha budidaya air tawar. Usaha budidaya ini meliputi pembenihan, pendederan dan pembesaran. Adapun potensi sumberdaya perikanan budidaya air tawar dan pemanfaatannya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.

Berdasarkan Tabel Lampiran 1, dapat dilihat bahwa potensi sumberdaya perikanan budidaya air tawar terdiri atas usaha sawah perikanan, kolam air tenang, kolam air deras, karamba dan jaring apung. Pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan budidaya air tawar ini belum optimal selama tahun 2004 sampai dengan 2006. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai pemanfaatan sumberdaya yang tertinggi baru sebesar 55,96 persen pada tahun 2004 untuk jenis usaha kolam air deras. Sawah perikanan memiliki potensi sumberdaya terbesar tiap tahunnya, yaitu sebesar 31.011 hektar. Pemanfaatan sawah perikanan dari potensinya terus mengalami penurunan pada tahun 2005 sampai dengan 2006, yaitu sebesar 2,30 persen dan 7,6 persen. Kecilnya pemanfaatan dan terjadinya penurunan pemanfaatan sumberdaya sawah perikanan ini disebabkan oleh kurangnya minat


(11)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA

DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT

Oleh:

NORTHA IDAMAN A 14105583

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(12)

RINGKASAN

NORTHA IDAMAN. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT. (Dibawah bimbingan LUSI FAUSIA).

Adanya peningkatan konsumsi ikan secara umum dan excess demand

benih ikan nila di Kabupaten Sukabumi mengharuskan adanya peningkatan ketersediaan benih. Permasalahan yang dihadapi adalah sulitnya mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan benih ikan nila sebagai pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan penawaran dan permintaan benih ikan nila sebagai komoditi yang potensial di Kabupaten Sukabumi.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm, (2) menganalisis elastisitas penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm, (3) menganalisis implikasi kebijakan yang dapat diambil dari hasil analisis tersebut. Penelitian ini menggunakan data time series

sekunder yang bersumber dari estimasi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi mulai tahun 2000 sampai dengan 2006 terhadap kuantitas penawaran, permintaan serta harga-harga komoditas perikanan yang diperlukan dalam penelitian ini. Data-data tersebut diolah menggunakan regresi liner berganda dengan metode kuadrat terkecil (OLS) untuk menduga model penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm di Kabupaten Sukabumi

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm di Kabupaten Sukabumi adalah penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm satu bulan sebelumnya (Qs-t), kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran < 3 cm (Qas) dan

dummy musim kemarau panjang selama tahun 2006 (Dm). Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm adalah kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran < 3 cm (Qad), kuantitas penawaran ikan nila konsumsi (Qp), harga benih ikan nila ukuran 3-5 cm (Pl) dan dummy


(13)

Elastisitas penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm terhadap harga adalah sebesar 0,001385 (inelastis). Elastisitas silang permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm terhadap harga benih ikan nila sebesar 0,074 (inelastis, sifat join product), elastisitas silang terhadap harga benih ikan nila ukuran 5-8 cm sebesar – 0,019 (inelastis, sifat competitive product), terhadap harga benih ikan nila ukuran 3-5 cm sebesar – 0,009 (inelastis), terhadap harga ikan nila konsumsi sebesar - 0,132 (inelastis), terhadap harga benih ikan lele ukuran 3-5 cm sebesar 0,188 (inelastis, sifat join product).

Implikasi kebijakan yang dapat diturunkan dari hasil analisis ini adalah peningkatan produksi benih ikan nila ukuran < 3 cm dan 3-5 cm yang diharapkan dapat meningkatkan penawaran benih ikan ikan nila ukuran 3-5 cm. Peningkatan produksi benih ikan lele ukuran 3-5 cm untuk perlu dilakukan untuk menekan harga benih ini supaya semakin turun, sehingga proporsi kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm yang dibeli bersamaan dengan benih ikan lele ukuran 3-5 cm akan semakin besar.


(14)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukabumi tanggal 20 Agustus 1984 dari ayah Tony Hartus dan ibu Noor Eko Swastuti. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SDN Karang Tengah I, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi dan lulus pada tahun 1997. SMPN 1 Cibadak, Kabupaten Sukabumi lulus tahun 2000. SMUN 1 Cibadak, Kabupaten Sukabumi dan lulus tahun 2002. Pada tahun yang sama (2002) lulus seleksi masuk IPB melalui jalur reguler dan diterima di Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan dan Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Program Studi Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.


(15)

Judul : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran dan Permintaan Benih Ikan Nila di Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat

Nama : Northa Idaman

NRP : A14105583

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Lusi Fausia, M.Ec NIP. 131 578 845

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019


(16)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI BERJUDUL “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT” BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Januari 2008

Northa Idaman A14105583


(17)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm, elastisitas penawaran dan permintaannya serta implikasi kebijakan yang dapat diturunkan dari faktor-faktor tersebut.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2008


(18)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PENAWARAN DAN PERMINTAAN BENIH IKAN NILA

DI KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT

Oleh:

NORTHA IDAMAN A 14105583

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas bantuan dan kerjasamanya baik berupa moril maupun materil, yaitu kepada:

1. Ir. Lusi Fausia, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi atas dorongan dan kesabarannya dalam membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ir. Yayah K. Wagiyono, M.Ec selaku dosen evaluator pada kolokium dan telah memberikan banyak masukan untuk proposal penelitian.

3. Ir. Popong Nurhayati, MS selaku dosen penguji utama pada sidang dan telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

4. Ir. Dwi Sadono, MS selaku dosen wakil dari Komisi Pendidikan yang telah banyak memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini, terutama teknik penulisan.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah membantu dalam memberikan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi yang telah membantu dalam menyediakan data serta informasi yang sangat berharga bagi penulis.

7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan, namun memiliki andil dalam penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Januari 2008


(20)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Sukabumi merupakan daerah yang terletak di Propinsi Jawa Barat. Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak di antara 6°57’ - 7°25’ Lintang Selatan dan 106°49’ - 107°00’ Bujur Timur serta mempunyai luas daerah 4.128 km2 atau atau 14,39 persen dari luas Jawa Barat. Sumberdaya air khususnya air tawar sangat melimpah di daerah ini, terutama yang bersumber dari mata air dan sungai. Sumber mata air berasal dari daerah pengunungan seperti Gunung Gede-Pangrango dan Gunung Salak serta dari daerah perbukitan yang merupakan topografi dominan di Kabupaten Sukabumi. Sumberdaya air tawar melalui aliran sungai meliputi Sungai Cimandiri dan anak-anak sungainya seperti: Cipelang, Cicatih, Citarik, Cibodas, dan Cidadap. Selain itu, terdapat Sungai Ciletuh, Cikarang, Cikaso, dan Cibuni yang merupakan batas dengan dengan Kabubaten Cianjur di sebelah Timur (Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi, 2006).

Potensi sumberdaya air tawar yang begitu besar di Kabupaten Sukabumi ini telah dikembangkan dalam bentuk usaha di sektor agribisnis perikanan air tawar, diantaranya usaha budidaya air tawar. Usaha budidaya ini meliputi pembenihan, pendederan dan pembesaran. Adapun potensi sumberdaya perikanan budidaya air tawar dan pemanfaatannya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.

Berdasarkan Tabel Lampiran 1, dapat dilihat bahwa potensi sumberdaya perikanan budidaya air tawar terdiri atas usaha sawah perikanan, kolam air tenang, kolam air deras, karamba dan jaring apung. Pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan budidaya air tawar ini belum optimal selama tahun 2004 sampai dengan 2006. Hal ini dapat dilihat dari persentase nilai pemanfaatan sumberdaya yang tertinggi baru sebesar 55,96 persen pada tahun 2004 untuk jenis usaha kolam air deras. Sawah perikanan memiliki potensi sumberdaya terbesar tiap tahunnya, yaitu sebesar 31.011 hektar. Pemanfaatan sawah perikanan dari potensinya terus mengalami penurunan pada tahun 2005 sampai dengan 2006, yaitu sebesar 2,30 persen dan 7,6 persen. Kecilnya pemanfaatan dan terjadinya penurunan pemanfaatan sumberdaya sawah perikanan ini disebabkan oleh kurangnya minat


(21)

para petani sawah menerapkan sistem mina padi. Jenis usaha kolam air tenang juga memiliki potensi sumberdaya yang cukup besar, yaitu sebesar 8.648 hektar dengan pemanfaatan yang relatif kecil (tidak lebih dari 15 persen per tahun). Selain itu, potensi pemanfaatan sumberdaya kolam air tenang mengalami penurunan pada tahun 2005 sebesar 4,16 persen dan mengalami kenaikan pada tahun 2006 sebesar 0,36 persen. Penurunan ini disebabkan oleh banyak petani ikan yang beralih ke sistem air deras. Pemanfaatan sumberdaya kolam air deras mengalami kenaikan yang cukup besar pada tahun 2005 sebesar 34,68 persen dari tahun 2004. Kenaikan ini disebabkan banyak petani yang beralih ke jenis usaha ini, adapun penurunan yang relatif kecil terjadi pada tahun 2006 sebesar 0,27 persen. Pemanfaatan karamba dan jaring apung pada tahun 2004 sebesar 8 persen dan 40 persen. Namun, pada tahun 2005 dan 2006 potensi sumberdaya ini sudah tidak lagi dimanfaatkan. Hal ini disebabkan oleh banyak pelaku usaha yang beralih ke sistem budidaya kolam air deras (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi, 2007).

Nilai produksi dari kegiatan budidaya air tawar juga sangat besar, tercatat total nilai sebesar Rp 238.059.760.00,-, Rp 355.833.571,30,- dan Rp 178.805.827.200,- pada tahun 2004, 2005 dan 2006. Adapun produksi dan nilai produksi ikan air tawar di Kabupaten Sukabumi dapat dilihat pada Tabel Lampiran 2.

Dari Tabel Lampiran 2. dapat dilihat bahwa nilai produksi dari sektor pembenihan memiliki nilai yang lebih besar daripada sektor pembesaran selama rentang waktu 2004 sampai dengan 2006. Hal ini menunjukkan bahwa pembenihan merupakan sektor yang lebih potensial dibandingkan sektor pembesaran di Kabupaten Sukabumi. Pada tahun 2005, cabang usaha pembesaran di kolam air tenang dan deras mengalami peningkatan produksi sebesar 47,47 persen dan 61,77 persen dari tahun 2004. Hal ini disebabkan banyaknya orang yang beralih usaha pada budidaya pembesaran ikan di kolam air tenang dan deras. Namun demikian pada tahun 2005 untuk cabang usaha karamba dan jaring apung mengalami penurunan produksi hingga 100 persen dari tahun 2004, bahkan untuk tahun 2005 tidak ada pemanfaatannya sama sekali. Masih rendahnya tingkat penguasaan teknologi dan terbatasnya potensi sumberdaya untuk kedua usaha


(22)

tersebut menjadi salah satu penyebabnya. Pada tahun 2005, cabang usaha pembenihan ikan di kolam air tenang dan sawah perikanan mengalami peningkatan produksi sebesar 51,70 persen dan 81,70 persen dari tahun 2004. Banyaknya pelaku usaha yang mulai menjalankan usaha pembenihan ikan menjadi salah satu faktor penyebabnya. Pada tahun 2006, usaha pembenihan mengalami penurunan produksi dari tahun 2005 sebesar 57,17 persen untuk pembenihan di kolam air tenang dan 87,12 persen untuk sawah perikanan. Kemarau yang berkepanjangan di tahun 2006 menjadi salah satu penyebab terjadinya penurunan produksi ini. (Dinas Perikanan dan Kelautan Kab, Sukabumi, 2007).

Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sukabumi pun terus mengalami peningkatan dalam rentang tahun 2003 sampai dengan 2006, namun nilainya masih di bawah Standar Nasional sebesar 26,5 kg/kapita/tahun. Adapun tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tingkat Konsumsi Ikan di Kabupaten Sukabumi Tahun 2003-2006

Tahun Tingkat Konsumsi (kg/kapita/tahun) Peningkatan (%)

2003 16,82 -

2004 17,73 5,41

2005 18,23 2,82

2006 20,05 9,98

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2007 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat adanya peningkatan tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sukabumi. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya daya beli masyarakat serta merebaknya penyakit flu burung yang menyerang hewan-hewan ternak unggas yang menjadi salah satu sumber pangan masyarakat.

Melihat perbenihan merupakan usaha yang lebih potensial dibandingkan dengan pembesaran (Tabel Lampiran 2) serta semakin meningkatnya tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sukabumi, maka penelitian mengenai analisis penawaran dan permintaan akan benih ikan sebagai input produksi yang menjaga ketersediaan ikan konsumsi penting untuk dilakukan. Komoditi benih ikan nila dipilih karena jenis benih ini memiliki nilai penawaran dan permintaan yang


(23)

terbesar dibandingkan jenis benih ikan yang lain (Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Sukabumi 2007).

1.2. Perumusan Masalah

Benih ikan nila merupakan input produksi utama bagi usaha budidaya ikan nila yang meliputi usaha pendederan dan pembesaran. Besarnya permintaan benih ikan ini tentunya akan dipengaruhi oleh besarnya permintaan ikan nila sebagai salah satu sumber pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu daerah yang memiliki produksi benih ikan nila yang besar dibandingkan dengan benih-benih ikan konsumsi yang lainnya. Besarnya jumlah produksi benih ikan nila dan benih ikan lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Produksi Beberapa Benih Ikan Utama di Kabupaten Sukabumi Tahun 2006.

No. Jenis Ikan Produksi (ribu ekor) Nilai Produksi (rupiah) 1. Nila 704.289,00 23.089.811,64 2. Mas 230.898,12 70.428.899,73 3. Bawal 21.828,00 2.728.500,00 4. Lele 8.160,00 816.000,00 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2007

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa ikan nila merupakan komoditi dengan produksi tertinggi. Selain itu, hal ini juga menunjukkan bahwa benih ikan nila merupakan komoditi unggulan Kabupaten Sukabumi di sektor perikanan air tawar. Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Sukabumi 2007, benih ikan nila yang diproduksi di Kabupaten Sukabumi juga melayani permintaan dari luar daerah yang cukup besar, seperti Bogor, Banten, Sumatra bahkan Kalimantan. Semakin meningkatnya konsumsi masyarakat Kabupaten Sukabumi akan ikan dan juga adanya permintaan benih ikan nila dari luar daerah menjadikan ketersediaan benih ikan nila di Kabupaten Sukabumi harus terus ditingkatkan. Adapun penawaran dan permintaan beberapa ukuran benih ikan nila dapat dilihat pada pada Tabel 3.


(24)

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa secara umum terdapat adanya

excess demand benih ikan nila. Benih ikan nila ukuran Belo (3-5 cm) memiliki nilai penawaran dan permintaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan benih ikan nila lainnya. Hal ini disebabkan oleh selera konsumen yang lebih memilih benih ukuran Belo dibandingkan Sangkal karena isi yang lebih banyak pada setiap satu kilogramnya dengan tingkat harga rata-rata yang sama (Rp 8.500,00-/kg pada Februari 2007). Sementara itu untuk ukuran Burayak yang dijual secara per liter menempati urutan yang terendah dalam penawaran dan permintaan. Hal ini disebabkan harga rata-ratanya yang cukup mahal (Rp 65.000,00-/liter pada Februari 2007) walaupun dengan rata-rata isi benih yang lebih banyak (23.000 ekor/liter).

Tabel 3. Penawaran dan Permintaan Beberapa Ukuran Benih Ikan Nila di Kabupaten Sukabumi Tahun 2006 (dalam ekor).

No. Ukuran Penawaran Permintaan Excess Demand 1. Belo (3-5 cm) 493.002.000 640.930.000 147.928.000 2. Sangkal (5-8 cm) 140.858.000 147.901.000 7.043.000 3. Burayak (< 3 cm) 70.429.000 71.838.000 1.409.000 Jumlah 704.289.000 860.641.000 156.352.000 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2007 (Diolah)

Adanya excess demand benih ikan nila mengharuskan adanya peningkatan ketersediaan benih yang dapat dilakukan dengan cara peningkatan penawaran dan permintaan benih ikan nila tersebut. Namun, permasalahan yang dihadapi adalah sulitnya mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan benih ikan nila sebagai pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang tepat. Adapun melihat besarnya nilai penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran Belo (3-5 cm), maka penelitian akan lebih difokuskan pada ukuranbenih jenis ini.

Melihat permasalahan yang dihadapi di atas, maka permasalahan yang diteliti menyangkut pertanyaan-pertanyaan berikut:

(1) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm?


(25)

(2) Bagaimanakah elastisitas penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm?

(3) Bagaimanakah implikasi kebijakan yang dapat diambil dari hasil analisis tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

(1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm.

(2) Menganalisis elastisitas penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Nila

2.1.1. Daerah Asal dan Penyebaran

Pada mulanya, ikan nila berasal dari perairan tawar di Afrika. Beberapa literatur menyebutkan bahwa ikan nila berasal dari Sungai Nil di Uganda. Sumber lain mengungkapkan bahwa ikan nila terdapat pula di Afrika bagian Tengah dan Barat, antara lain di Negara Chad dan Nigeria.

Ikan nila ini melakukan imigrasi dari perairan tawar di Afrika menuju selatan melewati Danau Raft dan Tanganyika. Lambat laut ikan nila menyebar luas ke Benua Amerika, Eropa dan Asia. Daerah penyebaran ikan nila di Asia pada mulanya terpusat di beberapa negera seperti Flipina dan Cina. Pada perkembangan selanjutnya, ikan nila juga dibudidayakan secara luas di Taiwan, Thailand, Vietnam, Bangladesh, dan Indonesia.

Rintisan pengembangan budidaya ikan nila secara intensif antara lain terjadi di Filipina. Selama 50 tahun Filipina melakukan seleksi genetik dan perbaikan strain nila unggul. Pusat pengembangan ikan nila antara lain di Luzon. Strain ikan nila unggul hasil rekayasa genetik di Filipina yang disebarluaskan ke beberapa negara adalah nila merah hibrida dan nila hitam hibrida (Nila Gift).

Pengembangan ikan nila di perairan tawar di Indonesia dimulai tahun 1969. Jenis atau strain ikan nila yang pertama kali didatangkan ke Indonesia adalah nila hitam asal Taiwan. Tahun 1981 didatangkan lagi jenis atau strain ikan nila merah hibrida. Kedua jenis ikan nila ini telah meluas dibudiayakan di seluruh wilayah perairan nusantara. Pada tahun 1994 didatangkan ikan nila GIFT (Genetic Improvement of Farmed Tilapia).


(27)

2.1.2. Taksonomi Ikan Nila

Kedudukan ikan nila dalam sistematika (taksonomi) hewan diklasifikasikan sebagai berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata Kelas : Osteicthyes

Subkelas : Acanthopterigii Ordo : Percomorphi Subordo : Percaidae

Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis

Spesies: Oerochromis niloticus

2.1.3. Pembenihan Ikan Nila

Usaha pembenihan ikan nila dapat dilakukan di kolam, sawah dan di perairan umum dalam Keramba Jaring Apung. Pembenihan adalah suatu usaha mengembangbiakan ikan nila yang belum mencapai tahap dewasa (tahap konsumsi). Secara umum, tahap pemeliharaan benih ikan nila dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu tahap I (ukuran < 3 cm), tahap II (ukuran 3-5 cm) dan tahap III (5-8 cm).

Tahap I (ukuran < 3 cm) merupakan tahapan awal dimana dilakukan proses pemijahan oleh induk untuk menghasilkan telur yang kemudian menjadi larva serta benih. Pada tahap ini tempat pemijahan ataupun tempat pemeliharaan benih dapat dilakukan di kolam tanah dan bak dengan padat tebar 30-50 ekor/m2. Benih ukuran ini dapat digunakan untuk usaha pendederan di kolam dan mina padi secara ekstensif.

Pada tahap II (ukuran 3-5 cm), benih dapat dipelihara di kolam, bak dan sawah dengan padat penebaran 15-20 ekor/m2. Benih ukuran ini umumnya


(28)

digunakan untuk usaha pendederan dan pembesaran baik secara intensif maupun tradisional.

Pada tahap III (ukuran 5-8 cm), benih dapat dipelihara di kolam, bak dan KJA dengan padat penebaran 4-5 ekor/m2. Benih ukuran ini umumnya digunakan untuk usaha pembesaran baik secara intensif maupun tradisional.

2.2. Studi Penelitian Terdahulu

2.2.1. Analisis Penawaran

Penelitian mengenai analisis faktor yang mempengaruhi penawaran telah dilakukan oleh beberapa orang, diantaranya oleh Caturwati, Santy, Rostika, Munandar dan Widyawan. Pembahasan mengenai penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Caturwati (2003) melakukan penelitian di PT. Bekael Eska Gemilang mengenai komoditas ikan hias. Penelitian ini bertujuan untuk:

(1) Menganalisis trend penjualan ekspor ikan hias air tawar dan ikan hias air laut, serta meramalkan penjualan ekspor ikan hias perusahaan di masa yang akan datang

(2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan ekspor ikan hias air tawar dan ikan hias air laut perusahaan

(3) Mengukur elastisitas penawaran ekspor ikan hias air tawar dan ikan hias air laut perusahaan

(4) Menganalisis penetapan harga jual ikan hias air tawar dan ikan hias air laut perusahaan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekuder berupa time series. Data diolah dengan menggunakan Analisis Trend, Regresi Berganda dengan Metode Kuadrat Terkecil Biasa, analisis elastisitas dan pendekatan biaya variabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume penjualan ekspor ikan hias perusahaan untuk tiga tahun mendatang cenderung meningkat untuk ikan hias


(29)

tawar maupun laut. Volume penjualan dipengaruhi secara nyata oleh volume penjualan ikan hias air laut satu periode sebelumnya, harga ikan hias air laut, nilai kurs US Dollar saat ini dan nilai US Dollar dua periode sebelumnya pada tingkat kepercayaan 99 persen. Hasil analisis elastisitas menunjukkan bahwa seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ekspor ikan hias air tawar bersifat inelastis, begitu pula pada ikan hias hias laut kecuali harga ikan hias air laut yang bersifat elastis. Penetapan harga dengan menggunakan pendekatan biaya variabel rata-rata menghasilkan marjin yang diperoleh untuk ikan hias air tawar sebesar Rp 1.359,27,-/ekor dan Rp 1.464,44,-/ekor untuk ikan hias air laut. Sedangkan hasil dari metode penetapan harga dengan menggunakan pendekatan biaya total menunjukkan marjin sebesar Rp 1.145,44,-/ekor untuk ikan hias air tawar dan Rp 959,32,-/ekor untuk ikan hias air laut.

Santy (2002) melakukan penelitian di Pasar Ikan Cibaraja, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan komoditi benih ikan mas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi penawaran benih ikan mas ukuran 5-8 cm serta respon dari penawaran benih ikan mas terhadap perubahan dari faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi fluktuasi penawaran adalah harga benih ikan mas; harga benih ikan mas satu bulan sebelumnya; harga benih ikan nila; harga benih ikan sepat; harga benih ikan lele; dan penawaran benih ikan mas satu bulan sebelumnya. Hasil penelitian yang analisis data time series sekundernya diolah dengan menggunakan Regresi Linear Berganda Kuadrat Terkecil ini menunjukkan bahwa dari enam faktor yang diduga mempengaruhi penawaran, hanya penawaran benih ikan masa satu bulan sebelumnya yang secara signifikan berpengaruh tehadap penawaran benih ikan mas. Hasil analisis elastisitas menunjukkan respon penawaran benih ikan mas terhadap harga benih ikan mas, harga benih ikan mas satu bulan sebelumnya, dan penawaran benih ikan mas satu bulan sebelumnya bersifat inelastis. Nilai elastisitas silang menunjukkan bahwa benih ikan mas memiliki hubungan competitive product dengan benih ikan nila dan benih ikan sepat, sedangkan dengan benih ikan lele memiliki hubungan joint product.

Penelitian tentang analisis penawaran benih ikan lele pun telah dilakukan oleh Rostika (2000). Penelitian ini dilakukan di Pasar Ikan Cibaraja, Kabupaten


(30)

Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran benih ikan lele di Pasar Ikan Cibaraja serta menganalisis elastisitas penawaran benih ikan lele dan harga benih ikan lain. Data yang dikumpulkan berupa cross section primer dan time series sekunder. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Regresi Berganda dengan Metode Kuadrat Terkecil serta analisis elastisitas. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh nyata adalah harga benih ikan lele ukuran 5-8 cm, harga ikan lele ukuran 5-8 cm bulan sebelumnya, penawaran benih ikan lele ukuran sebelumnya dan harga ikan bawal ukuran 5-8 cm. Penawaran benih ikan lele ukuran 5-8 cm dengan harga benih ikan lele ukuran 5-8 cm bersifat elastis, sedangkan penawaran benih ikan lele sebelumnya bersifat inelastis terhadap harga benih ikan lele ukuran 5-8 cm. Elastisitas silang antara benih lele ukuran 5-8 cm dengan benih ikan bawa memiliki hubungan yang saling menggantikan (substitusi).

Munandar (1998) telah melakukan penelitian mengenai penawaran benih ikan nila. Penelitian ini dilakukan di Pasar Ikan Cibaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui gambaran umum mengenai kegiatan di Pasar Ikan Cibaraja (2) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran benih ikan nila di Pasar Ikan Cibaraja (3) Mengukur dan menganalisis nilai elastisitas harga serta elastisitas silang. Data yang digunakan berupa time series sekunder dan dianalisis dengan menggunakan Regresi Berganda dengan Metode Kuadrat Terkecil serta analisis elastisitas. Hasil penelitian untuk menjawab tujuan poin (2) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran benih ikan nila berbeda-beda untuk setiap ukuran. Faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap penawaran benih ikan nila ukuran < 3 cm adalah harga benih ikan nila itu sendiri dan penawaran sebelumnya. Faktor yang mempengaruhi secara nyata penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm adalah harga benih ikan tambakan ukuran 3-5 cm dan penawaran sebelumnya. Sedangkan untuk benih ikan nila ukuran 5-8 cm, faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap penawarannya adalah penawaran sebelumnya.

Selain itu, penelitian mengenai komoditi ikan mas juga telah dilakukan oleh Widyawati (1995) di Pasar Ikan Cibaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi


(31)

Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis gambaran umum mengenai kegiatan di Pasar Ikan Cibaraja sebagai pusat pemasaran ikan air tawar di wilayah Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya (2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ikan mas di Pasar Ikan Cibaraja (3) Menganalisis elastisitas penawaran ikan mas. Data yang digunakan berupa time series sekunder dan dianalisis dengan menggunakan Regresi Berganda Metode Kuadrat Terkecil dan analisis elastisitas. Hasil penelitian menunjukkan variabel independen yang mempengaruhi secara nyata adalah harga ikan mas itu sendiri, harga ikan nila dan penawaran ikan mas sebelumnya. Perubahan penawaran ikan mas di Pasar Ikan Cibaraja elastis terhadap perubahan harga ikan mas dan perubahan harga ikan nila. Terdapat hubungan substitusi yang nyata antara ikan mas, ikan nila di Pasar Cibaraja, dimana kedua komodoti ini saling menggantikan. Adapun elastisitas silang dari ikan mujair, nilem, tambakan, harga ikan mas sebelumnya, stok ikan mas sebelumnya dan penawaran ikan mas sebelumnya bersifat inelastis terhadap penawaran ikan mas.

2.2.2. Analisis Permintaan

Penelitian mengenai analisis faktor yang mempengaruhi permintaan telah dilakukan oleh beberapa orang, diantaranya oleh Sofi, Faizal, Lia, Natawijaya dan Nofaldi. Pembahasan mengenai penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Sofi (2006) telah melakukan penelitian mengenai model permintaan fillet ikan nila beku Indonesia di pasar Amerika Serikat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifkasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan impor fillet ikan nila beku Indonesia di pasar Amerika Serikat. (2) mengukur elastisitas permintaan impor fillet ikan nila beku Indonesia di pasar Amerika Serikat (3) mengetahui pengaruh negara pesaing (Cina) terhadap permintaan impor fillet ikan nila beku Indonesia di pasar Amerika Serikat. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa time series sekunder dan dianalisis dengan menggunakan Regresi Berganda dengan Metode Kuadrat Terkecil, analisis elastisitas dan secara deskriptif untuk menganalisis pesaing (Cina). Hasil penelitian menunjukkan


(32)

permintaan impor fillet ikan nila beku Indonesia di pasar Amerika Serikat dipengaruhi secara nyata oleh volume impor fillet ikan beku Cina di pasar Amerika Serikat dan pendapatan per kapita Amerika Serikat. Elastisitas harga rata-rata impor fillet ikan beku Indonesia adalah inelastis dan bertanda negatif, elastisitas volume impor fillet ikan nila beku Cina adalah inelastis dan bertanda positif, sedangkan elastisitas pendapatan per kapita adalah elastis dan bertanda positif. Kebijakan yang dapat diambil untuk bersaing di pasar Amerika Serikat adalah: pertama, meningkatkan daya saing fillet ikan nila beku Indonesia dengan cara efisiensi biaya produksi budidaya ikan nila. Kedua, melakukan pemantauan terhadap perubahan pendapatan per kapita Amerika Serikat.

Penelitian mengenai ikan hias di pasar Jepang pun telah dilakukan oleh Faizal (2002). Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan ikan hias di pasar Jepang (2) mengukur elastisitas permintaan ikan hias Indonesia di pasar Jepang (3) mengidentifikasi pesaing utama (Singapura) yang mempengaruhi permintaan ikan hias Jepang dari Indonesia. Data yang digunakan berupa time series sekunder yang dianalisis dengan menggunakan Regresi Berganda dengan Metode Kuadrat Terkecil, analisis elastisitas dan analisis deskriptif mengenai pesaing utama (Singapura). Hasil penelitian menunjukkan pada selang kepercayaan 80 persen, faktor-faktor yang mempengaruhi secara nyata adalah harga rata-rata ikan hias Indonesia, pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita bersifat elastis terhadap permintaan, sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap Yen bersifat inelastis terhadap permintaan. Singapura telah melakukan reekspor ikan hias yang berasal dari Indonesia dan negara-negara lainnya untuk dikirim ke Jepang.

Lia (1999) telah melakukan penelitian mengenai model permintaan tuna Indonesia di pasar Internasional (Jepang dan Amerika Serikat). Penelitian ini bertujuan untuk:

(1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan (volume impor) tuna Indonesia oleh Jepang dan Amerika Serikat.


(33)

(2) Mengukur elastisitas permintaan tuna Indonesia di pasar Jepang dan Amerika Serikat.

(3) Mencari alternatif bagi pemecahan masalah ekonomis dari ekspor tuna Indonesia.

Data yang diperoleh berupa time series sekunder dan dianalisis dengan menggunakan Regresi Berganda dengan Metode Kuadrat Terkecil, analisis elastisitas dan analisis deskriptif untuk menjawab tujuan poin (3). Hasil penelitian menunjukkan peubah yang berpengaruh nyata terhadap permintaan tuna Indonesia oleh Jepang adalah harga tuna Indonesia, konsumsi ikan per kapita, Gross National Product (GNP) per kapita, nilai tukar Yen terhadap US Dollar dan volume impor tuna dari Taiwan. Permintaan tuna Indonesia oleh Jepang peka terhadap GNP per kapita dan volume impor tuna dari Taiwan. Permintaan Jepang terhadap tuna Indonesia tidak peka terhadap harga tuna Indonesia, konsumsi ikan per kapita dan nilai tukar Yen terhadap US Dollar. Implikasi kebijakan yang dapat dilakukan adalah mempertahankan preferensi konsumen Jepang terhadap tuna Indonesia dikarenakan pasar jepang masih terlihat prospektif. Eksportir pun tidak perlu takut dalam meningkatkan harga riil tuna, hal ini dikarenakan permintaan impor tuna yang inelastis terhadap harga tuna rata-rata di pasar Jepang.

Permintaan tuna Indonesia di pasar Amerika Serikat dipengaruhi secara nyata oleh harga tuna Indonesia, harga udang, GNP per kapita dan volume impor tuna dari Thailand. Permintaan tuna Indonesia di pasar Amerika Serikat peka terhadap harga tuna Indonesia, harga udang dan GNP per kapita. Permintaan Amerika Serikat terhadap tuna Indonesia tidak peka terhadap volume impor tuna dari Thailand.

Implikasi kebijakan yang dapat dilakukan adalah memelihara preferensi konsumen Amerika Serikat terhadap tuna Indonesia karena adanya jaminan bahwa pasar Amerika Serikat masih prospektif, mengikuti promosi-promosi perdagangan di luar negeri dan mengadakan kamar dagang di negara-negara asing.


(34)

Natawijaya (1999) telah melakukan penelitian mengenai model permintaan tuna Indonesia di pasar Asia Tenggara (Thailand dan Singapura). Penelitian ini bertujuan untuk:

(1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan (volume impor) tuna Indonesia oleh Thailand dan Singapura.

(2) Mengukur elastisitas permintaan tuna Indonesia di pasar Thailand dan Singapura.

(3) Mencari alternatif bagi pemecahan masalah ekonomis dari ekspor tuna Indonesia.

Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini berupa time series

sekunder yang dianalisis dengan menggunakan Regresi Berganda dengan Metode Kuadrat Terkecil, analisis elastisitas dan analisis deskriptif untuk menganalisis pemecahan masalah ekonomis dari ekspor tuna Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan impor tuna Indonesia oleh Singapura dipengaruhi secara nyata oleh GNP per kapita dan jumlah penduduk. Dari hasil analisis tersebut memberikan indikasi bahwa tuna yang diimpor oleh Singapura dari Indonesia bukan untuk dikonsumsi, tetapi untuk diekspor kembali. Hasil perhitungan elastisitas sebesar -0,029 (inelastis), ini berarti persentase perubahan permintaan lebih kecil daripada persentase perubahan harga tuna Indonesia. Elastisitas harga ekspor tuna Indonesia sebesar 0,03 persen, ini berarti peningkatan harga ekspor tuna sebesar 10 persen akan meningkatkan permintaan impor Singapura dari Indonesia sebesar 0,3 persen. Kebijakan yang sebaiknya diambil adalah peningkatan harga tuna. Walaupun akan terjadi penurunan jumlah permintaan impor tuna oleh Singapura, tetapi persentase penurunan jumlah impor tersebut akan lebih kecil daripada persentase kenaikan harga tuna Indonesia.

Permintaan impor tuna Indonesia oleh Thailand dipengaruhi secara nyata oleh harga udang, konsumsi ikan per kapita, GNP per kapita dan jumlah penduduk Thailand. Nilai elastisitas yang diperoleh sebesar -2,17 (elastis). Hal ini berarti persentase perubahan permintaan lebih besar daripada persentase perubahan harga tuna Indonesia. Kebijakan dengan menurunkan harga tuna Indonesia memberikan


(35)

dampak akan terjadinya peningkatan jumlah permintaan impor tuna Indonesia oleh Thailand dengan persentase peningkatan jumlah impor tersebut akan lebih besar daripada persentase penurunan harga tuna Indonesia.

Sementara itu, Nofaldi (1998) telah meneliti tentang model permintaan udang Indonesia di Pasar Asia Tenggara (Singapura dan Malaysia). Penelitian ini bertujuan untuk:

(1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan (volume impor) udang Indonesia oleh Singapura dan Malaysia.

(2) Mengukur elastisitas permintaan udang Indonesia di pasar Singapura dan Malaysia.

(3) Mencari alternatif bagi pemecahan masalah ekonomis dari ekspor udang Indonesia.

Data yang digunakan berupa time series sekunder dan dianalisis dengan menggunakan Regresi Berganda dengan Metode Kuadrat Terkecil, analisis elastisitas dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan impor udang Indonesia oleh Singapura dipengaruhi secara nyata oleh harga udang Indonesia dan nilai ekspor udang Singapura. Nilai elastisitas harga impor udang sebesar -1,41 (elastis) yang berarti persentase perubahan permintaan lebih besar daripada persentase perubahan harga udang Indonesia. Elastisitas nilai ekspor udang Singapura sebesar 1,07 (unitary elastis) menunjukkan bahwa pengaruh perubahan nilai ekspor udang secara cepat ditutup oleh perubahan kuantitas yang diminta. Kebijakan yang sebaiknya diambil adalah dengan meningkatkan volume ekspor udang Indonesia ke Singapura, walaupun akan terjadi penurunan harga udang Indonesia, tetapi persentasenya lebih kecil dari persentase peningkatan volume ekspor udang Indonesia.

Permintaan impor udang Indonesia oleh Malaysia dipengaruhi secara nyata oleh harga udang Indonesia dan nilai ekspor udang Malaysia, hal ini mengindikasikan bahwa Malaysia mengimpor udang dari Indonesia tidak untuk dikonsumsi sendiri, tetapi untuk diekspor kembali. Nilai elastisitas harga sebesar -0,59 (inelastis), ini berarti persentase perubahan permintaan lebih kecil daripada


(36)

persentase perubahan harga udang Indonesia. Elastisitas nilai ekspor udang Malaysia sebesar 1,52 (elastis), artinya persentase perubahan permintaan lebih besar daripada persentase perubahan harga udang Indonesia. Hal ini terjadi karena proporsi impor udang Malaysia dari Indonesia impor totalnya sangat kecil, sehingga tidak berpengaruh terhadap pasar Malaysia. Kebijakan dengan meningkatkan jumlah ekspor udang Indonesia mungkin akan kompetitif, walaupun akan terjadi penurunan total penerimaan Indonesia. Strategi ini perlu dilakukan untuk membuat image (gambaran) produk udang Indonesia di pasar Malaysia, karena pangsa pasar udang Indonesia di Malaysia masih relatif kecil.

2.3. Persaman dan Perbedaan Penelitian

Persamaan penelitian ini dengan yang beberapa penelitian terdahulu adalah dari segi penggunaan metode analisis data dengan menggunakan Regresi Berganda. Sedangkan perbedaan yang paling mendasar adalah dari segi lingkup penelitian yang dilakukan terhadap komoditi benih ikan nila ukuran 3-5 cm di Kabupaten Sukabumi.


(37)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis

3.1.1. Penawaran

Menurut Lipsey (1995) penawaran adalah jumlah komoditi yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu. Hipotesis yang mendasarinya bahwa harga komoditi dan kuantitas atau jumlah yang akan ditawarkan berhubungan secara positif dengan asumsi faktor-faktor yang lain ceteris paribus. Makin tinggi harga suatu komoditi, maka makin besar jumlah komoditi yang akan ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah harga, maka semakin kecil jumlah komoditi yang akan ditawarkan. Beberapa faktor yang menentukan penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm adalah sebagai berikut:

- Harga komoditi itu sendiri (Pm) - Harga komoditi lain (Pn) - Harga-harga masukannya (X) - Tujuan perusahaan (G)

- Tahap perkembangan teknologi (T)

Selain itu, fungsi penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm juga dipengaruhi oleh kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm satu bulan sebelumnya (Qs-t), kuantitas benih ikan nila ukuran < 3 cm (Qsx1), dan kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran 5-8 cm (Qsx2).

Adapun beberapa faktor yang menentukan penawaran di atas dapat ditulis dalam bentuk persamaan fungsi matematika sebagai berikut:


(38)

(a) Harga Komoditi itu Sendiri (Pm)

Harga komoditi itu sendiri merupakan harga benih ikan nila ukuran 3-5 cm yang menjadi faktor dasar bersama dengan kuantitas benih ikan nila ukuran 3-5 cm yang dapat menggambarkan hubungan penawaran suatu komoditi dengan asumsi faktor-faktor lainnya ceteris paribus.

(b) Harga Komoditi Lain (Pn)

Komoditi lain menyangkut suatu produk yang memilik sifat menggantikan ataupun melengkapi dari suatu komoditi tertentu. Komoditi yang memiliki sifat menggantikan disebut substitusi. Kenaikan harga barang subsitusi komoditi tertentu akan menggeser kurva penawaran untuk komoditi itu lebih ke kanan, sehingga menggambarkan lebih banyak komoditi yang akan ditawarkan pada setiap tingkat harga. Sedangkan komoditi yang bersifat melengkapi disebut komplementer yang cenderung digunakan bersama-sama dengan komoditi tertentu lainnya. Penurunan harga suatu komoditi komplementer akan menggeser kurva penawaran suatu komoditi ke kanan, sehingga lebih banyak komoditi yang akan ditawarkan pada pada setiap tingkat harga.

Harga komoditi lain tersebut menyangkut harga benih ikan nila ukuran < 3 cm, harga benih ikan nila ukuran 5-8 cm, benih ikan mas ukuran 3-5 cm, dan benih ikan lele ukuran 3-5 cm yang berpengaruh terhadap penawaran.

(c) Harga-harga Masukannya (X)

Semua jenis barang yang digunakan perusahaan untuk memproduksi keluaran (output), sedangkan bahan baku, tenaga kerja dan mesin disebut masukan (input) perusahaan. Kenaikan harga masukan yang menggeser kurva penawaran ke kiri menunjukkan bahwa semakin sedikit jumlah yang ditawarkan pada tiap tingkat harga. Sebaliknya, penurunan harga masukan akan menggeser kurva penawaran ke arah kanan.

(d) Tujuan Perusahaan (G)

Perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian apabila dilihat dari tujuan perusahaan, yaitu perusahaan yang memiliki tujuan memaksimumkan laba, tujuan lainnya di luar memaksimumkan laba, ataupun kedua-duanya. Perbedaan


(39)

tujuan perusahaan tersebut akan mempengaruhi kombinasi harga dan kuantitas yang akan ditawarkan.

(e) Teknologi (T)

Perubahan teknologi apapun yang menurunkan biaya produksi dan akan menaikkan keuntungan yang dapat dihasilkan pada harga tertentu dari komoditi itu. Selama kenaikan keuntungan ini diikuti oleh kenaikan produksi, perubahan ini menggeser kurva penawaran ke arah kanan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kesediaan untuk memproduksi komoditi tersebut dan menawarkannya untuk dijual pada tiap kemungkinan harga. Tingkat teknologi yang digunakan oleh petani pendeder benih ikan nila ukuran 3-5 cm di Kabupaten Sukabumi relatif seragam, yaitu tradisional.

Penting sekali untuk membedakan antara perpindahan sepanjang kurva penawaran dan pergeseran kurva penawaran. Istilah perubahan penawaran digunakan untuk menunjukkan pergeseran keseluruhan kurva penawaran. Artinya, perubahan dalam jumlah yang ditawarkan pada tingkat harga komoditi tersebut. Suatu perpindahan sepanjang kurva penawaran menunjukkan adanya perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai reaksi atas terjadinya perubahan harga dari komoditi tersebut. Kenaikan dalam penawaran berarti keseluruhan kurva penawarannya telah bergeser ke arah kanan (S1 ke S2) pada keseimbangan E1 ke E2; sehingga kuantitas yang ditawarkan akan lebih besar pada tingkat harga yang sama. Pergerakan sepanjang kurva penawaran ke kanan atas (P1Q1 ke P2Q2) menunjukkan kenaikan kuantitas yang ditawarkan sebagai respon terhadap kenaikan harga komoditi dimana keseimbangan berubah dari E0 ke E1. Pergeseran dan pergerakan sepanjang kurva penawaran dapat dilihat pada Gambar 1.


(40)

P S1 S2

P2 E1 E2

P1 E0

Q Q1 Q2 Q3

Gambar 1. Pergeseran dan Pergerakan Sepanjang Kurva Penawaran (Lipsey et. al. 1995)

3.1.2. Permintaan

Menurut Lipsey 1995 permintaan adalah jumlah komoditi yang diminta pada tingkat harga tertentu. Hipotesis yang mendasarnya bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang akan diminta berhubungan secara negatif dengan faktor-faktor lain ceteris paribus. Semakin rendah harga suatu komoditi, maka jumlah yang akan diminta untuk komoditi itu semakin besar. Sebaliknya, semakin tinggi harga maka semakin rendah jumlah yang diminta. Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan adalah sebagai berikut:

- Harga komoditi itu sendiri (Pm) - Harga komoditi lain (Pn) - Tingkat pendapatan (I) - Jumlah penduduk (N) - Selera (S)

- Distribusi pendapatan (R)

Benih ikan nila ukuran 3-5 cm merupakan input produksi untuk usaha pendederan benih ikan nila ukuran 5-8 cm ataupun juga pembesaran ikan nila konsumsi. Oleh karena itulah, permintaan akan benih ikan nila ukuran 3-5 cm merupakan permintaan turunan (derived demand) yang sangat dipengaruhi oleh permintaan utamanya (primary demand) seperti permintaan akan ikan nila


(41)

konsumsi. Derived demand digunakan untuk menunjukkan daftar permintaan bagi input yang dipakai dalam menghasilkan produk akhir. Derived demand juga menyangkut sistem pemasaran secara keseluruhan ataupun fungsi permintaan di tingkat petani. Derived demand berbeda dengan primary demand dalam banyak pasar dan proses pergantian per unit produk. Kurva derived demand dapat berubah salah satunya karena pergeseran primary demand atau perubahan marjin pemasaran. Secara empiris hubungan derived demand dapat diperkirakan dengan antara lain dengan mengurangkan marjin yang terdapat dalam daftar primary demand atau secara tidak langsung dapat menggunakan data harga dan jumlah yang diperoleh dari setiap tingkat pemasaran (Tomek and Robinson, 1972).

P

Pr Er

Pf Ef Dr Df Qd Q

Gambar 2. Kurva Primary dan Derived Demand (Tomek and Robinson, 1972)

Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa Keseimbangan primary market terjadi di titik (Er). Keseimbangan primary market terbentuk dari primary price (Pr) dengan primay demand (Qd) yang menggambarkan permintaan pasar secara keseluruhan. Sedangkan derived demand (Df) yang merupakan turunan pertama dari primary demand (Dr) bersama dengan derived price (Pf) membentuk keseimbangan di derived market (Ef). Keseimbangan di derived market ini menunjukkan permintaan yang terjadi di tingkat petani pada tingkat


(42)

Menurut Henderson (1971), permintaan input produsen dipengaruhi oleh permintaan komoditi yang diproduksi, sehingga fungsi permintaan input diperoleh dari perhitungan turunan pertama dari input sebagai fungsi dari harga input dan harga komoditi. Fungsi permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm merupakan fungsi permintaan turunan (derived demand) karena dipengaruhi oleh kuantitas permintaan benih ikan ukuran < 3 cm (Qdx1), kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 5-8 cm (Qdx2) untuk input produksi pendederan dan pembesaran ikan nila, serta kuantitas permintaan ikan nila konsumsi (Qdx3).

Adapun beberapa faktor yang menentukan permintaan di atas dapat ditulis dalam bentuk persamaan fungsi matematika sebagai berikut:

Qd = f {Pm, Pn, I, N, S, R, Qdxn}...(2)

(a) Harga Komoditi itu Sendiri (Pm)

Harga komoditi itu sendiri merupakan harga benih ikan nila ukuran 3-5 cm yang menjadi faktor dasar bersama dengan kuantitas benih ikan nila ukuran 3-5 cm yang dapat menggambarkan hubungan penawaran suatu komoditi dengan asumsi faktor-faktor lainnya ceteris paribus.

(b) Harga Komoditi Lain (Pn)

Komoditi lain menyangkut suatu produk yang memilik sifat menggantikan ataupun melengkapi dari suatu komoditi tertentu. Komoditi yang memiliki sifat menggantikan disebut substitusi. Kenaikan harga barang subsitusi komoditi tertentu akan menggeser kurva permintaan untuk komoditi itu lebih ke kanan, sehingga menggambarkan lebih banyak komoditi yang akan dibeli pada setiap tingkat harga. Komoditi yang bersifat melengkapi disebut komplementer yang cenderung digunakan bersama-sama dengan komoditi tertentu lainnya. Penurunan harga suatu komoditi komplementer akan menggeser kurva permintaan suatu komoditi ke kanan, sehingga lebih banyak komoditi yang akan dibeli pada pada setiap tingkat harga.


(43)

Harga komoditi lain tersebut menyangkut harga benih ikan nila ukuran < 3 cm dan harga benih ikan nila ukuran 5-8 cm yang berpengaruh terhadap permintaan turunan, serta benih ikan mas ukuran 3-5 cm dan benih ikan lele ukuran 3-5 cm.

(c) Tingkat Pendapatan (I)

Kenaikan rata-rata tingkat pendapatan diperkirakan akan menambah permintaan beberapa komoditi tertentu, pada tingkat harga yang sama. Kenaikan pendapatan rata-rata rumah tangga akan menggeser kurva permintaan untuk kebanyakan komoditi ke arah kanan. Ini menunjukkan bahwa akan lebih banyak komoditi itu yang akan diminta pada setiap tingkat harga yang mungkin terjadi. (d) Jumlah Penduduk (N)

Pertumbuhan jumlah penduduk itu sendiri belum menciptakan permintaan baru. Penduduk yang bertambah ini harus mempunyai daya beli sebelum permintaan berubah. Tambahan orang berusia kerja tentunya akan menciptakan pendapatan baru. Jika ini terjadi, permintaan untuk semua komoditi yang dibeli oleh penghasil pendapatan baru akan meningkat. Kenaikan jumlah penduduk akan menggeser kurva permintaan untuk komoditi ke arah kanan yang menunjukkan bahwa akan lebih banyak komoditi yang dibeli pada setiap tingkat harga.

(e) Selera (S)

Selera berpengaruh besar terhadap keinginan orang untuk membeli. Perubahan selera terhadap suatu komoditi akan menggeser kurva permintaan ke kanan, sehingga lebih banyak komoditi yang akan dibeli pada tiap tingkat harga. (f) Distribusi Pendapatan (R)

Perubahan dalam distribusi pendapatan akan menggeser ke kanan kurva permintaan untuk komoditi yang dibeli, terutama bagi yang memperoleh tambahan pendapatan tersebut. Sedangkan bagi yang mendapat pengurangan pendapatan, kurva permintaan untuk komoditi tersebut akan bergeser ke kiri.

Selain beberapa faktor di atas, pengetahuan mengenai pergeseran dan pergerakan kurva permintaan juga penting untuk diketahui. Istilah perubahan


(44)

permintaan untuk menggambarkan pergeseran seluruh kurva permintaan, yaitu perubahan jumlah yang akan dibeli pada setiap tingkat harga. Istilah perubahan dalam kuantitas yang diminta mengacu pada perubahan dari satu titik pada kurva permintaan ke titik lain pada kurva permintaan asli atau kurva permintaan baru. Peningkatan permintaan berarti seluruh kurva permintaan telah bergeser ke kanan (D0 ke D2). Penurunan permintaan berarti seluruh kurva permintaan telah bergeser ke kiri (D0 ke D1). Pada harga tertentu, kenaikan permintaan menyebabkan kenaikan kuantitas yang diminta. Sementara itu penurunan permintaan menyebabkan penurunan kuantitas yang diminta. Pergerakan sepanjang kurva permintaan dapat ditunjukkan dengan suatu perpindahan ke arah bawah menyebabkan kenaikan dalam jumlah atau kuantitas yang diminta (P0Q0 ke P1Q1). Sementara itu, perpindahan ke kiri atas sepanjang kurva permintaan menyebabkan penurunan dalam jumlah yang diminta (P0Q0 ke P2Q2). Ilustrasi pergeseran dan pergeakan kurva permntaan dapat dilihat pada Gambar 3.

P

D1 D0 D2 P2 E2

E0 P0

E1 P1

Q Q2 Q0 Q1

Gambar 3. Pergeseran dan Pergerakan Sepanjang Kurva Permintaan (Lipsey et. al. 1995)

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian

Adanya kenaikan konsumsi ikan di Kabupaten Sukabumi dari tahun ke tahun serta adanya permintaan benih ikan dari luar Kabupaten Sukabumi mengharuskan adanya peningkatan ketersediaan benih yang cukup. Usaha


(45)

pembenihan ikan nila merupakan salah satu usaha yang potensial di Kabupaten Sukabumi, hal ini ditunjukkan dengan produksi dari usaha pembenihan ikan nila merupakan yang terbesar di sektor perbenihan (Tabel Lampiran 2). Adapun benih ikan nila ukuran 3-5 cm memiliki nila penawaran dan permintaan tertinggi diantara ukuran benih ikan nila lainnya. Oleh karena itulah, penelitian ini akan difokuskan pada benih ukuran tersebut.

Pasar benih ikan nila ukuran 3-5 cm terbentuk dari penawaran dan permintaan turunan. Pelaku utama pasar benih ikan nila dari sisi penawaran dilakukan oleh petani pendeder benih ikan nila ukuran 3-5 cm, sedangkan pelaku utama pasar benih ikan nila dari sisi permintaan dilakukan oleh petani pendeder benih ikan nila ukuran 5-8 cm dan petani pembesar ikan nila.

Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi penawaran benih ikan 3-5 cm yaitu kuantitas penawaran benih nila ukuran 3-5 cm satu bulan sebelumnya, kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran < 3 cm, kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran 5-8 cm, harga benih ikan nila ukuran < 3 cm, harga benih ikan nila ukuran 5-8 cm, harga benih ikan nila ukuran 3-5 cm, harga benih ikan mas ukuran 3-5 cm, harga benih ikan lele ukuran 3-5 cm, harga benih ikan bawal ukuran 3-5 cm dan dummy untuk musim kemarau yang panjang di tahun 2006.

Penentuan beberapa variabel yang mempengaruhi penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm di atas didasarkan atas pertimbangan tertentu. Kuantitas penawaran benih ikan nila satu bulan sebelumnya diduga mempengaruhi penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm dikarenakan sifat produknya yang

gesperiod. Kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran > 3 cm dan 5-8 cm diduga berpengaruh karena memiliki keterkaitan sebagai produk turunan. Harga benih ikan mas, lele dan bawal ukuran 3-5 cm diduga juga berpengaruh dikarenakan karakteristik petani pembenih di Kabupaten Sukabumi berbudidaya secara polikultur, sehingga pembelian benih ikan nila ukuran 3-5 cm terkadang diikuti dengan pembelian benih ikan lain yang seukuran. Musim kemarau yang panjang di tahun 2006 didiuga telah menurunkan tingkat produksi yang berakibat turunnya penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm dikarenakan berkurangnya ketersediaan air sebagai media pemeliharaan.


(46)

Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhi permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm yaitu kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm satu bulan sebelumnya, kuantitas permintaan benih ikan ukuran < 3 cm, kuantitas permintaan benih ukuran 5-8 cm, kuantitas permintaan ikan nila konsumsi, harga benih ikan nila ukuran < 3 cm, harga benih ikan nila ukuran 3-5 cm, harga benih ikan nila ukuran 5-8 cm, harga ikan nila konsumsi, harga benih ikan mas ukuran 3-5 cm, harga benih ikan lele ukuran 3-5 cm, harga benih ikan bawal ukuran 3-5 cm, jumlah petani pendeder benih ukuran 5-8 cm di Kabupaten Sukabumi, jumlah petani pembesar ikan nila di Kabupaten Sukabumi, pendapatan rata-rata petani pendeder dari sektor usahanya, pendapatan rata-rata petani pembesar dari sektor usahanya dan dan dummy untuk musim kemarau yang panjang di tahun 2006.

Penentuan beberapa variabel yang mempengaruhi permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm di atas didasarkan atas pertimbangan tertentu. Kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 satu bulan sebelumnya diduga berpengaruh dikarenakan permintaan benih disesuaikan dengan pola produksi dari petani pendeder ikan nila ukuran 5-8 cm dan petani pembesar ikan nila di Kabupaten Sukabumi setiap bulannya. Kuantitas permintaan dan harga untuk benih ikan nila ukuran 0-3 cm, 5-8 cm serta ikan konsumsi diduga berpengaruh karena memiliki hubungan derived demand. Harga benih ikan mas, lele, bawal dengan ukuran 3-5 cm diduga berpengaruh dikarenakan kebiasaan petani di Kabupaten Sukabumi yang menerapkan sistem polikultur dalam melakukan pendederan maupun pembesaran ikan, sehingga permintaan terhadap benih ikan nila ukuran 3-5 cm terkadang diikuti dengan permintaan benih lain yang juga berukuran 3-5 cm. Jumlah petani pendeder benih ikan nila ukuran 5-8 cm diduga berpengaruh terhadap permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm sebagai input produksi utamanya, begitu pula dengan jumlah petani pembesar ikan nila konsumsi di Kabupaten Sukabumi. Pendapatan rata-rata petani pendeder benih ikan nila ukuran 5-8 cm dan petani pembesar ikan nila dari sektor usahanya diduga berpengaruh dikarenakan besarnya pendapatan rata-rata dapat berpengaruh terhadap kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm yang diminta sebagai input produksi utamanya. Musim kemarau yang panjang di tahun 2006 diduga berpengaruh terhadap permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm karena


(47)

permintaan berasal dari petani pendeder benih ikan nila ukuran 5-8 cm dan petani pembesar ikan nila konsumsi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran benih ikan nila tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan Regresi Linear Berganda Metode Kuadrat Terkecil. Kemudian dari hasil analisis regresi tersebut akan didapatkan faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm. Faktor-faktor yang signifikan tersebut akan menjadi pertimbangan dalam menetapkan kebijakan perbenihan dan implikasinya bagi pengembangan usaha pembenihan ikan nila di Kabupaten Sukabumi, khususnya peningkatan penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm. Hal ini dilakukan dalam rangka memecahkan masalah pemenuhan kebutuhan benih untuk luar daerah serta dalam daerah Kabupaten Sukabumi, mengingat konsumsi ikan di Kabupaten Sukabumi sendiri yang meningkat dari tahun ke tahun (Tabel 1). Adapun bagan kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4.


(48)

80`

Peningkatan Penawaran dan Permintaan Benih Ikan Nila Adanya Kenaikan Konsumsi Ikan di Kab. Sukabumi dan Permintaan benih dari Luar Kab. Sukabumi

Perlunya Peningkatan Ketersediaan Benih Ikan

Usaha Pembenihan Ikan Nila Merupakan Usaha yang Potensial di Kab. Sukabumi: excess demand benih ikan nila

Benih Ikan Nila Ukuran 3-5 cm Permintaan Penawaran

Benih Ikan Nila Ukuran 5-8 cm Permintaan Penawaran Benih Ikan Nila Ukuran 0-3 cm

( Penawaran)

Ikan Nila Konsumsi Permintaan Penawaran

Konsumen (Permintaan)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Turunanan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Regresi Berganda

Pasar

Pasar Pasar Pasar

Faktor-faktor yang Signifikan

Gambar 4. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian Implikasi Kebijakan


(49)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Waktu dan Lingkup Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Juni 2007 sampai dengan September 2007. Adapun lingkup penelitian adalah Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat. Kabupaten Sukabumi dipilih menjadi lokasi penelitian karena daerah ini mempunyai potensi sumberdaya perikanan air tawar yang cukup besar, terutama untuk sektor perbenihan (Tabel Lampiran 2).

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data time series

bulanan dan data kualitatif hasil wawancara. Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan staf Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi, Pengawas Benih Perikanan, Penyuluh Perikanan, dan beberapa petani yang bergerak di usaha budidaya ikan nila. Wawancara terhadap petani meliputi dua orang petani pembenih ikan nila ukuran > 3 cm, empat orang petani pendeder benih ikan nila ukuran 3-5 cm, dua orang petani pendeder benih ikan nila ukuran 5-8 cm dan dua orang petani pembesar ikan nila. Pengambilan koresponden (petani) dilakukan secara purposive, dimana petani tersebut harus memiliki pengalaman di usaha budidaya ikan nila sejak awal ikan nila diperkenalkan dan dibudidayakan tahun 1993 di Kabupaten Sukabumi. Diharapkan dengan lamanya pengalaman, petani dapat memberikan informasi yang tepat mengenai segala aspek yang menyangkut usaha budidaya ikan nila. Data sekunder diperoleh dari estimasi, beberapa laporan dan catatan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi dengan periode bulanan dari tahun 2000 sampai dengan 2006.

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan menyangkut estimasi terhadap kuantitas penawaran benih ikan nila (ukuran < 3 cm, 3-5 cm, 5-8 cm), permintaan benih ikan nila (ukuran < 3 cm, 3-5 cm, 5-8 cm), permintaan ikan nila konsumsi, harga-harga yang berlaku, pendapatan rata-rata petani pendeder benih ikan nila


(50)

ukuran 5-8 cm dan petani pembesar ikan nila konsumsi, serta penentuan lamanya musim kemarau di tahun 2006.

Kuantitas penawaran benih ikan nila (ukuran < 3 cm, 3-5 cm dan 5-8 cm) diestimasi berdasarkan data jumlah benih yang diproduksi dan dijual. Kuantitas permintaan benih ikan nila (ukuran < 3 cm, 3-5 cm, 5-8 cm) diestimasi berdasarkan jumlah benih yang dijual ditambah dengan perkiraan permintaan potensial benih yang belum terlayani. Harga-harga yang berlaku merupakan harga rata-rata di tingkat petani, pedagang, dan juga perantara (broker). Pendapatan rata-rata petani pendeder benih ikan nila ukuran 5-8 cm dan pembesar ikan nila dari sektor usahanya dihitung secara sederhana. Perhitungannya berdasarkan jumlah produksi pada bulan tertentu dikalikan dengan harga rata-rata yang berlaku, kemudian dibagi dengan jumlah petani yang berusaha di sektor tersebut. Musim kemarau panjang diduga terjadi sepanjang tahun 2006 dari mulai awal bulan Januari sampai dengan Desember, sehingga dilakukan pemberian nilai dummy satu (1) untuk bulan-bulan di musim kemarau panjang dan nol (0) untuk bulan-bulan di luar musim kemarau panjang.

4.3. Metode Analisis Data

Menurut Nazir (1988), metode analisis data merupakan yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dapat memberikan dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Analisis data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi dan menyingkat data, sehingga mudah untuk dibaca. Penelitian ini menggunakan alat analisis Regresi Linear Berganda dengan Metode Kuadrat Terkecil. Menurut Sulaiman (2004), Analisis Regresi Berganda (multiple regression) digunakan untuk melihat hubungan variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen. Penggunaan regresi linear berganda ini memungkinkan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran dan permintaan benih ikan nila. Bentuk matematis persamaan regresi linear berganda dari fungsi penawaran dan permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm adalah:


(51)

Fungsi Penawaran:

Qs = 0 + 1Qs-t + 2Qas + 3Qcs + 4Ps + 5Pa + 6Pc + 7Pm + 8Pl

+ 9Pb + Dm + ε ...(3) Keterangan :

Qs = Kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm (ribu ekor)

Qs-t = Kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran 3-5 cm satu bulan sebelumnya (ribu ekor)

Qas = Kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran < 3 cm (ribu ekor) Qcs = Kuantitas penawaran benih ikan nila ukuran 5-8 cm (ribu ekor) Ps = Harga benih ikan nila ukuran 3-5 cm (rupiah)

Pa = Harga benih ikan nila ukuran < 3 cm (rupiah) Pc = Harga benih ikan nila ukuran 5-8 cm (rupiah) Pm = Harga benih ikan mas ukuran 3-5 cm (rupiah) Pl = Harga benih ikan lele ukuran 3-5 cm (rupiah) Pb = Harga benih ikan bawal ukuran 3-5 cm (rupiah)

Dm = Dummy untuk musim kemarau panjang sepanjang tahun 2006 0 = Konstanta

1 – 9 = Koefisien

ε = Error term

Fungsi Permintaan:

Qd = 0 + 1Qd-t + 2Qad + 3Qcd + 4Qp + 5Pa + 6Pc + 7Pd + 8Pp + 9Pm + 10Pl + 11Pb + 12Nc + 13Np + 14Ic + 15Ip + Dm + ε...(4) Keterangan:

Qd = Kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm (ribu ekor) Qd-t = Kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm satu bulan

sebelumnya (ribu ekor)

Qad = Kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran < 3 cm (ribu ekor) Qcd = Kuantitas permintaan benih ikan nila ukuran 5-8 cm (ribu ekor) Qp = Kuantitas permintaan ikan nila konsumsi (kg)

Pa = Harga benih ikan nila ukuran < 3 cm (rupiah) Pc = Harga benih ikan nila ukuran 5-8 cm (rupiah) Pd = Harga benih ikan nila ukuran 3-5 cm (rupiah) Pp = Harga ikan nila konsumsi (rupiah)

Pm = Harga benih ikan mas ukuran 3-5 cm (rupiah) Pl = Harga benih ikan lele ukuran 3-5 cm (rupiah) Pb = Harga benih ikan bawal ukuran 3-5 cm (rupiah)

Nc = Jumlah petani pendeder benih ikan nila ukuran 5-8 cm (orang) Np = Jumlah petani pembesar ikan nila konsumsi (orang)

Ic = Pendapatan rata-rata petani pendeder benih ikan nila dari usahanya (Rp) Ip = Pendapatan rata-rata petani pembesar ikan nila dari usahanya (Rp)


(1)

Lampiran 3. Output Perhitungan Minitab Versi 14.00 untuk Model Penawaran

Benih Ikan Nila Ukuran 3-5 cm

Regression Analysis: Qd versus Qd-t; Qa; Qc; Qp; Pa; Pc; Pd; Pp; Pl; Dm

The regression equation is

Qd = 48059 + 0,149 Qd-t + 3,58 Qa - 0,067 Qc - 1,76 Qp + 0,0879 Pa – 0,146 Pc- 0,093 Pd - 1,69 Pp + 148 Pl - 19380 Dm

Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant 48059 14363 3,35 0,001 Qd-t 0,14855 0,08277 1,79 0,077 3,1 Qa 3,5793 0,5809 6,16 0,000 4,9 Qc -0,0668 0,2325 -0,29 0,775 3,5 Qp -1,7607 0,4451 -3,96 0,000 3,5 Pa 0,08789 0,05246 1,68 0,098 1,7 Pc -0,1463 0,2029 -0,72 0,473 3,1 Pd -0,0934 0,4737 -0,20 0,844 1,5 Pp -1,687 1,328 -1,27 0,208 2,7 Pl 147,77 57,75 2,56 0,013 2,8 Dm -19380 5721 -3,39 0,001 7,2

S = 7053,24 R-Sq = 84,8% R-Sq(adj) = 82,7%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P Regression 10 20192299793 2019229979 40,59 0,000 Residual Error 73 3631613748 49748134

Total 83 23823913542

Durbin-Watson statistic = 2,35006


(2)

Residual P e r c e n t 20000 10000 0 -10000 -20000 99,9 99 90 50 10 1 0,1 Fitted Value R e s id u a l 125000 100000 75000 50000 20000 10000 0 -10000 -20000 Residual F r e q u e n c y 20000 10000 0 -10000 -20000 30 20 10 0

Obser vation Or der

R e s id u a l 80 70 60 50 40 30 20 10 1 20000 10000 0 -10000 -20000

Normal Probabilit y Plot of t he Residuals Residuals Versus t he Fit t ed Values

Hist ogram of t he Residuals Residuals Versus t he Order of t he Dat a

Residual Plots for Qd

Gambar Lampiran 2. Grafik Output Minitab untuk Pengujian Linearitas,

Homoskedasitas dan Normalitas Model Permintaan

Benih Ikan Nila ukuran 3-5 cm.


(3)

Tabel Lampiran 3. Rekapitulasi Data Diolah untun Model Penawaran Benih

Ikan Nila Ukuran 3-5 cm (Januari 2000 s.d Desember

2006)

No.

Qs Qs-t Qa Qc Ps Pa Pc Pm Pl

Dm

1 93255 90723 11857 23815 5000 80000 14000 17500 125 0

2 102059 93255 10790 23714 6000 90000 21000 20000 125 0

3 95161 102059 9056 22456 7000 85000 27500 30000 125 0

4 74759 95161 11673 20624 9000 80000 27500 20000 75 0

5 81295 74759 11943 25571 7500 75000 27500 15000 75 0

6 67724 81295 11456 25594 7500 60000 27500 15000 75 0

7 94256 67724 10445 26317 7500 75000 27500 17500 75 0

8 61345 94256 13567 28853 7500 80000 27500 17500 75 0

9 73454 61345 12343 22677 7000 90000 21000 17500 75 0

10 81135 73454 12537 22904 6000 80000 21000 17500 75 0

11 71643 81135 12382 23246 6000 75000 21000 20000 75 0

12 102456 71643 14600 19527 6000 85000 21000 20000 75 0

13 82765 102456 12267 24635 6000 85000 28000 20000 75 0

14 85707 82765 11392 22547 6000 80000 25000 20000 75 0

15 83912 85707 12124 24736 7000 85000 25000 20000 75 0

16 80891 83912 10128 23553 7500 100000 20000 18500 80 0

17 78757 80891 9216 23881 6000 80000 20000 19000 80 0

18 80698 78757 11273 22638 6000 80000 18000 19000 80 0

19 83524 80698 13285 24669 6000 90000 15000 20000 80 0

20 85911 83524 15246 26777 6500 80000 11000 18500 75 0

21 86870 85911 16273 28561 7000 95000 12000 17500 75 0

22 95798 86870 12268 24923 7000 100000 15000 18000 80 0

23 92779 95798 12276 24267 6000 80000 14000 20000 80 0

24 91813 92779 11313 22934 7500 85000 15000 20000 80 0

25 89376 91813 12675 25730 10000 85000 8000 12000 125 0

26 89555 89376 12585 25673 10000 90000 8000 12000 125 0

27 90249 89555 12711 25477 15000 100000 6500 11000 125 0

28 92764 90249 12897 25405 15000 60000 7000 12500 123 0

29 90277 92764 13056 24778 15000 75000 7000 9000 100 0

30 89546 90277 12800 20246 15000 70000 7000 11000 100 0

31 88471 89546 12787 19770 7000 65000 8000 12500 125 0

32 86407 88471 12962 22430 7000 60000 8000 12000 125 0

33 88345 86407 12786 27590 7000 50000 6000 8500 125 0

34 89267 88345 12789 29843 7000 50000 6000 12500 125 0

35 89456 89267 12693 28511 7000 75000 8000 17500 150 0

36 88563 89456 12441 30912 10000 100000 10000 18000 150 0

37 91144 88563 15055 26152 10000 90000 8000 15000 125 0

38 90174 91144 13023 26073 7500 95000 8000 16500 125 0

39 90141 90174 12031 24067 7500 80000 8000 15000 125 0

40 91123 90141 13025 25060 8000 85000 7000 15500 125 0

41 89759 91123 13056 27195 8000 85000 7000 16500 100 0

42 90876 89759 12071 29135 8500 90000 7500 14500 100 0

43 91206 90876 9002 29009 9000 85000 7500 17000 125 0

44 92114 91206 13015 26078 10000 80000 7500 15000 125 0

45 90163 92114 14013 24045 8500 90000 8000 15000 125 0


(4)

No.

Qs Qs-t Qa Qc Ps Pa Pc Pm Pl

Dm

47 92148 91198 14009 25005 10000 95000 10000 15000 150 0

48 94156 92148 13010 28749 9500 100000 9000 15000 150 0

49 90037 94156 15417 29849 10000 100000 9000 20000 125 0

50 93870 90037 13479 28725 11000 100000 9000 10000 125 0

51 93991 93870 14470 26874 11000 100000 10000 15000 125 0

52 94713 93991 11416 27845 10000 100000 7500 13000 125 0

53 96835 94713 13429 20575 9000 120000 7500 12000 125 0

54 94815 96835 10456 26930 9000 80000 7500 15000 125 0

55 93614 94815 13463 26958 10000 80000 7500 15000 125 0

56 94519 93614 12355 28905 10000 80000 8000 16000 125 0

57 91012 94519 13376 29931 10000 80000 8000 18000 125 0

58 93126 91012 15443 28951 9000 30000 7000 15000 125 0

59 94146 93126 13427 19819 9000 30000 7000 15000 125 0

60 97365 94146 14418 26936 9000 30000 7000 15000 125 0

61 82104 97365 12271 29314 10000 35000 7000 15000 125 0

62 95131 82104 12287 30273 9000 35000 7000 15000 125 0

63 94891 95131 14218 29710 9000 45000 8000 15000 125 0

64 98886 94891 12187 33533 9000 50000 8000 16000 125 0

65 98757 98886 12151 37216 10000 50000 7500 16000 125 0

66 95974 98757 13126 39250 10000 50000 7500 15500 125 0

67 92201 95974 14104 28191 10000 45000 7500 15500 125 0

68 99426 92201 14075 25161 9000 45000 8000 16000 125 0

69 104348 99426 15013 22249 9000 60000 8000 16000 125 0

70 108210 104348 16043 23316 10000 65000 8000 15000 125 0

71 109752 108210 16085 19924 10000 65000 8500 15000 125 0

72 107734 109752 17071 21124 9000 50000 8500 16000 125 1

73 38815 107734 5519 10565 8500 65000 7000 17000 125 1

74 40445 38815 5467 11614 8500 65000 7000 17000 125 1

75 39436 40445 5655 11863 8500 65000 7000 17000 125 1

76 40702 39436 5884 12571 8500 65000 7000 17000 125 1

77 41420 40702 6017 14100 8500 65000 7000 17000 125 1

78 41519 41420 5792 16121 8500 65000 7000 17000 125 1

79 42763 41519 5670 11853 8500 65000 7000 17000 125 1

80 43928 42763 6014 11731 8500 65000 7000 17000 125 1

81 42064 43928 6147 10799 8500 65000 7000 17000 125 1

82 42027 42064 6371 9693 8500 65000 7000 17000 125 1

83 42071 42027 5951 10576 8500 65000 7000 17000 125 1

84 37812 42071 5942 9372 8500 65000 7000 17000 125 1

Sumber: Data Estimasi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2007

(Data Diolah)


(5)

Tabel Lampiran 4. Rekapitulasi Data Diolah untuk Model Permintaan Benih Ikan

Nila Ukuran 3-5 cm (Januari 2000 s.d. Desember 2006)

No. Qd Qd-t Qa Qc Qp Pa Pc Pd Pp Pl Dm

1 96985 94725 12094 24291 12336 80000 14000 5000 6000 125 0

2 106141 96985 11006 24188 11226 90000 21000 6000 6000 125 0

3 98967 106141 9237 22905 9422 85000 27500 7000 6000 125 0

4 77749 98967 11906 21036 12145 80000 27500 9000 6000 75 0

5 84547 77749 12182 26082 12425 75000 27500 7500 6000 75 0

6 70433 84547 11685 26106 11919 60000 27500 7500 6000 75 0

7 98026 70433 10654 26843 10867 75000 27500 7500 6000 75 0

8 63799 98026 13838 29430 14115 80000 27500 7500 6000 75 0

9 76392 63799 12590 23131 12842 90000 21000 7000 6000 75 0

10 84380 76392 12788 23362 13043 80000 21000 6000 6000 75 0

11 74509 84380 12630 23711 12882 75000 21000 6000 6000 75 0

12 106554 74509 14892 19918 15190 85000 21000 6000 6000 75 0

13 85248 106554 12512 25128 12763 85000 28000 6000 6000 75 0

14 88278 85248 11620 22998 11852 80000 25000 6000 6000 75 0

15 86429 88278 12366 25231 12614 85000 25000 7000 6000 75 0

16 83318 86429 10331 24024 10537 100000 20000 7500 6000 80 0

17 81120 83318 9400 24359 9588 80000 20000 6000 6000 80 0

18 83119 81120 11498 23091 11728 80000 18000 6000 6000 80 0

19 86030 83119 13551 25162 13822 90000 15000 6000 6500 80 0

20 88488 86030 15551 27313 15862 80000 11000 6500 6500 75 0

21 89476 88488 16598 29132 16930 95000 12000 7000 6000 75 0

22 98672 89476 12513 25421 12764 100000 15000 7000 6500 80 0

23 95562 98672 12522 24752 12772 80000 14000 6000 6000 80 0

24 94567 95562 11539 23393 11770 85000 15000 7500 6000 80 0

25 92951 94567 12929 26245 13575 85000 8000 10000 6000 125 0

26 93137 92951 12837 26186 13479 90000 8000 10000 6000 125 0

27 93859 93137 12965 25987 13613 100000 6500 15000 7000 125 0

28 96475 93859 13155 25913 13813 60000 7000 15000 7000 123 0

29 93888 96475 13317 25274 13983 75000 7000 15000 7000 100 0

30 93128 93888 13056 20651 13709 70000 7000 15000 6000 100 0

31 92010 93128 13043 20165 13695 65000 8000 7000 5000 125 0

32 89863 92010 13221 22879 13882 60000 8000 7000 5000 125 0

33 91879 89863 13042 28142 13694 50000 6000 7000 5000 125 0

34 92838 91879 13045 30440 13697 50000 6000 7000 7000 125 0

35 93034 92838 12947 29081 13594 75000 8000 7000 7000 150 0

36 92106 93034 12690 31530 13324 100000 10000 10000 8000 150 0

37 93878 92106 15356 26675 16277 90000 8000 10000 8000 125 0

38 92879 93878 13283 26594 14080 95000 8000 7500 8000 125 0

39 92845 92879 12272 24548 13008 80000 8000 7500 7000 125 0

40 93857 92845 13286 25561 14083 85000 7000 8000 7000 125 0

41 92452 93857 13317 27739 14116 85000 7000 8000 7000 100 0

42 93602 92452 12312 29718 13051 90000 7500 8500 8000 100 0

43 93942 93602 9182 29589 9733 85000 7500 9000 8000 125 0

44 94877 93942 13275 26600 14072 80000 7500 10000 7000 125 0

45 92868 94877 14293 24526 15151 90000 8000 8500 7000 125 0


(6)

No. Qd Qd-t Qa Qc Qp Pa Pc Pd Pp Pl Dm

47 94912 93934 14289 25505 15147 95000 10000 10000 7000 150 0

48 96981 94912 13270 29324 14066 100000 9000 9500 7000 150 0

49 94539 96981 15725 30744 16747 100000 9000 10000 8000 125 0

50 98564 94539 13749 29587 14642 100000 9000 11000 8000 125 0

51 98691 98564 14759 27680 15719 100000 10000 11000 8000 125 0

52 99449 98691 11644 28680 12401 100000 7500 10000 6500 125 0

53 101677 99449 13698 21192 14588 120000 7500 9000 6000 125 0

54 99556 101677 10665 27738 11358 80000 7500 9000 6000 125 0

55 98295 99556 13732 27767 14625 80000 7500 10000 7500 125 0

56 99245 98295 12602 29772 13421 80000 8000 10000 7500 125 0

57 95563 99245 13644 30829 14530 80000 8000 10000 8000 125 0

58 97782 95563 15752 29820 16776 30000 7000 9000 7000 125 0

59 98853 97782 13696 20414 14586 30000 7000 9000 7000 125 0

60 102233 98853 14706 27744 15662 30000 7000 9000 7000 125 0

61 87851 102233 12516 30487 7009 35000 7000 10000 7000 125 0

62 101790 87851 12533 31484 7018 35000 7000 9000 7000 125 0

63 101533 101790 14502 30898 8121 45000 8000 9000 7000 125 0

64 105808 101533 12431 34874 6961 50000 8000 9000 7000 125 0

65 105670 105808 12394 38705 6941 50000 7500 10000 6500 125 0

66 102692 105670 13389 40820 7498 50000 7500 10000 6500 125 0

67 98655 102692 14386 29319 8056 45000 7500 10000 7000 125 0

68 106386 98655 14357 26167 8040 45000 8000 9000 7000 125 0

69 111652 106386 15313 23139 8575 60000 8000 9000 7500 125 0

70 115785 111652 16364 24249 9164 65000 8000 10000 7500 125 0

71 117435 115785 16407 20721 9188 65000 8500 10000 7000 125 0

72 115275 117435 17412 21969 9751 50000 8500 9000 7000 125 0

73 50460 115275 5629 11093 6023 65000 7000 8500 8500 125 1

74 52579 50460 5576 12195 5967 65000 7000 8500 8500 125 1

75 51267 52579 5768 12456 6172 65000 7000 8500 8500 125 1

76 52913 51267 6002 13200 6422 65000 7000 8500 8500 125 1

77 53846 52913 6137 14805 6567 65000 7000 8500 8500 125 1

78 53975 53846 5908 16927 6321 65000 7000 8500 8500 125 1

79 55592 53975 5783 12446 6188 65000 7000 8500 8500 125 1

80 57106 55592 6134 12318 6564 65000 7000 8500 8500 125 1

81 54683 57106 6270 11339 6709 65000 7000 8500 8500 125 1

82 54635 54683 6498 10178 6953 65000 7000 8500 8500 125 1

83 54692 54635 6070 11105 6495 65000 7000 8500 8500 125 1

84 49156 54692 6061 9841 6485 65000 7000 8500 8500 125 1

Sumber: Data Estimasi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Sukabumi 2007

(Data Diolah)