dan sebaliknya menurunnya permintaan karena menurunnya pendapatan. Ini berarti ada hubungan positif antara pendapatan dengan permintaan.
Perubahan pada variabel pendapatan rumah tangga akan menyebabkan terjadinya perubahan konsumsi atau permintaan tehadap barang-barang lainnya.
Misalkan suatu rumah tangga menerima pendapatan yang lebih besar, maka dapat diperkirakan bahwa rumah tangga tersebut akan mengkonsumsi lebih banyak
barang, pada kondisi harga barang tersebut tetap. Akibatnya secara keseluruhan untuk pasar dapat diperkirakan bahwa jumlah barang yang diminta akan lebih
banyak daripada permintaan sebelumnya atas barang tersebut pada tingkat harga yang sama.
Permintaan atas suatu barang, biasanya akan meningkat apabila variabel pendapatan juga mengalami peningkatan. Barang seperti ini disebut barang
normal. Namun, dalam praktek keseharian bisa saja yang terjadi merupakan kebalikannya yaitu jika pendapatan mengalami peningkatan tetapi permintaan atas
suatu barang justru mengalami penurunan. Barang seperti ini disebut sebagai barang inferior. Nicholson, 2001
3. Harga Barang Terkait : Substitusi dan Komplementer
Adanya perubahan harga barang lain juga akan menyebabkan perubahan permintaan. Dalam menggambarkan kurva permintaan selalu dianggap bahwa
harga barang itu sendiri yang berpengaruh terhadap jumlah barang yang diminta sedangkan harga barang terkait prices of related goods dianggap konstan.
Ada dua macam barang terkait yaitu barang substitusi dan barang komplementer. Kedua macam barang tersebut dapat didefinisikan dalam
kaitannya dengan perubahan harga terhadap permintaan akan sesuatu barang. Misalnya, ada 2 dua barang X dan Y. Jika barang X dan barang Y substitusi,
maka jika harga barang Y turun dan harga barang X tetap, kurva permintaan barang X akan bergeser kekiri atau ada penurunan permintaan. Contohnya: LPG
dan minyak tanah. Dengan perkataan lain hubungannya positif artinya kenaikan harga minyak tanah barang Y cenderung meningkatkan permintaan LPG barang
X dan sebaliknya. Sedangkan jika barang X dan barang Y komplementer, maka hubungannya negatif. Ini berarti bahwa jika harga barang Y naik cenderung akan
menurunkan permintaan akan barang X,dan sebaliknya. Contohnya kompor gas dengan LPG. Jika harga kompor gas meningkat maka permintaan LPG akan
menurun, dan sebaliknya kalau harga kompor gas menurun maka permintaan atas LPG meningkat.
Untuk variabel harga barang terkait substitusi maupun komplementer, perubahannya akan mengakibatkan perubahan terhadap konsumsi suatu barang.
Kenaikan harga barang substitusi dari suatu barang akan menyebabkan konsumsi terhadap barang tersebut mengalami peningkatan, sedangkan kenaikan harga
barang komplemennya akan menyebabkan konsumsi terhadap barang tersebut mengalami penurunan.
4. Selera atau Kebiasaan Konsumen
Selera atau kebiasaan juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang. Misalnya, selera wanita berubah, tidak menyukai rok mini lagi, ini akan berakibat
bergesernya kurva permintaan rok mini kekiri dalam. Begitu juga sebaliknya
kalau selera wanita terhadap rok mini meningkat maka kurva permintaan rok mini akan bergeser kekanan atas.
Para ekonom tidak banyak membicarakan peranan selera pada perubahan permintaan. Hal ini disebabkan karena para ekonom tidak mampu mendefinisikan
dan memberi tolak ukur terhadap selera serta tidak menjelaskan faktor-faktor apa yang menentukan selera. Ringkasnya, karena ada kesulitan dalam pengukuran dan
teori tentang perubahan selera maka dianggap bahwa selera konstan, walaupun sebenarnya tidak, khususnya kalau ada pengenalan produk baru di pasar
Iswardono, 1994.
5. Jumlah Penduduk