Penentuan gula reduksi terlarut pada sampel

35

5. Penentuan Asam Lemak Bebas Sudarmadji et al. 1997

Bahan diaduk merata dan dalam keadaan cair pada saat diambil contohnya. Bahan ditimbang sebanyak 28,2 gram dalam Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 50 ml alkohol netral yang panas dan 2 ml indikator phenolphthalein PP. dilanjutkan dengan titrasi menggunakan larutan 0,1 N NaOH sampai berwarna merah jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik. Asam lemak bebas ALB dinyatakan sebagai ALB: ALB=

6. Pengukuran tekstur Sumarmono et al. 2007

Pengukuran tekstur gula kelapa cetak dilakukan dengan menggunakan pnetrometer. Pengukuran tekstur dimaksudkan untuk mengetahui kekerasan gula kelapa cetak. Disiapkan penetrometer pada tempat yang datar dan dipasang universal cone pada tempatnya. Setelah itu, ditambahkan pemberat 150 g pada penetrometer, dicatat jumlah berat needle + test rod + pemberat. Berat needle dan test rod masing-masing adalah 2,5 g dan 47,5 g. Disiapkan sampel gula dengan diletakkan pada dasar penetrometer, kemudian penetrometer diatur sedemikian rupa sehingga permukaan sampel tepat bersinggungan dengan ujung universal cone dan jarum pada skala yang menunjukkan angka 0. Kemudian ditekan tuas penetrometer selama 10 detik, dibaca skala yang menunjukkan kedalaman penetrasi universal cone ke dalam sampel. Perhitungan: Keempukan tekstur mmgdt = b : a : t Keterangan: a = bobot needle + test rod + pemberat g b = skala kedalaman penetrasi sampel mm t = waktu pengujian dt

7. Kad ar β-karoten HPLC AOAC 2005

a Persiapan sampel Sampel ± 1 gram dihancurkan dan diekstrak dengan heksan dan aseton 1:1 kemudian disaring menggunakan corong Buchner dalam kondisi vakum. Filtrat yang dihasilkan dimasukkan kedalam tabung reaksi untuk dikeringkan dengan N 2 . Filtrat yang sudah dikeringkan ditambah 4 ml KOH 5 dan methanol dan selanjutnya dikocok selama 30 menit dan diaerasi selama 30 menit. Ekstrak dipanaskan dalam penangas air pada suhu 60 C selama 30 menit, kemudian ekstrak ditambah 4 ml air bebas ion dan 8 ml heksan. Ulangi langkah tersebut dengan penambahan 4 ml air bebas ion dan 6 ml heksan kemudian dikocok 1 menit dan lapisan teratas ekstrak diambil dan dikumpulkan. Filtrat yang diperoleh selanjutnya disentrifuse dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit. Fase organic dipindahkan dan dikeringkan dengan N 2 . Residu kering ditambah 5 ml CHCl 3 5 dalam methanol selanjutnya dikeringkan dan diaerasi selama 30 menit. Ekstrak selanjutnya didiamkan dalam pendingin bersuhu -20 C selama 12 jam lalu 36 dikeringkan dengan N 2 . Residu kering ditambah 2 ml asetonitril ACN : dikhloromethan : methanol 65:30:5 sebagai fase gerak. Standar -karoten dicampurkan dalam petroleum ether, dievaporasi dan dicampurkan dengan dikhlorometan. Konsentrasi standar ditunjukkan secara spektrofotometri menggunakan koefisien ekstensi molar Etem 1 = 2530. Konsentrasi yang berbeda digunakan untuk analisa HPLC dan memplot grafik standar. Koefisien korelasi dihitung untuk menaksir kelinieran diantara konsentrasi standard dan puncak areagrafik. Sampel diencerkan untuk diinjeksikan dan pemisahan. Analisa dihubungkan dengan rata-rata aliran pelarut pada 1,5 ml per menit dengan sensitivitas detektor AUES 0,02 dan standar gelombang 450 nm menggunakan rumus: Kadar -karotenppm = x konsentrasi standar x fp b Persiapan standar -karoten AOAC 2005 Sejumlah 1 mg kristal -karoten ditimbang dalam tabung reaksi yang ditutup alufo, selanjutnya dilarutkan dengan sempurna dalam 2 ml chloroform CHCl 3 HPLC, kemudian diencerkan dengan 6 ml methanol MeOH HPLC. Selanjutnya diambil 0,5 ml dan diencerkan 10 kali dengan methanol:asetonitril 1:1. Larutan hasil pengenceran selanjutnya diukur absorbansinya pada panjang gelombang 450 nm dengan blanko methanol:asetonitril 1:1 menggunakan spektrofotometer. Konsentrasi -karoten dalam larutan tersebut dapat dihitung berdasarkan nilai E 1 1 cm, yaitu absorbansi dari 1 larutan -karoten 10 mgml, 10µgµ L pada panjang gelombang 450 nm menggunakan kuvet 1 cm, sebagai berikut: 10 mgml Konsentrasi -karoten semu - 2600 Absorbansi pada 450 nm Keterangan: 2600 = nilai E 1 1 cm untuk 1 larutan -karoten pada panjang gelombang 450 nm Selanjutnya sejumlah 20 µL dari larutan encer tersebut diinjeksikan ke dalam HPLC dengan fase mobil asetonitril ACN : diklorometan: methanol 65μγ0μ5 untuk mendapatkan kemurnian all trans -karoten pada 450 nm. Dari persen kemurnian tersebut dapat diperoleh konsentrasi -karoten yang sebenarnya yaitu dengan cara mengalikan persen kemurnian dengan konsentrasi -karoten semu. Larutan -karoten selanjutnya disimpan pada suhu -20 C dan dihindarkan dari cahaya. 8. Rendemen Rendemen dihitung berdasarkan ratio jumlah gula yang dihasilkan gram, terhadap total nira ml dinyatakan dalam persen. Luasan puncak sampel Luasan puncak standar