28
i Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan
bekerja sama dengan orang lain.
2.3 Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi iptek yang demikan pesat mengakibatkan inovasi pengetahuan begitu melimpah. Begitu banyaknya
pengetahuan baru sehingga beberapa ahli menyatakan orang tidak akan mampu mempelajari seluruhnya, walaupun dilakukan sepanjang hidupnya Hal ini
membawa konsekuensi dalam bidang pendidikan. Pendidikan tidak lagi dapat mengarapkan peserta didik untuk mempelajari seluruh pengetahuan. Karena itu
harus dipilih bagian - bagian esensial dan menjadi fondasinya. Disamping kecakapan hidup umum, kiranya perlu dikembangkan
pula kemampuan belajar bagaimana cara belajar learning how to learn dengan harapan dapat digunakan untuk untuk belajar sendiri, jika seseorang ingin
mengembangkan diri di kemudian hari. Perkembangan iptek yang cepat membuat pengetahuan yang saat ini dianggap mutakhir up to date, seringkali sudah
menjadi usang setelah peserta didik lulus. Dengan modal learning how to learn dan general life skill yang dimiliki mereka dapat mempelajari pengetahuan baru.
Pemahaman itulah yang mendasari konsep pendidikan berbasis luas broad based educationBBE, yaitu bahwa pendidikan mengoptimalkan potensi yang dimiliki
siswa sebagai bentuk syukur terhadap augerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Disamping itu pendidikan harus berdasarkan pada kebutuhan masyarakat secara
luas dengan menekankan pada penguasaan kecakapan hidup generic sebagai pondasi pengembangan diri lebih lanjut. Dengan demikian konsep pendidikan
29
berbasis luas berlaku di seluruh jenjang pendidikan, khususnya dijalur pendidikan persekolahan.
2.4 Kerangka Konseptual Pelaksanaan Program Pendidikan Kecakapan
Hidup Pra-Vokasional.
a. Persiapan
Persiapan pelaksanaan program Pendidikan Kecakapan Hidup Pra- vokasional terdiri dari langkah-langkah identifikasi kebutuhan, identifikasi
sumberdaya, penyusunan program, pengorganisasian pelaksana program, dan kesepakatan kerjasama dengan mitra program.
1 Identifikasi Kebutuhan Identiflkasi kebutuhan adalah kegiatan menginventarisasi jenis ketrampilan
yang diperlukan oleh siswa sesuai dengan potensi diri dan minat serta lingkungan sekitarnya. Cara mengidentifikasi kebutuhan antara lain melalui
wawancara untuk menggali keinginan siswa, observasi produk unggul daerah, dan survey pangsa pasar. Identiflkasi kebutuhan menghasilkan ketetapan
tentang jenis-jenis keterampilan yang sesuai dengan kondisi siswa dan masyarakat.
2 Identiflkasi Sumber Daya Identiflkasi
sumberdaya adalah kegiatan menginventarisasi dan
mengorganisasi segala bahan, alat, sarana, dana, dan fasilitator guru dan atau tenaga profesional serta mitra. Mitra adalah pihak lain yang dapat
membantu kegiatan program Pendidikan Kecakapan Hidup pra-vokasional,
30
baik dalam proses pelatihan, penyediaan bahan, sumber dana, tenaga pendidik, maupun dalam pemasaran produk.
3 Penyusunan Program. Penyusunan program adalah perancangan kegiatan pra-vokasional yang akan
dilakukan meliputi sosialisasi, orientasi, pembelajaran teori dan praktek, evaluasi dan tindak lanjut.
4 Pengorganisasian Pelaksana Program. Pengorganisasian pelaksana program meliputi penetapan struktur
organisasi, penetapan personil, pembagian tugas, dan mekanisme kerja.
Bagan 2.1
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP PRA-VOKASIONAL
adopsi Depdiknas,2005:6
Struktur diatas dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah. Deskripsi tugas penanggungjawab keseluruhan program
adalah kepala sekolah. Tugas dan fungsi kepala sekolah adalah menentukan
Penanggung Jawab
Ketua Program Komite
Sekolah
Sekretaris Guru Pelatihan
Bendahara
31
kebijakan penyelenggaraan program. Dalam hal menentukan kebijakan kepala sekolah diharapkan dapat: 1 Menetapkan program PKH pra-
vokasional yang mempunyai nilai pendidikan dan ekonomis berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan dan musyawarah; dan 2 Menentukan kebijakan yang
berkaitan dengan pelaksanaan program PKH pra – vokasional misalnya mengeluarkan SK Kepengurusan, mekanisme kerja, kesepakatan
kerjasama, perizinan, dan sebagainya. Ketua program adalah guru keterampilan yang memiliki kompetensi
sesuai dengan program yang dikembangkan. Tugas dan fungsi ketua program terdiri dari: 1 Mengkordinasikan semua kegiatan yang terlingkup
dalam program; 2 Memonitor pelaksanaan program; dan 3 Melaporkan perkembangan dan hasil pelaksanaan program.
Bendahara adalah
guru dan atau tata usaha sekolah yang ditunjuk
berdasarkan surat keputusan kepala sekolah sebagai penanggung-jawab program. Tugas dan fungsi bendahara adalah mengelola keuangan.
Guru pelatihan adalah guru dan atau tenaga professional yang kompeten dalam bidang keterampilan yang dikembangkan. Tugas dan fungsi guru
pelatihan dalam pelaksanaan program PKH sekolah meliputi: 1 Merancang kegiatan pembelajaran; 2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran; dan 3
Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. Sekretaris adalah guru dan atau tata usaha sekolah yang ditunjuk berdasarkan surat keputusan kepala sekolah
sebagai penanggungjawab program. Tugas dan fungsi sekretaris adalah mengelola kegiatan kesekretariatan. Komite Sekolah bertugas: 1
32
Memberikan informasi tentang jenis-jenis potensi alam, keterampilan yang berkembang di daerahnya, tenaga professional, dan sarana - prasarana dari
lingkungan sekitar sekolah; 2 Mengupayakan dana dari sumber lain; 3 Membantu kerjasama antara sekolah dengan pihak-pihak terkait.
5 Kesepakatan Kerjasama dengan Mitra. Mitra adalah individu dan atau lembaga yang berpotensi untuk memfasilitasi
keberlangsungan program. Mitra yang sangat diutamakan adalah mereka yang berada di sekitar sekolah sehingga turut bertanggung jawab dalam
peningkatan mutu dan relevansi program yang diselenggarakan. Sebelum program PKH pra-vokasional dilaksanakan, perlu dibuat kesepakatan
kerjasama antara sekolah dengan mitra yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak.
6 Penjaringan Peserta Program. Penjaringan siswa merupakan kegiatan menghimpun peserta program PKH
pra-vokasional. Penjaringan dimaksudkan untuk mengidentifikasi siswa yang: 1 berlatarbelakang keluarga prasejahtera dan sejahtera I; 2
berminat mengikuti program; dan 3 berpotensi terancam putus sekolah, serta diprediksi tidak melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.Langkah penjaringan siswa dilakukan sebagai berikut: 1 memberi pengumuman kepada siswa di sekolah , baik secara lisan maupun tertulis
brosur; 2 memberi surat pemberitahuan kepada orang tua siswa; dan 3 pendaftaran calon peserta
.
33
b. Sosialisasi