Produksi Perikanan TINJAUAN PUSTAKA

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Produksi Perikanan

Analisis data hasil tangkapan ikan di Kabupaten Bengkalis dilakukan terhadap 3 spesies ikan demersal yaitu ikan bawal hitam Formio niger, bawal putih Pampus argenteus dan kurausenangin Eleutheronema sp. Deskripsi dari ketiga ikan demersal tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1. Data produksi ikan demersal yang digunakan dalam analisis di Kabupaten Bengkalis dari tahun 1985-2002 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Data produksi ikan demersal yang digunakan dalam analisis Produksi Ton No. Tahun Bawal Hitam Bawal Putih Senangin Total 1. 1985 114.27 148.83 316.98 580.09 2. 1986 121.83 185.31 339.46 646.61 3. 1987 127.68 208.06 370.08 705.82 4. 1988 156.13 182.78 394.06 732.97 5. 1989 184.17 193.04 426.62 803.83 6. 1990 181.21 217.60 461.29 860.10 7. 1991 190.53 188.78 405.34 784.64 8. 1992 209.97 220.50 447.52 877.99 9. 1993 223.12 248.53 436.39 908.04 10. 1994 217.12 228.05 565.98 1 011.16 11. 1995 190.41 235.58 582.57 1 008.57 12. 1996 210.66 284.01 495.56 990.23 13. 1997 271.11 292.23 554.28 1 117.62 14. 1998 277.30 298.98 607.35 1 183.63 15. 1999 210.15 301.30 547.49 1 058.94 16. 2000 240.30 333.52 538.32 1 112.14 17. 2001 251.09 318.09 609.66 1 178.84 18. 2002 221.67 343.07 907.52 1 472.25 Rata-rata 199.93 246.01 500.36 915.36 Sumber Data Olahan dari : Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tk I Riau 1986-2003 85 Produksi dari ketiga spesies ikan demersal tersebut dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 16. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 19 85 19 86 19 87 19 88 19 89 19 90 19 91 19 92 19 93 19 94 19 95 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 Tahun P ro d u ksi T o n Bawal Hitam Bawal Putih Senangin Gambar 16. Grafik data produksi ikan demersal yang digunakan dalam analisis Produksi rata-rata tertinggi berturut-turut adalah ikan senangin 500.36 ton, bawal putih 246.01 ton dan bawal hitam 199.93 ton. Dari tahun ke tahun hasil tangkapan dari ketiga spesies juga memperlihatkan trend yang meningkat. Kenaikan yang terus menerus ini akan menjadi masalah dalam analisis time series . Untuk menentukan apakah data bersifat trending non stationary, maka dilakukan analisis stationary dengan uji Dickey Fuller serta handling data yang bersifat trending dengan menggunakan teknik co-integration. Hasil analisis dari data hasil tangkapan dari masing-masing alat tangkap yang digunakan pukat pantai, jaring insang hanyut dan jermal dapat dilihat pada Lampiran 2. Dari hasil analisis tersebut terlihat bagaimana share hasil tangkapan dari masing-masing alat tangkap tersebut terhadap ikan bawal hitam, bawal putih dan kurosenangin. Untuk lebih jelasnya hasil tangkapan dari masing-masing alat dapat dilihat pada Gambar 17. Dari gambar tersebut terlihat bahwa sepanjang tahun 86 pengamatan alat tangkap yang memiliki hasil tangkapan tertinggi adalah jaring insang hanyut dan yang terendah adalah pukat pantai. - 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 Tahun P roduk s i Ton Pukat Pantai Jaring Insang hanyut Jermal Gambar 17. Hasil tangkapan dari masing-masing alat tangkap yang digunakan dalam analisis

5.2 Standarisasi Unit Effort