Waktu dan Tempat Metode Pengumpulan Data

45 Gambar 8. Peta wilayah administrasi Kabupaten Bengkalis 46 3.3 Analisis Data 3.3.1 Produksi Perikanan Untuk melakukan analisis komponen biologi, data time series hasil tangkapan catch dan effort sumberdaya perikanan di Kabupaten Bengkalis selama 18 tahun 1985-2002 diperoleh dari Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I Riau. Mengingat data yang diperoleh dari tersebut bersifat agregat, maka dilakukan dekomposisi untuk menentukan hasil tangkapan catch dan effort untuk jenis alat tertentu yang dioperasikan di perairan Kabupaten Bengkalis. Dekomposisi dilakukan dengan memilih alat tangkap yang dominan yaitu pukat pantai, jaring insang hanyut dan jermal, sedangkan spesies perikanan demersal yang dipilih adalah spesies ikan demersal yang dominan dan bernilai ekonomis yaitu ikan bawal hitam, bawal putih dan senangin. Proses disagregasi dan dekomposisi juga dilakukan untuk melihat proporsi hasil tangkapan untuk ketiga spesies dan alat yang digunakan. Teknik kalibrasi dilakukan dengan cara menentukan rataan geometrik dari proporsi ikan demersal yang ditangkap. Data time series hasil tangkapan dan upaya catch and effort selama delapan belas tahun yang dikumpulkan, dijadikan basis untuk perhitungan kurva yield-effort dengan menggunakan perangkat lunak software SHAZAM. Dengan mempertimbangkan produksi perikanan demersal terhadap total produksi perikanan Kabupaten Bengkalis, maka untuk menghitung proporsi hasil tangkapan ikan bawal hitam, bawal putih dan kurausenangin terhadap total tangkap dari alat tangkap pukat pantai, jaring insang hanyut dan jermal ditentukan berdasarkan rumus berikut: ∏ = − = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ + = m t n pt bt it i h h h h 1 1 1 3 , 2 , 1 3.1 Dengan diketahuinya proporsi ini, maka akan diketahui data disagregasi terhadap ketiga spesies ikan demersal tersebut terhadap total alat tangkap. Proses dekomposisi untuk menentukan produksi perikanan demersal perairan 47 Selat Malaka Kabupaten Bengkalis ini dilakukan dengan proses perhitungan melalui persamaan berikut: it ij ijt h h φ = 3.2 1 1 3 1 − = ∏ ∑ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = n t i ij ij h h φ 3.3 Jadi hasil tangkapan spesies i oleh alat tangkap j pada periode t adalah sebagai berikut: it n t i ij ijt h h h h 1 1 3 1 ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = − = ∏ ∑ 3.4 Sehingga total produksi perikanan demersal setelah dekomposisi adalah sebagai berikut: ∑∑ = i j ijt t h hD 3.5 Teknik ini adalah modifikasi dari teknik yang sama yang telah dilakukan oleh Watson et al. 2001. Penjelasan dari keseluruhan proses persamaan di atas adalah sebagai berikut: Jika dimisalkan bahwa catch dari spesies i oleh alat tangkap j pada periode t sebagai h ijt , maka persamaan 3.4 menggambarkan bahwa h ijt adalah proporsional terhadap jumlah spesies i yang diproduksi secara total pada priode t. Untuk menentukan proporsi yang tepat, maka digunakan rataan geometrik antara rasio dari hasil tangkapan spesies i oleh alat tangkap j dengan total hasil tangkapan dari spesies i sebagaimana diperlihatkan pada persamaan 3.5 yang merupakan penjumlahan hasil tangkapan dari spesies i oleh seluruh alat tangkap j.

3.3.2 Standarisasi Effort

Mengingat beragamnya alat tangkap yang beroperasi di wilayah penelitian, maka untuk mengukur dengan satuan yang setara, dilakukan