METODE PENELITIAN Product development of coconut palm sugar enriched with CPO and RPO as alternative food to overcome vitamin a deficiency

32 Keterangan: = yang diteliti = tidak diteliti Gambar 10 Kerangka pemikiran Diet rendah vitamin A KVA Fortifikasi Pangan Diversifikasi Pangan Suplementasi Vehicle Fortifikan Produk olahan Gula kelapa: Kecap, Dodol,nopia Mak.Tradisional β-karoten Retinyl Palmitat Retinyl asetat Gula Kelapa Tinggi Provitamin A Gula Kelapa MSM RPO, CPO Peningkatan Asupan Metabolisme Strategi penanggulangan Status Vitamin A: Retinol Serum Retinol Hati Imunitas: Konsentrasi IgG 33 Metode Analisis 1. Kadar Air AOAC 1970 Cawan dikeringkan dalam oven selama 30 menit, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sampel yang telah dihaluskan sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang. Cawan berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 4 jam. Setelah itu didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Pengeringan dilakukan sampai berat konstan. Kadar air dihitung dengan rumus sebagai berikut : Kadar Air bb = Keterangan: A : berat cawan gram B : berat cawan dan sampel sebelum dikeringkan gram C : berat cawan dan sampel setelah dikeringkan sampai konstan gram

2. Kadar Gula Reduksi Metode Nelson-Somogyi Sudarmadji et al.

1997 a. Pembuatan Kurva Standar Larutan kurva standar dibuat dengan konsentrasi 10 mg glukosa anhidrat100 ml, kemudian dari larutan standar tersebut dilakukan pengenceran sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 mg100 ml. Disiapkan tabung reaksi yang bersih dan diisi dengan 1 ml larutan glukosa standard dan satu tabung sisanya dengan 1 ml akuades sebagai blanko. Masing-masing tabung ditambah 1 ml reagen Nelson dan dipanaskan pada penangas air mendidih selama 20 menit. Setelah waktu tercapai maka tabung segera didinginkan. Setelah dingin 25 ° C, masing-masing tabung ditambah 1 ml reagen arsenomolibdat, dikocok sampai semua endapan Cu2O larut sempurna. Kemudian ditambah 7 ml aquades, dikocok sampai homogen, kemudian masing-masing larutan ditera Optical Density OD pada panjang gelombang 540 nm. Dibuat kurva standar yang menunjukan hubungan antara OD dengan konsentrasi glukosa.

b. Penentuan gula reduksi terlarut pada sampel

Larutan sampel disiapkan sekitar 2 gram100 ml, di-shaker selama 30 menit. Setelah itu disentrifus selama 15 menit. Diambil supernatannya lalu diencerkan sesuai kebutuhan. Diambil 1 ml hasil pengenceran dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah 1 ml pereaksi Nelson. Dipanaskan dengan penangas air selama 20 menit. Tabung reaksi diambil dan segera didinginkan dalam gelas yang berisi air dingin. Setelah dingin, ditambahkan 1 ml reagensia arsenomolibdat, kemudian dikocok sampai semua endapan CuO2 yang ada larut kembali, lalu ditambahkan 7 ml aquades. Kadar gula reduksi ditentukan berdasarkan Optical Density OD masing-masing larutan tersebut pada panjang gelombang 540 nm. Kadar gula reduksi dihitung dengan rumus : 34 Kadar gula reduksi bb = Kadar gula reduksi bk = Keterangan: X : Konsentrasi glukosa dari kurva standar B : Berat sampel awal mg

3. Kadar Gula Total Metode Nelson-Somogyi Apriyantono et al.

1989 Membuat larutan standar dengan cara yang sama seperti pada kurva standar gula reduksi. Kemudian membuat larutan gula 2 gram dalam 100 ml akuades. Larutan disaring menggunakan kertas saring. Filtrat diambil sebanyak 25 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer ditambah 15 ml akuades dan 5 ml HCl. Kemudian dipanaskan di atas penangas air pada suhu 67-70ºC. Kemudian didinginkan secepatnya sampai suhu 20ºC. Larutan tersebut dinetralkan dengan NaOH 45 kemudian ditambahkan akuades sampai volume 100 ml larutan A. Selanjutnya ambil 1 ml larutan dan diencerkan dalam labu ukur 100 ml larutan B. Ambil 1 ml dari larutan B ke dalam tabung reaksi dan lakukan seri pengenceran 50, 100, 250, 500, diberi pereaksi Nelson dan didihkan selama 20 menit. Setelah 20 menit, dinginkan tabung dan beri reagen arsenomolybdat 1 ml + 7 ml aquades kemudian divortek. Selanjutnya ditentukan absorbansinya dengan spektrofotometer dan dihitung nilai gula totalnya. Kadar gula reduksi bb = Kadar gula reduksi bk = Keterangan: X : Konsentrasi glukosa dari kurva standar B : Berat sampel awal mg

4. Kadar lemak dengan metode Soxhlet AOAC 1975 dalam

Sudarmadji et al. 1997 Labu penampung dan alat ekstraksi soxhlet dibersihkan dan dikeringkan. Ditimbang sebanyak 2 gram sampel, dibungkus dengan kertas saring kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100°C selama 1 jam, kemudian ditimbang Y. Sampel tersebut dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet yang dipasang diatas penangas air dan dihubungkan dengan pendingin tegak. Petroleum ether dimasukkan melalui lubang pendingin sampai setengah dari alat soxhlet seluruh sampel dalam keadaan tercelup. Sampel diekstraksi selama 4 jam sampai petroleum ether yang ada jernih. Erlenmeyer yang telah mengandung lemak kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100°C, selama 1 jam dan didinginkan selama 30 menit kemudian ditimbang Z. Kadar lemak bk = 35

5. Penentuan Asam Lemak Bebas Sudarmadji et al. 1997

Bahan diaduk merata dan dalam keadaan cair pada saat diambil contohnya. Bahan ditimbang sebanyak 28,2 gram dalam Erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 50 ml alkohol netral yang panas dan 2 ml indikator phenolphthalein PP. dilanjutkan dengan titrasi menggunakan larutan 0,1 N NaOH sampai berwarna merah jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik. Asam lemak bebas ALB dinyatakan sebagai ALB: ALB=

6. Pengukuran tekstur Sumarmono et al. 2007

Pengukuran tekstur gula kelapa cetak dilakukan dengan menggunakan pnetrometer. Pengukuran tekstur dimaksudkan untuk mengetahui kekerasan gula kelapa cetak. Disiapkan penetrometer pada tempat yang datar dan dipasang universal cone pada tempatnya. Setelah itu, ditambahkan pemberat 150 g pada penetrometer, dicatat jumlah berat needle + test rod + pemberat. Berat needle dan test rod masing-masing adalah 2,5 g dan 47,5 g. Disiapkan sampel gula dengan diletakkan pada dasar penetrometer, kemudian penetrometer diatur sedemikian rupa sehingga permukaan sampel tepat bersinggungan dengan ujung universal cone dan jarum pada skala yang menunjukkan angka 0. Kemudian ditekan tuas penetrometer selama 10 detik, dibaca skala yang menunjukkan kedalaman penetrasi universal cone ke dalam sampel. Perhitungan: Keempukan tekstur mmgdt = b : a : t Keterangan: a = bobot needle + test rod + pemberat g b = skala kedalaman penetrasi sampel mm t = waktu pengujian dt

7. Kad ar β-karoten HPLC AOAC 2005

a Persiapan sampel Sampel ± 1 gram dihancurkan dan diekstrak dengan heksan dan aseton 1:1 kemudian disaring menggunakan corong Buchner dalam kondisi vakum. Filtrat yang dihasilkan dimasukkan kedalam tabung reaksi untuk dikeringkan dengan N 2 . Filtrat yang sudah dikeringkan ditambah 4 ml KOH 5 dan methanol dan selanjutnya dikocok selama 30 menit dan diaerasi selama 30 menit. Ekstrak dipanaskan dalam penangas air pada suhu 60 C selama 30 menit, kemudian ekstrak ditambah 4 ml air bebas ion dan 8 ml heksan. Ulangi langkah tersebut dengan penambahan 4 ml air bebas ion dan 6 ml heksan kemudian dikocok 1 menit dan lapisan teratas ekstrak diambil dan dikumpulkan. Filtrat yang diperoleh selanjutnya disentrifuse dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit. Fase organic dipindahkan dan dikeringkan dengan N 2 . Residu kering ditambah 5 ml CHCl 3 5 dalam methanol selanjutnya dikeringkan dan diaerasi selama 30 menit. Ekstrak selanjutnya didiamkan dalam pendingin bersuhu -20 C selama 12 jam lalu