Setting dan Subyek Penelitian Faktor Yang DiTeliti Rancangan Penelitian

16

BAB III METODE DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VII D SMP Negeri I Doro Kabupaten Pekalongan dengan jumlah siswa 40 dengan 18 orang laki-laki dan 22 orang perempuan.

B. Faktor Yang DiTeliti

Faktor-faktor yang diteliti meliputi : 1. Faktor guru : yaitu kegiatan aktivitas guru selama KBM berlangsung seperti : menjelaskan, memberi pertanyaan, membagi kelompok kerja siswa, membagi tugas, memimpin diskusi, dan membimbing siswa dalam mengerjakan soal. 2. Faktor siswa : yaitu aktivitas siswa selama KBM berlangsung, seperti : mengamati, mengelompokkan menghitung, melakukan percobaan, mempresentasikan hasil percobaan, dan menarik kesimpulan.

C. Rancangan Penelitian

Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari empat siklus, tiap siklus sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat diberikan dalam rangka meningkatkan sikap dan hasil belajar siswa. Dari hasil observasi awal maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekosistem adalah melalui pendekatan kontekstual CTL dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas ini dalam 4 siklus. Setiap siklus merupakan suatu alur proses kegiatan yang meliputi perencanaan Planning, 17 pelaksanaan tindakan Acting, pengamatan Observing, dan refleksi reflecting. Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, sebelumnya perlu mengadakan persiapan-persiapan yang nantinya akan diperlukan dalam kegiatan penelitian. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini adalah : 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi biologi, kemudian bersama-sama guru tersebut menentukan bentuk pemecahan masalah berupa penerapan model pembelajaran kontekstual pada konsep ekosistem. 2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran membuat satuan pelajaran, rencana pembelajaran, LKS, menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum . 3. Menyususun instrumen dan lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa. 4. Menyusun soal tes 5. Melaksanakan uji coba soal pada kelas yang lain dengan jumlah soal 70 butir. 6. Menganalisis hasil uji coba soal yang meliputi : validitas soal, reliabilitas soal, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas butir soal ditentukan tehnik korelasi product moment angka kasar Arikunto, 2001 Dalam hal ini untuk mengetahui validitas instrumen digunakan rumus : Keterangan : r xy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y ] ][ [ 2 2 2 2 ΣΥ − ΝΣΥ ΣΧ − ΝΣΧ ΣΥ Χ ∑ − ΝΣΧΥ = Γ ΧΥ 18 X : Skor tiap butir soal Y : Skor total yang benar dari tiap subyek N : Jumlah Subyek Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah : - Antara 0,801 sampai 1,00 = sangat tinggi - Antara 0,601 sampai 0,800 = tinggi - Antara 0,401 sampai 0,600 = cukup - Antara 0,201 sampai 0,400 = rendah - Antara 0,000 sampai 0,200 = sangat rendah Arikunto,2001 b. Reliabilitas Suatu tes mempunyai relibilitas tinggi jika tes tersebut dapat memberi hasil yang tetap. Reliabilitas suatu tes dapat dihitung dengan treknik korelasi KR – 21 yang rumusnya sebagai berikut : Keterangan : r 11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan n : Banyaknya item m : Mean skor total s²t : Varian total Interpretasi mengenai besarnya koefisien ikorelasi adalah : - Antara 0,801 sampai 1,00 = sangat tinggi - Antara 0,601 sampai 0,800 = tinggi - Antara 0,401 sampai 0,600 = cukup - Antara 0,201 sampai 0,400 = rendah - Antara 0,000 sampai 0,200 = sangat rendah Arikunto,2001 ] 1 ][ 1 [ 2 1 . 1 t nS n n n Μ − Μ − − = Γ 19 c. Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran atau taraf kesukaran adalah presentasi jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar. Dengan mengetahui indeks kesukaran soal dapat diperoleh informasi tentang kekurangan soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Sehingga soal-soal yang terlalu mudah dan terlalu sulit disisihkan karena tidak memenuhi tingkat kesukaran yang memadai. Tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut : - Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang - Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Arikunto, 2001 d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yabg pandai berkemampuan tinggi Dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi disingkat D, yang dinyatakan dengan rumus : JS Β = Ρ Β Β Α Α Β − Β = J J D Β Α Ρ − Ρ = 20 Keterangan J : Jumlah peserta kelompok atas J A : Banyaknya peserta kelompok atas J N : Banyaknya peserta kelompok bawah B A : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab pertanyaan itu dengan benar B B : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab pertanyaan itu dengan benar P A = B A J A : Proporsi kelompok atas yang menjawab dengan benar P B = B B J B : Proporsi kelompok bawah yang menjawab dengan benar Klasifikasi daya pembeda soal sebagai berikut : D : 0,00 sampai 0,20 = jelek poor D : 0,21 sampai 0,40 = cukup satisfactory D : 0,41 sampai 0,70 = baik good D : 0,71 sampai 1,00 = baik sekali 7. Mengelompokkan siswa menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Yang termasuk kelompok atas adalah sebagian siswa yang tergolong pandai, sedang kelompok bawah siswa adalah sebagian siswa yang kurang pandai.

D. Pelaksanaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

0 14 135

Peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL): penelitian tindakan kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

2 3 135

Penagruh pendekatan contextual teaching laering (CTL) terhadap hasil bejaran biologi siswa kuasi Ekperimen di SMPN 1 Cisauk

0 7 208

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep perkembangbiakan tumbuhan melalui pendekatan kontekstual: penelitian tindakan kelas di MI Hidayatul Athfal Gunungsindur

0 19 141

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN EKOSISTEM DENGAN PENDEKATAN CTL PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN EKOSISTEM DENGAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAWIT.

0 1 14

PENDAHULUAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN EKOSISTEM DENGAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAWIT.

0 1 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN EKOSISTEM DENGAN PENDEKATAN CTL Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem Dengan Pendekatan CTL Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Tahun Ajaran 2006/2007.

0 0 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DENGAN P ENERAPAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DENGAN P ENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KARTASURA.

0 0 15