113
5.9 Analisis Dinamis
Sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya alam yang bersifat dinamis, demikian juga gangguan terhadap keseimbangan sistem yang terjadi
pada sumberdaya tersebut baik berupa hubungan langsung antara catch dan effort
maupun hubungan tidak langsung antara keduanya merupakan sistem yang bersifat dinamis. Untuk itu perlu dilakukan analisis dinamis untuk melihat
interaksi antara komponen-komponen tersebut. Dengan menggunakan parameter biologi dan ekonomi, yaitu nilai r, K, q,
harga p dan biaya c yang telah dihitung sebelumnya, maka dihasilkan trajektori dinamis antara effort dan biomass seperti terlihat pada Gambar 39
berikut.
Gambar 39. Trajektori effort dan biomas
Gambar 39 memperlihatkan hubungan timbal balik antara effort dan biomass sepanjang waktu, trajektorinya membentuk pola dump occilation. Pada
awal periode, ketika tingkat effort masih rendah level biomass relatif tinggi. Ketika kemudian effort mengalami peningkatan biomass mengalami penurunan
sampai kemudian mencapai steady state pada t 90. Tingkat steady state effort
114 akan dicapai pada t yang relatif lebih kecil. Selanjutnya analisis phase plane
disajikan pada Gambar 40.
Gambar 40. Analisis phase plane effort dan biomass
Dari gambar terlihat bahwa phase plan antara upaya dan biomass memiliki keseimbangan stable focus dimana keseimbangan sistem akan dicapai
dengan melalui penyesuaian antara upaya dan biomass. Artinya, peningkatan biomass hanya bisa dicapai jika upaya dikurangi. Hal ini menunjukkan bahwa
apabila tingkat upaya yang ada melebihi kapasitas optimum mengakibatkan keseimbangan akan dapat dicapai dalam kurun waktu yang relatif lama pada saat
biomass sudah mengalami penurunan.
5.10 Rezim Pengelolaan
Perbandingan rezim pengelolaan sumberdaya perikanan pada kondisi maximum economic yield
MEY, maximum sustainable yield MSY dan open access
untuk biomass, upaya, produksi dan rente ekonomi dapat dilihat pada Gambar 41 dan 42. Proses perhitungan pengelolaan optimal pada ketiga kondisi
tersebut, dapat dilihat pada Lampiran 9.
115
100 200
300 400
500 600
700 800
B io
m ass
10 T o
n
MEY MSY
Open acces Rezim Pengelolaan
Gambar 41. Rezim pengelolaan biomass
- 50
100 150
200 250
300 350
400 450
MEY MSY
Open acces
Rezim Pengelolaan
P ro
duk si
1 Ton
- 1,000
2,000 3,000
4,000 5,000
6,000 7,000
8,000 9,000
R ente
E kono
mi R
p J u
ta
Effort Produksi
Rente Ekonomi
Gambar 42. Rezim pengelolaan effort, produksi dan rente ekonomi
Gambar 41 memperlihatkan bahwa biomass tertinggi terdapat pada kondisi maximum economic yield MEY 7
l 320.1 ton dan terendah pada
kondisi open acces 3 l
098.6 ton. Selanjutnya pada Gambar 42 memperlihatkan bahwa pada kondisi maximum economic yield MEY menghasilkan input
effort yang jauh lebih kecil yaitu 200 l
960 trip dari solusi open acces 401 l
930 trip serta maximum sustainable yield MSY 274
l 720 trip. Di sisi lain solusi
116 MEY juga menghasilkan rente ekonomi yang paling tinggi sebesar
Rp 8.1 milyar dibandingkan dua rezim pengelolaan yang lain, rente pada kondisi MSY sebesar Rp 7.0 milyar sedangkan pada kondisi open access nilai rentenya
hampir mendekati nol.
5.11 Interaksi Mangrove dan Sumberdaya Perikanan